5 Drama Korea tentang Cancel Culture, Sebabkan Kehancuran!

Cancel culture atau budaya pengenyahan dan boikot massal biasanya identik dengan kehidupan selebritas. Biasanya, seseorang mendapat menjadi sasaran cancel culture ini ketika mereka dianggap melakukan tindakan salah atau tidak bisa dimaafkan. Akibatnya tidak hanya menghancurkan karier, tapi juga mental dan kehidupan.
Fenomena ini juga sering diangkat dalam drama Korea yang dikemas dengan jalan cerita menarik. Menyoroti penghukuman publik yang brutal dan perjuangan karakter untuk membersihkan nama mereka atau sekadar bertahan hidup. Berikut lima drakor yang mengangkat isu cancel culture.
1. Castaway Diva (2023)

Castaway Diva mengisahkan perjalanan hidup penuh tentang dari Seo Mok Ha (Park Eun Bin). Sebuah kecelakaan menyebabkan Seo Mok Ha terdampar sendirian di pulau terpencil. Selama 15 tahun, ia berusaha bertahan hidup dan beradaptasi dengan kehidupan di pulau terpencil tersebut.
Hingga ketika ia berhasil diselamatkan, Seo Mok Ha berusaha mengejar impian untuk menjadi seorang diva seperti Yoon Ran Joo (Kim Hyo Jin), penyanyi yang ia kagumi. Namun, terperangkap di pulau terpencil membuatnya tertinggal dengan kemajuan dunia.
Drakor ini menggambarkan cancel culture bukan karena kesalahan etika, melainkan karena ketidakrelevanan. Seo Mok Ha harus berjuang keluar dari penghakiman bahwa ia adalah "orang kuno" yang tidak layak mendapat perhatian di era digital yang serba cepat. Perjalanan Seo Mok Ha menunjukkan bagaimana industri hiburan yang menuntut kesempurnaan, bahkan menolak segala hal yang tidak sesuai dengan tren.
2. Celebrity (2023)

Celebrity adalah penggambaran paling gamblang dan brutal tentang cancel culture di kalangan selebritas. Kehidupan Seo A Ri (Park Gyu Young) berubah drastis setelah ia berhasil menjadi influencer papan atas dengan jutaan pengikut. Namun, ketenaran dan kekayaan yang ia dapatkan turut mendatangkan serangkaian peristiwa yang tak terduga.
Di mana cancel culture menjadi senjata utama untuk menjatuhkan satu sama lain. Senyuman manis yang di depan kamera ternyata hanyalah topeng pemanis. Nyatanya ia justru menemukan jika fitnah, bullying daring, dan pengungkapan aib pribadi menjadi alat untuk menghancurkan pesaing.
Memicu komentar negatif dan kebencian yang bisa langsung menghancurkan karier seseorang. Drama ini menunjukkan bagaimana media sosial bisa menjadi alat untuk meraih popularitas dan kekayaan, tapi juga bisa disalahgunakan untuk menghancurkan seseorang.
3. Doona! (2023)

Masih dari dunia hiburan, drakor Doona! yang dimainkan aktris Bae Suzy juga mengangkat tentang cancel culture. Lee Doo Na (Bae Suzy) digambarkan sebagai seorang idol terkenal yang tiba-tiba mengumumkan hiatus. Ia memilih untuk hidup bersembunyi dan tinggal di rumah dekat dengan universitas.
Drama ini lebih fokus pada dampak cancel culture terhadap mental seseorang. Di mana keputusan hiatus Lee Doo Na disebabkan oleh kelelahan mental yang ekstrem akibat tekanan untuk selalu tampil sempurna. Hilangnya privasi sudah cukup untuk menyebabkan kehancuran pribadi dan keinginan untuk menghilang.
4. Touch Your Heart (2016)

Pasangan dari drama Goblin (2016) kembali dipertemukan lewat drama Touch Your Heart (2016). Mereka adalah Yoo In Na dan Lee Dong Wook. Touch Your Heart menceritakan Oh Yoon Seo (Yoo In Na), seorang aktris papan atas Korea Selatan harus menghadapi cancel culture setelah terlibat sebuah skandal dengan putra konglomerat. Akibatnya, popularitas Oh Yoon Seo di dunia hiburan ikut merosot.
Yoon Seo langsung dijauhi oleh publik dan kehilangan semua endorsement-nya. Dia yang biasanya dengan mudah mendapatkan peran di film maupun drama, kini harus berjuang mendapatkan satu peran. Hal ini menunjukkan bahwa satu tuduhan dapat mematikan reputasi, bahkan menghancurkan nama baik.
5. Welcome to Samdalri (2023)

Terakhir datang dari drama Korea yang diperankan Ji Chang Wook dan Shin Hae Sun, yakni Welcome to Samdalri. Cho Sam Dal (Shin Hae Sun) adalah seorang fotografer terkenal yang bekerja dengan nama samaran Jo Eun Hye di Seoul. Setelah melewati delapan tahun yang tidak mudah, Cho Sam Dal berhasil mencapai puncak karier.
Namun, siapa sangka tiba-tiba Cho Sam Dal terjebak dalam insiden serius, bahkan sampai diliput media. Akibatnya, nama baiknya rusak dan mendapatkan penghinaan publik yang membuatnya tidak berani menunjukkan wajahnya di Seoul. Welcome to Samdalri mengangkat cancel culture berdasarkan fitnah dan kesalahpahaman yang berujung pada kehancuran karier dan mental.
Secara esensi, cancel culture adalah bentuk sanksi sosial modern yang sangat kuat. Fenomena ini menunjukkan bagaimana opini publik dan teknologi digital dapat dengan cepat membangun atau menghancurkan reputasi seseorang. Ada kalanya seseorang yang tidak bersalah justru menjadi target cancel culture yang bisa sangat merugikan. Kalau kamu sudah nonton drakor yang mana?

















