Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Dampak Patriarki bagi Perempuan di Drama Bon Appétit, Your Majesty

Drama Bon Appétit, Your Majesty (instagram.com/yoona__lim)
Drama Bon Appétit, Your Majesty (instagram.com/yoona__lim)

Drama Bon Appétit, Your Majesty bukan hanya kisah fiksi sejarah yang penuh intrik istana, melainkan juga cermin sosial tentang bagaimana sistem patriarki bekerja dan memberi dampak besar pada kehidupan perempuan. Patriarki dalam konteks ini merujuk pada struktur kekuasaan yang menempatkan laki-laki—terutama raja—sebagai pusat otoritas, sementara perempuan diposisikan sebagai pelengkap.

Hal ini tercermin dalam drama ini, di mana para tokoh perempuan, termasuk Yeon Ji Young dan Gil Geum menghadapi berbagai tantangan dan pembatasan akibat budaya patriarki yang berlaku. Lalu, apa saja dampak yang dirasakan oleh para perempuan di drama Bon Appétit, Your Majesty?

1. Terbatasnya pilihan hidup

cuplikan drama Bon Appétit, Your Majesty (x.com/CJnDrama)
cuplikan drama Bon Appétit, Your Majesty (x.com/CJnDrama)

Para perempuan di dinasti Joseon tidak bisa leluasa memilih jalan hidup mereka, terutama di bawah kepemimpinan Raja Yi Yeon. Hal ini dikarenakan banyaknya perempuan muda yang diambil paksa oleh raja untuk dijadikan chaehong (wanita penghibur di istana). Sehingga, banyak beberapa dari perempuan di dinasti tersebut yang hidup bersembunyi dari dunia luar, seperti halnya ketika Ji Young pertama kali menemukan Gil Geum yang bersembunyi di rumah kecil dalam hutan terlarang. 

Para perempuan ini tidak bisa leluasa memilih pilihan di hidupnya. Seolah hanya ada dua pilihan ketika perempuan hidup di masa tersebut. Pertama, hidup bersembunyi dari dunia luar. Kedua, hidup menjadi wanita penghibur raja. Pada intinya, para perempuan ini dilahirkan dengan tidak diberikan pilihan sebagaimana manusia yang bebas memilih jalan hidup mereka sendiri.

2. Diskriminasi Usia

cuplikan drama Bon Appétit, Your Majesty (x.com/CJnDrama)
cuplikan drama Bon Appétit, Your Majesty (x.com/CJnDrama)

Tidak semua perempuan yang diambil paksa oleh orang kerajaan bisa menjadi chaehong, hal ini dialami oleh Yeon Ji Young. Ketika Gil Geum dan Yeon Ji Young berhasil ditangkap oleh orang kerajaan, mereka dikumpulkan bersama perempuan muda lainnya untuk di seleksi.

Hanya perempuan dengan usia yang masih muda dan berpenampilan cantiklah yang akan dipilih menjadi chaehong. Inilah yang membuat Yeon Ji Young dan Gil Geum tidak terpilih karena usinya terbilang tua, hingga mereka dialokasikan ke dapur untuk memasak makanan. 

Melihat dari proses perekrutan seorang chaehong sudah terlihat adanya diskriminasi usia terhadap perempuan. Meskipun perempuan yang menjadi chaehong ini juga memiliki peluang untuk menjadi selir raja, akan tetapi perempuan di sini hanyalah dianggap sebagai alat penghibur, pemuas, dan penerus keturunan.

3. Diskriminasi gender

cuplikan drama Bon Appétit, Your Majesty (x.com/CJnDrama)
cuplikan drama Bon Appétit, Your Majesty (x.com/CJnDrama)

Yeon Ji Young dan Gil Geum mendapatkan kesempatan untuk memasak di dapur istana, ini sebuah kesempatan bagus untuk mereka dapat menunjukkan keahlian memasaknya demi mempertahankan hidup mereka di lingkungan istana. Akan tetapi, para koki istana yang semuanya bergender lelaki nampak merasa terusik dengan kehadiran perempuan di area dapurnya.

Para koki istana banyak memprotes kepada kepala koki dan beranggapan harusnya perempuan tempatnya di istana menjadi pelayan, bukan di dapur sebagai koki istana. Ini tidak hanya sebatas diskriminasi gender, tetapi juga membatasi ruang berkembang dalam kareir manusia di hidupnya.

4. Objektifikasi Perempuan

Drama Bon Appétit, Your Majesty (instagram.com/yoona__lim)
Drama Bon Appétit, Your Majesty (instagram.com/yoona__lim)

Kemampuan memasak Yeon Ji Young selalu diragukan oleh orang-orang istana, seperti para koki istana, para selir, hingga Ibu Suri Agung. Hal ini dikarenakan stigma yang melekat pada perempuan, yang mana perempuan hanya dinilai secara objektif, dengan penampilan yang cantik dan usia yang masih subur untuk dapat meneruskan keturunan, bukan dari kemampuan dan pengalaman.

Terlebih sikap raja seakan selalu memihak Ji Young, sehingga muncul opini bahwa Ji Young telah merayu raja. Ini membuat Ji Young membutuhkan usaha lebih keras untuk mendapatkan pengakuan bahwa ia ahli dalam memasak dengan menghadapi berbagai tantangan yang pasti akan datang.

5. Rivalitas antarperempuan

Drama Bon Appétit, Your Majesty (instagram.com/yoona__lim)
Drama Bon Appétit, Your Majesty (instagram.com/yoona__lim)

Selir Mok Ju yang melihat ketertarikan Raja Yi Yeon pada Koki Ji Young mulai merasa gelisah dan khawatir. Ia menganggap Ji Young sebagai ancaman, bukan karena Ji Young secara pribadi menyerangnya, melainkan karena Kang Mok takut kehilangan posisi di hati raja, sehingga ia merasa tersaingi. 

Selir Mok Ju menyerang dengan kecemburuan dan sindiran demi mempertahankan tempatnya, sedangkan Ji Young bertahan dengan menunjukkan kreativitas dan kemampuannya. Rivalitas Selir Mok Ju inilah wujud dari mekanisme pertahanan psikologis akibat hidup dalam sistem patriarki yang membuat harga diri perempuan sepenuhnya bergantung pada validasi laki-laki dan mencerminkan bagaimana patriarki memaksa perempuan untuk saling melukai demi pengakuan laki-laki. 

Bon Appétit, Your Majesty menjadi cermin yang memantulkan realitas yang dialami perempuan, baik di masa lalu maupun masa kini. Cerita ini mengingatkan kita bahwa perjuangan untuk mencapai kesetaraan gender masih terus berlanjut, seiring dengan upaya untuk merekonstruksi sistem dan budaya patriarki yang telah lama mengekang kebebasan dan potensi kaum perempuan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ananda Zaura
EditorAnanda Zaura
Follow Us

Latest in Korea

See More

Rosé BLACKPINK Menang Song of the Year VMAs 2025, Cetak Rekor!

08 Sep 2025, 11:28 WIBKorea