5 Cara Atasi Impostor Syndrome dalam Bekerja, Jangan Insecure Terus!

Apakah kamu sering merasa tidak cukup baik dalam melakukan pekerjaan atau menganggap bahwa prestasi yang kamu raih semata-mata hanya sebuah keberuntungan? Jika iya, bisa jadi kamu mengalami impostor syndrome.
Dilansir Bustle, Dr. Andrea J. Marsden, seorang asisten profesor psikologi di Beacon College di Florida, mengatakan bahwa impostor syndrome adalah kondisi di mana seseorang mengalami perasaan negatif tentang keraguan dan ketidaklayakan dirinya terhadap sesuatu yang telah diraih. Biasanya, sindrom ini menampilkan pikiran negatif yang berulang kepada penderita.
Umumnya, pengidap impostor syndrome ditandai dengan sering merasa insecure, khawatir, dan bersalah jika tidak bisa mencapai target yang telah ditentukan. Maka dari itu, sindrom ini tidak boleh dibiarkan karena dapat menimbulkan berbagai masalah mental, seperti stres dan depresi.
Bagi kamu yang mengalami impostor syndrome dalam bekerja, berikut IDN Times telah merangkum beberapa tips untuk mengatasinya. Baca terus artikel ini sampai selesai, ya!
1.Validasi kemampuan yang kamu miliki
Seseorang yang mengalami impostor syndrome cenderung berpikir bahwa dirinya tidak cukup baik, padahal sudah berjuang dan berusaha keras untuk mencapai sesuatu. Pikiran negatif itu bisa membuat seseorang menjadi kurang percaya diri dalam bekerja. Jadi, cara terbaik yang dapat dilakukan adalah dengan memvalidasi kemampuan yang dimiliki.
Jangan terus menganggap dirimu kurang mampu atau merasa bahwa keberuntungan ada hubungannya dengan keberhasilan yang telah diraih. Sebaliknya, terimalah kenyataan dan akui bahwa ini memang murni atas usahamu.
Dalam bukunya yang berjudul ‘The Empress Has No Clothes: Conquering Self-Doubt to Embrace Sucess', Joyce Roche, selaku Wakil Presiden Pemasaran Global wanita Afrika-Amerika, mengatakan bahwa salah satu alat yang paling efektif ialah membuat daftar.
“Baik dengan pena dan kertas atau dengan seseorang yang kamu percayai, tuliskan inventaris pencapaianmu,” jelas Roche, dikutip The Muse.
“Ini akan membantu kamu memberi kemampuan untuk memvalidasi diri sendiri secara internal,” pungkasnya.