Mengenal ADG7, Band asal Korea Beraliran Shamanic Folk-Pop

Kombinasi musik ritual dan lagu rakyat yang dikemas menarik

Ak Dan Gwang Chil (ADG7) adalah grup musik tradisional Korea beraliran shamanic folk-pop yang beranggotakan enam musisi tradisional Korea dan tiga penyanyi folk perempuan.

ADG7 menampilkan musik ritual yang digabungkan dengan lagu rakyat yang sakral di wilayah Hwanghae-do. Penampilan menarik mereka membenamkan penonton ke dalam pengalaman spiritual dan membawa berkah energi positif.

1. Mengungkapkan arti sebenarnya dari pembebasan dan keinginan Korea Selatan

Mengenal ADG7, Band asal Korea Beraliran Shamanic Folk-PopADG7 (koreatimes.co.kr)

ADG7 pertama tampil pada tahun 2015 dalam rangka untuk memperingati 70 tahun pembebasan Korea dari pemerintahan kolonial Jepang. Musik ADG7 mengungkapkan arti sebenarnya dari pembebasan dan keinginan Korea Selatan untuk reunifikasi.

ADG7 baru-baru ini telah memenangkan beberapa penghargaan, salah satunya memenangkan kategori Best Group pada tahun 2018 di KBS Korean Traditional Music Award dan Sori Frontier Award di festival Sori Internasional Jeongju 2017. ADG7 telah terpilih sebagai salah satu artis showcase resmi WOMEX (World Music Expo) tahun 2019.

2. Beranggotakan sembilan orang

Mengenal ADG7, Band asal Korea Beraliran Shamanic Folk-PopADG7 (jv-promotion.com)

ADG7 beranggotakan sembilan orang. "Ak Dan" berarti rombongan dan "Chil" berarti tujuh, hal ini dikarenakan band ini dibentuk pada tahun 2015 ketika Korea memperingati 70 tahun pembebasan dari pemerintahan kolonial Jepang.

Sembilan personil tersebut terdiri dari pemain daeguem, piri dan saenghwang, ajaeng, gayaguem, perkusi, dan vokal.

3. Menggabungkan musik ritual 'gut' dengan lagu rakyat Korea

Mengenal ADG7, Band asal Korea Beraliran Shamanic Folk-PopADG7 (jv-promotion.com)

ADG7 menampilkan musik ritual 'gut' dengan lagu rakyat Korea sebagai ciri khasnya. Ritual 'gut' adalah ritual yang dilakukan oleh seorang dukun dengan tujuan untuk memohon kepada dewa agar diberikan berkat dan kesejahteraan bagi manusia. Ritual ini biasa dilakukan oleh kaum shamanisme yaitu kepercayaan asli masyarakat Korea. 

The New York Times menggambarkan musik ADG7 sebagai "bouncy, upbeat, often swinging songs that link the concision of folk tunes to the catchy repetition of pop, with brash cymbals for drive and flute and zither lines for instrumental hooks." 

Baca Juga: 10 Fakta Xdinary Heroes, Band Rookie Jebolan JYP yang Penuh Pesona

4. Menggunakan instrumen tradisional Korea

Mengenal ADG7, Band asal Korea Beraliran Shamanic Folk-PopADG7 (jv-promotion.com)

Band folk fusion Korea lainnya yang juga menggunakan instrumen tradisional kebanyakan tetap terbuka untuk menggunakan instrumen elektronik. Akan tetapi ADG7 hanya menggunakan instrumen tradisional Korea seperti "gayageum" (12-senar zither yang dipetik), "daegeum" (seruling bambu) dan "piri" (buluh ganda).

Dengan menggunakan full instrumen tradisional membuat musik - musik ADG7 kental dengan unsur tradisional Korea-nya. Ini juga menjadi salah satu ciri khas dari ADG7 yang membedakan dari band folk fusion lainnya. 

5. Debut di Amerika Serikat pada Januari 2020

Mengenal ADG7, Band asal Korea Beraliran Shamanic Folk-PopADG7 (jv-promotion.com)

ADG7 melakukan debutnya di Amerika Serikat pada Januari 2020, tetapi rencana tur konsernya ditunda beberapa kali karena pandemik COVID-19. Akan tetapi mereka tetap melakukan konser secara virtual sampai bisa melangsungkan konser nonvirtual-nya di Amerika Serikat.

Penyelenggara konser SORI Artists dalam siaran pers berkata bahwa industri konser Amerika Serikat belum sepenuhnya menyambut artis internasional. Mereka berharap konser tur ADG7 akan menjadi contoh yang baik dan membuka lebih banyak peluang untuk artis internasional di Amerika Serikat.

Baca Juga: Series Philharmonia: Perpaduan Unik Drama Thriller dan Musik Orkestra

Latisha Asharani Photo Verified Writer Latisha Asharani

Umbrellas don't mean anything to the unprecedented pouring rain

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya