7 Sikap Manipulatif Jang Tae Gu di Walking On Thin Ice

- Berperan sebagai pemimpin panutan, padahal musuh dalam selimut
- Memberi perhatian palsu pada anak buahnya
- Mengejar pengedar narkoba hanya demi memeras mereka
Dalam drakor Walking On Thin Ice, Jang Tae Gu (Park Yong Woo) tampil sebagai sosok detektif senior yang disegani di divisi narkoba. Ia dikenal tegas, karismatik, dan berpengalaman menangani kasus-kasus besar. Namun, di balik wibawa dan profesionalitasnya, tersimpan sisi gelap yang perlahan terungkap.
Jang Tae Gu adalah sosok manipulatif yang memanfaatkan kekuasaannya untuk kepentingan pribadi. Berikut tujuh sikap manipulatif Jang Tae Gu yang membuat karakternya semakin kompleks dan berlapis. Apa saja, ya?
1. Berperan sebagai pemimpin panutan, padahal musuh dalam selimut

Di depan anak buahnya, Jang Tae Gu tampil bak figur ayah yang bijak dan pelindung sejati. Namun di balik semua itu, ia justru menjadi musuh dalam selimut yang merusak sistem dari dalam. Ia memanfaatkan kepercayaannya sebagai pimpinan tim narkoba untuk menutupi jejak para bandar yang sebenarnya ia lindungi.
2. Memberi perhatian palsu pada anak buahnya

Jang Tae Gu sering tampak perhatian, menanyakan kabar keluarga anak buahnya, memberi nasihat, bahkan membantu mereka secara finansial. Namun semua itu hanyalah topeng. Ia sengaja membangun citra baik agar tidak dicurigai saat melakukan transaksi kotor dengan para gembong narkoba.
3. Mengejar pengedar narkoba hanya demi memeras mereka

Bukannya menegakkan hukum, Jang Tae Gu justru memanfaatkan operasi penangkapan sebagai ajang negosiasi pribadi. Ia kerap membiarkan pengedar kecil lolos setelah menerima uang tutup mulut, seolah-olah sedang “membantu” sistem peradilan. Oknum seperti Jang Tae Gu ini yang merusak citra para penegak hukum
4. Menerima suap demi gengsi pribadi

Jang Tae Gu bukan hanya korup secara moral, tapi juga rakus akan status dan pengakuan sosial.
Uang suap dari para bandar digunakan untuk mengangkat citra dirinya sebagai polisi sukses dan ayah yang pantas mendapat hak asuh atas anaknya. Ia ingin hidup terlihat sejahtera, meski dibangun di atas kejahatan.
5. Memberikan bantuan uang dari hasil kotor

Ia kerap disebut sebagai atasan dermawan karena membantu bawahannya yang kesulitan ekonomi. Namun uang yang diberikannya justru berasal dari bandar narkoba yang ia lindungi. Dengan begitu, Jang Tae Gu menjerat anak buahnya dalam hutang budi, menjadikan mereka tak bisa melawan saat rahasianya terbongkar.
6. Tegas di depan publik, tapi kompromistis di balik layar

Saat bertugas, Jang Tae Gu tampak garang dan tanpa kompromi terhadap para penjahat. Namun di balik layar, ia bernegosiasi, bertransaksi, dan bahkan berkolaborasi dengan pihak yang sama. Sikap dua wajah inilah yang membuatnya sulit dibaca dan berbahaya.
7. Mendapatkan promosi dari hasil kebohongan

Puncak manipulasi Jang Tae Gu terjadi ketika ia dipuji karena berhasil menangkap gembong narkoba Phantom. Padahal, dialah orang yang selama ini melindungi dan memfasilitasi jaringan tersebut agar tetap hidup. Keberhasilannya adalah sandiwara, kemenangan semu yang dibangun di atas pengkhianatan terhadap sumpah jabatannya sendiri.
Jang Tae Gu di Walking On Thin Ice menunjukkan bagaimana kekuasaan bisa menggerus moral seseorang. Ia bukan hanya pelaku korupsi, tapi juga simbol kemunafikan dalam sistem hukum yang rapuh. Dengan segala kepintaran dan tipu dayanya, Jang Tae Gu menjadi potret nyata dari kalimat, “Yang paling menakutkan bukanlah penjahat di jalanan, tapi penegak hukum yang bermain di dua sisi”.