4 Blunder Terbesar Keita Matsuda dalam Taxi Driver 3

- Keita Matsuda menjadikan Kim Do Ki saudara sepersumpahan, membuka pintu pribadi organisasinya tanpa berhati-hati.
- Matsuda tidak mengikuti instingnya terhadap Kim Do Ki, membiarkan logika dikalahkan oleh rasa percaya yang rapuh.
- Ia sulit percaya pada orang lain tapi mudah percaya pada Kim Do Ki, menurunkan pertahanannya tanpa sadar.
Di balik wibawanya sebagai pemimpin organisasi kejahatan global perdagangan manusia, Keita Matsuda (Show Kasamatsu) justru tampil sebagai sosok yang dipenuhi kontradiksi dalam Taxi Driver 3. Ia terlihat kuat tetapi menyimpan celah yang mudah digoyang, terutama ketika berhadapan dengan seseorang seperti Kim Do Ki (Lee Je Hoon). Bukannya menjadi lawan yang tak tergoyahkan, Keita Matsuda justru sering terseret oleh keputusan yang bertentangan dengan prinsipnya sendiri.
Ada momen dimana satu langkah yang salah, mampu membuka seluruh sisi rapuh seseorang. Dari sinilah lahir beberapa blunder terbesar Matsuda, yang bukan hanya mengubah jalan cerita tetapi juga membuat organisasinya hancur dalam sekejap. Inilah lima blunder Keita Matsuda yang paling mencolok dan memperlihatkan betapa rumitnya ia sebagai karakter.
1. Sadar Kim Do Ki orang Korea, tetapi menjadikannya saudara sepersumpahan

Di dunia kriminal, kepercayaan adalah mata uang paling mahal. Keita Matsuda tahu sejak awal bahwa Kim Do Ki bukan orang Jepang, dan itu berarti latar belakangnya penuh misteri. Namun, ia tetap mengikat Kim Do Ki dalam sumpah persaudaraan yang sakral bagi organisasinya, padahal sama sekali tidak mengenalnya. Keputusan ini terasa seperti jebakan yang ia buat sendiri.
Alih-alih berhati-hati, ia justru membuka pintu paling pribadi dalam struktur organisasinya untuk seseorang yang tidak ia kenal sepenuhnya. Di titik ini, Keita Matsuda bukan lagi pemimpin yang berhitung matang. Ia berubah menjadi pria yang mengikuti naluri emosional semata. Langkah fatal inilah yang kemudian dimanfaatkan Kim Do Ki, tanpa perlu banyak usaha untuk membongkar kejahatannya.
2. Tidak mengikuti instingnya

Sebagai penguasa dunia bawah, Keita Matsuda sebenarnya memiliki insting yang terasah bertahun-tahun. Ia mampu membaca gelagat seseorang hanya dari tatapan mata. Namun, ketika berhadapan dengan Kim Do Ki, insting itu seperti terputus begitu saja. Sebenarnya ia sudah merasakan ada yang janggal, ada yang tidak sinkron, dan ada cerita besar yang disembunyikan.
Sayangnya, ia memilih mengabaikan sinyal tersebut. Ia tidak menggali lebih dalam atau melakukan verifikasi. Keita Matsuda membiarkan logikanya dikaburkan rasa percaya yang rapuh. Keputusannya ini menjadi akar dari banyak peristiwa yang membuat organisasinya terguncang karena Kim Do Ki.
3. Sulit percaya pada orang lain tetapi mudah percaya pada Kim Do Ki

Keita Matsuda sebenarnya sudah memiliki pertahanan diri karena terkenal selektif dalam memberi kepercayaan. Bawahan dan rekan dalam lingkaran terdekatnya pun harus melalui ujian panjang untuk bisa berada di sampingnya. Ironisnya, sikap itu hilang ketika berhadapan dengan Kim Do Ki.
Ia bukan hanya percaya, tetapi terlalu cepat percaya. Keita Matsuda seolah menemukan sosok yang mampu mengisi celah kosong dalam dirinya, sehingga ia menurunkan pertahanannya tanpa sadar. Padahal prinsip pertama dalam dunia gelap adalah tidak pernah menaruh kepercayaan penuh pada seseorang yang tidak memiliki masa lalu yang jelas.
4. Ketua organisasi kejahatan besar tapi mudah dimanipulasi

Keita Matsuda memiliki pengaruh besar, kekuasaan luas, dan daftar musuh yang panjang. Namun, kekuatan itu tidak disertai ketajaman analisis ketika berhadapan dengan taktik manipulatif Rainbow Taxi. Ia berkali-kali terpancing dan bergerak mengikuti arus yang diarahkan musuh dalam selimutnya.
Sebagai ketua organisasi kriminal, ia seharusnya memiliki sistem pertahanan yang kuat dalam membaca motif orang lain. Namun, Keita Matsuda justru memberikan celah besar dengan membiarkan emosinya mendikte keputusan. Hasilnya, ia terjebak dalam permainan tenang tapi mematikan buatan Kim Do Ki dan tim.
Lima blunder ini adalah refleksi bahwa dalam dunia sekeras Taxi Driver 3, kelemahan tidak selalu berbentuk fisik. Kadang, muncul dari keputusan emosional, kepercayaan yang salah tempat, dan keyakinan pada kekuatan diri yang ternyata rapuh. Kim Do Ki mampu memanfaatkan kesalahan-kesalahannya dengan baik. Alhasil, kejahatan Keita Matsuda akhirnya terbongkar dan ia tewas di tangan kepolisian Jepang.

















