Drama fantasi jadi salah satu genre populer belakangan ini. Alur ceritanya tak biasa, sulit ditebak, dan bikin penasaran pun menjadi alasan penonton menyukai genre satu ini.
Storyline yang unik tadi kian seru dengan kehadiran benda-benda ajaib yang dikisahkan jadi rebutan para karakter di drakor. Para karakter tersebut berlomba-lomba memiliki lima benda ajaib berikut ini demi bisa mengubah nasibnya.
The Golden Spoon mengisahkan tentang seorang anak muda bernama Lee Seung Cheon (Yook Sung Jae). Ia merupakan siswa SMA yang terlahir dari keluarga kurang mampu. Keluarganya memiliki utang dan orangtuanya hanya kerja serabutan.
Suatu hari, ia bertemu dengan seorang nenek penjual sendok emas. Sang nenek berkata, siapa saja yang makan di rumah teman sebayanya sebanyak tiga kali menggunakan sendok tersebut, maka mereka akan bertukar orangtua.
Lee Seung Cheon awalnya tak percaya. Namun, saat sedang dalam keadaan terpuruk, ia mencoba membuktikan ucapan nenek tersebut dan ternyata berhasil. Ketika ia bisa mendapatkan hidup baru dan kekayaan dari orangtua barunya, sendok emas malah membuatnya kehilangan orang-orang yang sangat ia sayangi.
Naksu (Go Yoon Jung) merupakan seorang pembunuh bayangan. Ia dididik oleh seorang guru yang menjadikannya seorang pembunuh yang sangat cekatan. Suatu ketika, ia tengah dalam pencarian seluruh penyihir di Daeho.
Naksu menggunakan mantra sihir batu es dan dalam beberapa detik saja, jiwanya sudah berada dalam tubuh seorang perempuan tunanetra bernama Mu Deok (Jung So Min). Namun, mantra tersebut nyatanya adalah sebuah mantra terlarang.
Bagi para penyihir yang menggunakan batu es untuk memindahkan jiwa, ia dapat kehilangan kendali, berubah wujud menjadi seperti monster, dan membunuh orang untuk mendapatkan energi. Hal itulah yang membuat batu es menjadi benda yang sangat dilarang.
Seorang ahli waris dari keluarga kaya raya bernama Cha Min (Ahn Hyo Seop) mencoba bunuh diri. Sebab, ia merasa tidak nyaman dengan penampilannya. Saat terbangun kembali, ia menemukan sebuah kelereng misterius yang jatuh ke tangannya.
Dengan kelereng tersebut, ia pun bereinkarnasi sebagai seorang administrator tampan dari sebuah firma hukum. Ia pun lalu bertemu dengan sahabat masa kecilnya, Go Se Yeon (Park Bo Young) yang telah mengalami pembunuhan dan dihidupkan kembali.
Ketika keduanya saling jatuh hati, sebuah insiden membuat kelereng misterius tersebut kehilangan energi. Hal itu ditandai oleh redupnya cahaya pada kelereng tadi. Bersamaan dengan itu pula, salah satu dari mereka pun ikut menghilang.
CEO dari sebuah perusahaan IT bernama Kim Sun Joo (Park Sung Woong) mengalami percobaan pembunuhan. Hal itu dilakukan oleh lawannya yang ingin merebut sebuah aplikasi pintar, di mana seharusnya belum siap launching, karena sebuah kesalahan sistem.
Park In Sung (Chae Jong Hyeop), seorang pengangguran yang sulit mendapatkan pekerjaan tiba-tiba saja menemukan sebuah smartphone yang dapat "berbicara sendiri". Rupanya suara tersebut berasal dari jiwa Kim Sun Joo yang terjebak di dalamnya dan meminta bantuan untuk dibebaskan.
Keduanya pun akhirnya membuat strategi untuk mencari tahu siapa dalang di balik hilangnya tubuh Kim Sun Joo, dan mengapa ia bisa terjebak di dalam smartphone-nya sendiri. Mereka juga berusaha agar aplikasi pintar ciptaan Kim Sun Joo tidak jatuh ke tangan orang yang salah selama kepergiannya.
Lee Seul Bi (Seohyun SNSD) dan sang ibu dikurung dalam sebuah penthouse mewah milik seorang CEO. Keduanya pun dimanfaatkan oleh CEO tersebut, karena Lee Seul Bi dan ibunya punya kekuatan sihir.
Mereka memiliki kemampuan khusus untuk dapat melihat masa depan dengan hanya menyentuh seseorang. Kekuatan tersebut berasal dari sebuah kalung yang selalu dipakai keduanya.
Saat Lee Seul Bi berhasil bebas dari kurungannya, seseorang mengincar dan ingin merebut kalung tersebut. Namun, kalung tersebut sepertinya tahu siapa pemiliknya. Sebab, kalung yang dapat memancarkan cahaya sendiri tersebut tak dapat digunakan oleh sembarang orang.
Nasib tentu tak dapat diubah semudah membalikkan telapak tangan. Itulah mengapa beberapa karakter di atas yang memanfaatkan keajaiban benda-benda yang dimilikinya pun harus menanggung risiko masing-masing.