Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Analisis Psikologis Seo Se Hyun di Drakor Hunter with a Scalpel

cuplikan drakor Hunter with a Scalpel (instagram.com/xplusu.series)
Intinya sih...
  • Seo Se Hyun memiliki high-functioning antisocial traits dan mungkin menjadi sorotan dalam drama thriller
  • Trauma keluarga membentuk disosiasi emosionalnya, tampak dari penanganan mayat dan kecenderungan obsesifnya
  • Konflik moral antara etika profesional dan loyalitas emosional menunjukkan internal moral dissonance yang kompleks

Seo Se Hyun (Park Ju Hyun) sebagai protagonis Hunter with a Scalpel adalah tokoh kompleks yang menggambarkan dinamika trauma, sosok yang cerdas, dan menyimpan konflik moral batin di dalam kekuatannya. Kesannya yang misterius membuat sosoknya menjadi sorotan utama untuk drama ini.

Dari sisi penonton, kita bisa melihat karakter ini diam-diam mencari makna di tengah luka dan serangkaian pengalaman. Karakter ini juga menyuarakan bahwa tidak semua luka bisa disembuhkan. Namun di balik suramnya masa lalu, ia adalah studi karakter yang tajam dari sisi psikologis. Mari telusuri lapisan psikologisnya, yuk!

1. High-functioning Antisocial Traits

cuplikan drakor Hunter with a Scalpel (instagram.com/xplusu.series)

Sudah sejak awal episode, Seo Se Hyun digambarkan memiliki kepribadian dingin, minim empati, dan kurang respons emosional terhadap penderitaan orang lain. Namun, ia tetap mampu berfungsi secara sosial sebagai ahli forensik yang cemerlang dan bisa diandalkan dalam pekerjaannya.

Dari gejalanya, ia menunjukkan profil high-functioning sociopathy, di mana seseorang bisa sukses secara profesional tetapi mengalami kesulitan dalam hubungan emosional yang intim. Dalam drama bergenre thriller, karakter sejenis biasanya lebih disorot atau bahkan turut dicurigai sebagai pelaku utama.

2. Trauma keluarga dan disosiasi emosional

cuplikan drakor Hunter with a Scalpel (instagram.com/xplusu.series)

Kita telah diperlihatkan masa lalu Se Hyun yang tragis. Bukan karena dirinya sebagai individu, tapi mengetahui ayahnya adalah seorang pembunuh berantai sejak kecil menciptakan trauma kronis. Kemungkinan besar Se Hyun membentuk mekanisme disosiasi emosional untuk bertahan.

Ia belajar mematikan sisi emosional dan menggantinya dengan logika ilmiah ekstrem. Ini tampak dari bagaimana ia menangani mayat seperti objek studi, bukan manusia. Gak cuma dari sudut pandang penonton drama, beberapa rekannya juga turut terheran-heran dengan kegamblangan Se Hyun soal teori pembunuhan.

3. Moral ambiguity

cuplikan drakor Hunter with a Scalpel (instagram.com/xplusu.series)

Sebagai dokter forensik, ia seharusnya berperan untuk membantu penegakan hukum. Namun di sisi lain, ia ingin melindungi ayahnya demi menjaga rahasia masa lalu dan kehormatan keluarga. Ini memunculkan internal moral dissonance atau konflik antara etika profesional vs. loyalitas emosional.

Di titik ini, Se Hyun tampak seperti seseorang yang berperang dengan dua sisi dirinya sendiri. Ia juga akan menampilkan banyak kebohongan perkara detail kecil sampai jejak case yang terhubung dengan keluarganya. Kemungkinan lainnya mungkin dengan tingkat yang lebih tinggi jika nanti identitasnya terekspos oleh orang lain.

4. Kecenderungan obsesif dan kontrol tinggi

cuplikan drakor Hunter with a Scalpel (instagram.com/xplusu.series)

Se Hyun adalah pribadi yang sangat detail, teliti, dan nyaris obsesif dalam menginvestigasi jejak sang ayah. Ini mengindikasikan kondisi obsessive-compulsive tendencies, yang biasanya muncul pada orang yang merasa kehilangan kontrol dalam hidupnya.

Ia berusaha mengendalikan satu-satunya hal yang bisa ia kuasai, yaitu kebenaran dalam otopsi. Dalam menguak kasus pembunuhan yang melibatkan ayahnya, ia melakukan tindakan berulang yang bisa jadi tidak didasari dengan kesadaran penuh. Ini karena kecemasan jauh lebih besar dari kesadaran tentang moral itu sendiri.

5. Self differentiation

cuplikan drakor Hunter with a Scalpel (instagram.com/xplusu.series)

Meski keras luar dalam, kita mulai melihat Se Hyun mencoba membedakan dirinya dari sang ayah. Ini bagian dari self-differentiation, yaitu upaya untuk membangun identitas yang tidak dikendalikan masa lalu. Proses ini tidak mulus, karena dia lebih banyak mempertanyakan dan melakukan validasi diri ke arah negatif.

Di samping itu juga ada rasa takut bahwa "darah pembunuh" tetap ada dalam dirinya. Kondisi ini membuatnya terus berada di lingkaran yang sama dan bertanya dalam diam tentang apakah ia ditakdirkan menjadi seperti ayahnya. Penonton akan dibingungkan dengan sisi tragis atau mengecam penuh atas tindakannya.

Hunter with a Scalpel menghadirkan Seo Se Hyun sebagai hasil dari luka yang tak terlihat, dari warisan keluarga yang kelam, dan dari pilihan-pilihan sulit yang tak pernah benar-benar hitam atau putih. Lewat dirinya, drama ini menunjukkan bahwa penyembuhan itu terjadi pada semua orang dengan bentuk dan cara yang berbeda-beda.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hella Pristiwa
EditorHella Pristiwa
Follow Us