5 Bukti Keputusan Cha Jeong Suk 'Doctor Cha' Kembali Bekerja Itu Tepat
Doctor Cha yang diperankan oleh aktris senior Uhm Jung Hwa menyita banyak perhatian. Sebab, drama ini mengangkat isu patriarki yang melekat di lingkungan masyarakat, terutama di internal keluarga.
Karakter Cha Jeong Suk (Uhm Jung Hwa) di Doctor Cha adalah seorang ibu dan istri yang luar biasa. Ia berbesar hati mengorbankan diri sendiri serta impiannya demi menjadi ibu yang baik bagi keluarga. Setiap hari, ia hanya melayani mertua, suami, dan anak-anaknya tanpa memperhatikan kariernya. Padahal, sebenarnya ia miliki track record sebagai calon dokter yang berprestasi di masa mudanya.
Di usianya yang tak lagi muda, Cha Jeong Suk memutuskan untuk melanjutkan impiannya menjadi dokter. Nah, simak berikut ini lima bukti bahwa keputusan tersebut tepat untuk dirinya!
1. Mengimplementasikan kembali ilmu kedokteran yang diperolehnya semasa muda
Selama 20 tahun saat dirinya fokus kepada keluarga, Cha Jeong Suk vakum dari dunia kedokteran. Ilmu kedokteran yang didapatkannya semasa muda dengan berbagai prestasi tersebut terpendam secara cuma-cuma. Ia lebih memilih di rumah untuk melayani keluarganya dibanding kehidupan kariernya.
Dengan kembali berkarier sebagai dokter, apa yang selama ini ia kejar di bangku perkuliahan akan berguna kembali. Ia bisa menolong dan membantu orang lain di rumah sakit, dibanding hanya berdiam diri di rumah melayani keluarganya, sementara kedua anaknya telah dewasa dan bisa mengurus diri mereka sendiri.
2. Ada kebanggaan dan perasaan puas akan prestasi diri sendiri di hari tua
20 tahun bukanlah waktu yang singkat untuk memendam kariernya yang semestinya sudah cemerlang seperti teman sejawatnya. Cha Jeong Suk lebih memilih keluarganya di rumah, alhasil ia tidak ada karier dan prestasi yang bisa dibanggakan, terkecuali yang sudah berlalu sebelum ia berkeluarga.
Kerap kali ia merasa jenuh dengan kehidupannya sebagai ibu rumah tangga. Nah, dengan kembali berkarier, masa tuanya kelak akan dipenuhi dengan perasaan puas, tenteram, dan bangga akan prestasi diri sendiri.
3. Agar bisa bebas membelanjakan uang sendiri tanpa mengharapkan uang suami yang pelit
Seo In Ho adalah suami yang pelit. Ia tidak pernah memberikan Cha Jeong Suk hadiah selama berpuluh tahun mereka menikah. Di samping itu, ia juga sangat perhitungan dengan keluarganya, terkecuali ibunya.
Ibunya bisa foya-foya, termasuk belanja barang mewah dan nongkrong di restoran mewah, tapi tidak untuk istrinya. Cha Jeong Suk hanyalah seorang ibu rumah tangga yang mengurus dan melayani keluarga tanpa apresiasi dari suaminya.
Nah, dengan kembali bekerja, Cha Jeong Suk bisa membeli semua barang yang ia inginkan untuk reward kepada diri sendiri. Ia pun gak perlu memikirkan suami dan mertuanya yang licik.
4. Supaya dihormati dan disegani oleh orang lain, terutama oleh keluarganya
Cha Jeong Suk kerap kali diremehkan oleh keluarganya, terutama suami dan mertuanya. Ia dianggap sebagai pelayan yang sering dibutuhkan untuk pekerjaan rumah. Di luar dari itu, ia tidak dianggap sebagai istri dan ibu dari anak-anak yang semestinya diperlakukan secara adil dan pantas.
Mertuanya, Kwak Ae Sim (Park Jun Keum), juga sering meremehkan ibu Cha Jeong Suk karena mereka berasal dari keluarga miskin. Selain itu, di luar rumah pun, Cha Jeong Suk diremehkan oleh Choi Seung Hi, yakni selingkuhan suaminya yang merasa paling tinggi dan superior.
5. Membantu membiayai ibunya
Setelah Cha Jeong Suk berkeluarga, ibunya Oh Deok Rye (Kim Mi Kyung) hidup sendirian. Ia bekerja keras menghidupi dirinya sendiri tanpa anak dan suami. Sementara, anaknya yang mestinya sukses menjadi dokter harus merelakan kariernya begitu saja demi jadi ibu rumah tangga.
Dengan kembali berkarier, Cha Jeong Suk bisa membahagiakan ibunya dengan mengajaknya berwisata, mengiriminya uang, membelikan barang bagus tanpa harus bergantung pada dompet suaminya.
Cha Jeong Suk merupakan tokoh yang relatable dengan kehidupan nyata saat ini. Bagaimana seorang perempuan dilema memutuskan untuk memilih antara diri mereka dan imipian mereka sendiri atau keluarga.
Terlebih, dilema tersebut kebanyakan berat sebelah untuk lebih mengutamakan keluarga dibanding hal lainnya. Namun, jika memilih keluarga, perempuan akan didiskriminasi karena tidak miliki karier yang gemilang. Miris namun itulah yang sering terjadi.
