Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tanda Kamu Alami Impostor Syndrome dalam Hubungan, Insecure?

ilustrasi pasangan (pexels.com/Jasmine Carter)

Apakah kamu merasa khawatir secara terus-menerus pasanganmu akan segera tahu bahwa kamu gak sehebat yang dipikirkannya? Kamu cenderung overthinking dan beranggapan jika ia akan memutuskanmu. Hati-hati, kamu bisa saja mengalami impostor syndrome!

Dikutip Verywell Mind, Sabrina Romanoff, psikolog klinis, menyebutkan, dalam sebuah hubungan, impostor syndrome terjadi ketika kamu merasa gak cukup baik untuk pasanganmu dan gak layak untuk dicintai. Meskipun kekhawatiran adalah hal yang wajar dialami setiap orang, tapi ada beberapa hal yang membedakannya dengan seseorang yang mengalami impostor syndrome.

Biar gak salah menilai, di bawah ini ada beberapa tanda yang menunjukkan bila kamu mengalami impostor syndrome. yuk, perhatikan!

1. Perfeksionis

ilustrasi pasangan makan bersama (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Gak ada yang salah dengan keinginan untuk bisa jadi sosok yang terbaik buat pasangan. Tapi, itu akan jadi buruk jika dilakukan secara berlebihan. Kamu cenderung berpikir dan berusaha untuk jadi sosok yang sempurna, sehingga bisa berakibat pada kekeliruan dalam memandang diri sendiri dalam hubungan.

Sam Nabil, konselor profesional, dikutip PsychCentral, mengatakan, "Kamu merasakan tekanan yang sangat besar untuk memenuhi citra dirimu. Akibatnya, kamu mungkin merasa khawatir, cemas, dan tertekan. Kamu terus-menerus takut pasanganmu akan menemukan bahwa sebenarnya kamu gak kompeten atau gak berharga".

Seorang yang mengalami impostor syndrome, mungkin akan menginvestasikan banyak waktu dan upaya untuk bertindak dengan cara tertentu yang diyakininya agar membuat ia lebih dicintai dan diterima oleh orang lain. Gak jarang juga, orang tersebut akan melakukan hal negatif yang bisa membahayakan dirinya dan orang lain.

2. Ragu dengan pasangan

ilustrasi pasangan bertengkar (pexels.com/Vera Arsic)

Kepercayaan merupakan hal dasar yang harus dipegang teguh dalam hubungan. Tanpa adanya hal tersebut, hubungan yang dijalani akan terasa berat dan menyesakan. Perasaan ragu terhadap pasangan, seakan terus menghantui orang dengan sindrom ini.

Romanoff mengungkapkan, orang dengan impostor syndrome mungkin mendapati dirinya merasa gak aman atau bahkan cemburu pada orang lain dalam hidupnya. Hal ini dikarenakan ia merasa sulit untuk percaya bahwa pasangannya benar-benar berkomitmen kepadanya.

3. Fokus pada kekurangan

ilustrasi perempuan sendirian (pexels.com/Tan Danh)

Gak bisa dipungkiri bahwa setiap orang pasti punya kekurangan, begitu pula kamu dan pasanganmu. Namun, perlu diingat juga bahwa selain kekurangan, setiap orang juga memiliki kekuatan atau kelebihannya masing-masing dan orang yang mengalami impostor syndrome, sering kali gak sadar akan hal tersebut.

Seorang impostor syndrome mungkin gagal melihat kekuatannya dan terlalu fokus pada kekurangan yang dirasakannya. Hal tersebut bisa berakibat pada perasaan seseorang yang menganggap dirinya sebagai beban dalam hubungan, bukan sebagai pasangan yang setara.

4. Merasa insecure

ilustrasi insecure (pexels.com/Valeria Ushakova)

Selanjutnya, merasa insecure terhadap pasangan juga bisa jadi tanda bahwa seseorang mengalami impostor syndrome. Perasaan malu, gak layak, takut, dan gak berharga sering ia rasakan. Perasaan tersebut membuat harga dirinya rendah dan merasa gak pantas untuk bersama dengan pasangannya. 

Jakob Brown, psikoterapis, dilansir PsychCentral, menjelaskan, "Contoh rasa malu yang disebabkan oleh sindrom ini adalah merasa gak cukup untuk menjalin hubungan atau merasa pasangannya akan pergi jika mengetahui aspek-aspek tertentu dalam dirinya".

5. Berharap yang terburuk

ilustrasi masalah dalam hubungan (pexels.com/RDNE Stock project)

Jika kebanyakan orang selalu berharap yang terbaik untuk hubungannya, maka berbeda dengan seseorang yang mengalami impostor syndrom. Buntut dari perasaan insecure yang dialami, membuat jauh di lubuk hatinya merasa gak layak untuk punya segala hal yang baik-baik.

Romanoff mengungkapkan, seorang impostor syndrome mungkin menunggu hal-hal tersebut diambil dari dirinya. Alih-alih membiarkan diri mengharapkan yang terbaik, dia justru mempersiapkan diri untuk yang terburuk.

"Impostor syndrome dapat menyebabkan kamu mengalami kecemasan yang parah. Rasanya seperti kamu selalu menunggu bom meledak," imbuhnya.

Jika kamu merasa tanda-tanda di atas ada pada dirimu, sebaiknya segera cari cara untuk mengatasi impostor syndrome sebelum semuanya jadi buruk. Misalnya, dengan mengidentifikasi pemicunya, mengalihkan pikiran pada hal-hal baik, fokus pada kekuatan, diskusi dengan pasangan, atau mendatangi terapis jika dibutuhkan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Koi
EditorKoi
Follow Us