3 Sebab Seseorang Jadi Kriminal di Film Revelations, Wahyu Tuhan?
- Film Revelations mengangkat isu keimanan dan fanatisme dalam mendorong tindakan kriminal, dengan narasi yang kuat dan visual gelap.
- Kwon Yang Rae melakukan tindakan kriminal karena trauma masa kecil, disiksa oleh ayah tirinya selama bertahun-tahun hingga jiwanya rusak.
- Song Min Chan merasa mendapat perintah Tuhan untuk menghukum Kwon Yang Rae, tetapi berdasar pada kasus psikologis apofenia dan pareidolia.
Netflix kembali menghadirkan film Korea terbaru berjudul Revelations, sebuah mystery thriller yang mengundang rasa penasaran penonton. Disutradarai oleh Yeon Sang Ho, film ini merupakan adaptasi dari webtoon berjudul sama dan menghadirkan kritik sosial yang tajam. Dengan mengangkat isu keimanan, Revelations menggali sisi gelap manusia yang merasa dirinya paling benar.
Sepanjang 122 menit durasi, penonton diajak menyelami berbagai faktor yang mendorong seseorang melakukan tindakan kriminal. Salah satu aspek yang paling mencolok adalah bagaimana keyakinan agama yang ekstrem dapat membutakan seseorang. Film ini tidak hanya menampilkan adegan menegangkan, tetapi juga menggugah pertanyaan tentang batas antara iman dan fanatisme.
Dibintangi oleh Ryu Jun Yeol sebagai Min Chan, Shin Hyun Been sebagai detektif Yeon Hee, dan Shin Min Jae sebagai Yang Rae, Revelations menyajikan alur cerita yang penuh teka-teki. Dengan narasi yang kuat dan visual yang gelap, film ini menggambarkan bagaimana trauma, tekanan sosial, dan keyakinan pribadi dapat memengaruhi tindakan seseorang. Lantas, apakah semua tindakan kriminal dalam film ini murni kejahatan, atau justru sebuah manifestasi dari wahyu yang diyakini? Berikut adalah penyebab seseorang bertindak kriminal dalam film Korea Revelations.
1. Pengalaman pahit dari masa lalu
Kwon Yang Rae adalah mantan napi yang baru saja bebas. Ia terlibat dalam kasus penganiayaan terhadap adik detektif Lee Yeon Hee, Lee Yeon Ju (Han Ji Hyun). Ia melakukan perbuatan tersebut karena jiwanya rusak akibat peristiwa kelam di masa lalu.
Saat masih kecil, Kwon Yang Rae disiksa setiap hari oleh ayah tirinya selama 10 tahun. Ratusan bekas luka timbul sebagai akibat dari dipukuli hingga tengkoraknya penyok dan tangannya dicelupkan ke air mendidih. Ia dapat siksaan waterboarding, terlentang di kamar mandi dan dilecehkan secara seksual.
Kwon Yang Rae pertama kalinya bebas dari penyiksaan sang ayah ketika berusia 16 tahun. Ia ditahan di lapas anak karena melakukan penyerangan. Ia gak punya penolong. Bahkan, ibunya hanya menyanyikan lagu rohani di luar kamar dan berdoa pada saat ia mengalami kekerasan fisik. Sebelum meninggal, ia menggambar monster bermata satu di dinding yang direpresentasikan sebagai ayah tirinya.
2. Merasa dirinya mendapat wahyu dari Tuhan
Song Min Chan adalah pendeta yang berhati hangat. Tiba-tiba, ia merasa dapat perintah dari Tuhan untuk menghukum Kwon Yang Rae. Hal ini berdasarkan petunjuk yang menurutnya itu berasal dari Tuhan.
Ternyata, psikolog yang dulu menangani kasus Kwon Yang Rae, Song Min Chan ini termasuk kasus klasik apofenia. Kasus ini mengacu pada tendensi untuk memahami aturan, pola, atau koneksi berarti antara hal-hal tak terkait. Hal yang bisa dilihat adalah pareidolia.
Pareidolia diibaratkan sebagai fenomena alam, tapi beberapa orang ada yang percaya bahwa telah melihat dalam wujud tertentu. Mereka memberikan makna mendalam padahal kejadian tersebut hanya kebetulan. Itulah kenapa pada saat Seong Min Chan menggulingkan Kwon Yang Rae dari atas bukit, ia melihat bukit berbentuk wajah Tuhan. Ia berpikir bahwa itu adalah petunjuk.
3. Dendam
Lee Yeon Hee awalnya ada rasa ingin membunuh Kwon Yang Rae. Pistol yang ia gunakan lalu ditodongkan ke kepala mantan napi tersebut. Telinganya disibukkan dengan bisikan adiknya yang telah meninggal.
Sang adik memerintahkan untuk membunuh Kwon Yang Rae. Untungnya, ia tak jadi melakukannya dan sadar bahwa itu semua hanya halusinasi. Setelah adiknya meninggal dengan tragis, hidup Lee Yeon Hee selalu minum obat. Bayangan adiknya selalu menghantuinya untuk menuntut balas dendam.
Film Revelations menghadirkan kisah kelam tentang bagaimana trauma, keyakinan ekstrem, dan dendam dapat mendorong seseorang melakukan tindakan kriminal. Dengan alur yang penuh misteri dan karakter yang kompleks, film ini mengajak penonton merenungkan batas antara keimanan dan delusi. Pada akhirnya, Revelations bukan sekadar thriller biasa, tetapi juga refleksi tajam tentang sisi gelap manusia yang merasa dirinya paling benar.
