7 Tipe Pejuang di Drakor Mental Coach Jegal, Sesuai Realita Gak?

Mental Coach Jegal adalah sebuah drakor tvN bergenre sport yang mengusung tema kesehatan mental. Di sini para atlet berjuang. Mental dan fisik dipertaruhkan dengan latihan yang cukup intens.
Secara keseluruhan, drama produksi Studio Dragon ini masing-masing karakter berjuang untuk meraih sesuatu. Ada yang ingin terlepas dari beban masa lalu hingga meraih kesuksesan semata. Caranya, ada yang menjadi penyembuh bahkan melakukan kekerasan.
Kira-kira apa saja sih tipe-tipe pejuang yang dibahas dalam drakor Mental Coach Jegal? Berikut ulasannya.
1. Merendahkan diri untuk menumpang kesuksesan orang lain

Oh Dal Sung (Heo Jung Do), bagi yang menonton drama ini tentunya agak kesal dengan tokoh ini. Pelatih yang hari-hari selalu melakukan kekerasan verbal dan non verbal kepada anak didiknya. Tapi kenapa disebut pejuang?
Ya, tokoh ini berjuang untuk meraih kesuksesan semata. Sayangnya, ia tak bisa berdiri sendiri. Ia selalu bersama Gu Tae Man, direktur Pusat Hak Asasi Manusia di Komite Olimpiade Korea. Apapun yang diperintahkan Gu Tae Man, ia selalu melakukannya.
2. Berpura-pura merendahkan dirinya demi melindungi orang yang dicintai

Cha Mu Tae (Kim Do Yoon) merupakan abang Cha Ga Eul. Mantan atlet taekwondo yang bekerja sebagai pelayan bar. Saking cinta pada adiknya, ia rela melakukan apa saja yang diperintahkan oleh Gu Tae Man.
Ia ingin adiknya mendapatkan perhatian agar bisa masuk olimpiade. Ia pun sampai rela mengkhianati sahabatnya sendiri, Jegal Gil. Ia lebih memilih Gu Tae Man meski terpaksa demi kehidupan Ga Eul sebagai atlet terjamin.
3. Tak peduli dengan rasa sakit asal bisa meraih tujuan

Cha Ga Eul (Lee Yoo Mi) yang merupakan karakter utama di drama ini awalnya digambarkan sebagai sosok pencari emas. Ia berjuang mati-matian bagaimana caranya mendapatkan emas. Walaupun sebenarnya itu menjadi beban baginya.
Meski ada abang dan ibu di sampingnya, ia merasa sendiri dalam berjuang. Diperlakukan secara tak menyenangkan oleh pelatihnya, ia tetap dapat bertahan hingga babak belur. Ia pun tak ingin dicap lemah oleh siapapun.
4. Menyembuhkan orang lain untuk mengobati batin yang terluka

Jegal Gil (Jung Woo), mantan atlet taekwondo yang kini menjadi pelatih mental. Ia pun sebenarnya adalah pejuang juga. Ia mencari cara untuk sembuh dari kepahitan di masa lalu.
Kakinya yang pincang sebab ia belum merelakan kejadian pahit dalam hidupnya. Kembali terjun ke dunia olahraga sebagai pelatih mental, membuat rasa sakit di kakinya perlahan hilang. Ia menjadi penyembuh bagi atlet yang sedang down.
5. Menggertak dan berlagak tangguh supaya didengar

Gu Tae Man (Kwon Yool) juga merupakan mantan atlet taekwondo yang kini mendapat jabatan penting di Pusat HAM Komite Olimpiade Korea. Meski kehidupannya secara kasat mata terbilang nyaman, ia pun masih berjuang bagaimana suaranya didengar oleh atasan dan bisa menjadi orang berpengaruh.
Jika salah saja dalam berbuat, ia pun dihujat oleh atasan. Kurang bisa mengelola emosi amarah, Oh Dal Sung dan anak buahnya di Pusat HAM jadi sasaran empuk. Ia pun selalu menjanjikan yang manis pada Cha Mu Tae.
6. Melakukan segala cara demi keamanan pribadi

Rekan-rekan Cha Ga Eul juga merupakan pejuang. Mereka bersaing satu sama lain bagaimana caranya bisa masuk seleksi olimpiade. Merasa selalu kurang aman berhadapan dengan Oh Dal Sung, mereka pun terpaksa mengikuti arahan liciknya.
Mereka pun siap menghalangi Ga Eul saat melintas supaya ia tak masuk dalam seleksi olimpiade. Jika tak diindahkan, mereka pun mendapat kekerasan verbal dan non verbal dari Oh Dal Sung. Mereka rela sakit asal aman sampai masuk seleksi olimpiade.
7. Merelakan impian

Klub tanpa medali ini adalah orang-orang yang harus merelakan impiannya untuk menjadi atlet. Mereka mengalami cedera. Tentu saja mereka awalnya sulit untuk menerima fakta bahwa tak bisa menjadi atlet lagi.
Setelah bertemu dengan Jegal yang juga gagal meraih medali, mereka pun secara perlahan bangkit. Bahwa tak mendapatkan medali bukan akhir dari kehidupan. Mereka tetap bisa berkarya dan bahagia.
Berjuang tak hanya meraih hasil melainkan hati yang lapang pun perlu diusahakan. Apakah benar-benar biasa saja saat meraih kegagalan? Bagi yang sudah menonton Mental Coach Jegal, karakter seperti siapakah kamu?