Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cara Menyesuaikan Portofolio Freelancer untuk Berbagai Jenis Klien

ilustrasi pria bekerja (pexels.com/MART PRODUCTION)
ilustrasi pria bekerja (pexels.com/MART PRODUCTION)

Setiap klien memiliki kebutuhan dan ekspektasi yang berbeda. Portofolio yang menarik bagi satu klien belum tentu menarik bagi klien lain. Oleh karena itu, menyesuaikan portofolio sesuai dengan jenis klien yang ingin kamu targetkan bisa meningkatkan peluang untuk mendapatkan proyek yang lebih sesuai dengan keahlianmu.

Alih-alih membuat satu portofolio untuk semua jenis klien, ada beberapa strategi yang bisa kamu lakukan agar portofoliomu lebih relevan dan menarik bagi calon klien. Berikut lima cara efektif untuk menyesuaikan portofolio freelancer berdasarkan kebutuhan klien yang berbeda.

1. Sesuaikan proyek yang ditampilkan dengan kebutuhan klien

ilustrasi pria bekerja (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)
ilustrasi pria bekerja (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Setiap klien mencari freelancer yang memiliki pengalaman dan skill yang sesuai dengan proyek mereka. Jika kamu memiliki berbagai jenis pekerjaan dalam portofolio, pilih dan tampilkan hanya yang relevan dengan industri atau bidang klien yang sedang kamu targetkan.

Misalnya, jika ingin menarik klien dari startup teknologi, fokuslah menampilkan proyek yang berhubungan dengan UI/UX, branding startup, atau pengembangan aplikasi. Jika ingin bekerja dengan perusahaan korporat, tunjukkan proyek yang bersifat formal dan profesional.

2. Buat beberapa versi portofolio untuk target klien yang berbeda

ilustrasi bekerja (pexels.com/Christina Morillo)
ilustrasi bekerja (pexels.com/Christina Morillo)

Daripada menggunakan satu portofolio yang sama untuk semua klien, buat beberapa versi portofolio yang lebih spesifik untuk masing-masing jenis klien. Ini bisa berbentuk file PDF yang berbeda atau halaman khusus di website portofoliomu.

Misalnya, jika kamu seorang desainer grafis, buat satu portofolio untuk desain branding perusahaan, satu untuk ilustrasi kreatif, dan satu lagi untuk desain sosial media. Dengan begitu, klien akan merasa bahwa kamu benar-benar memahami kebutuhan lmereka.

3. Gunakan bahasa dan tone yang sesuai dengan klien

ilustrasi pria bekerja (pexels.com/Buro Millennial)
ilustrasi pria bekerja (pexels.com/Buro Millennial)

Setiap industri memiliki gaya komunikasi yang berbeda. Klien startup atau bisnis kreatif mungkin lebih suka bahasa yang santai dan energik, sementara perusahaan besar atau instansi formal lebih menghargai bahasa yang profesional dan to the point.

Sesuaikan cara kamu menjelaskan proyek di portofolio dengan gaya komunikasi klien yang ingin kamu tarik. Dengan menggunakan bahasa yang sesuai, kamu akan terlihat lebih mengerti industri mereka dan lebih mudah dipercaya.

4. Tambahkan studi kasus yang menjelaskan bagaimana kamu membantu klien sebelumnya

ilustrasi bekerja (pexels.com/JESHOOTS.com)
ilustrasi bekerja (pexels.com/JESHOOTS.com)

Klien tidak hanya ingin melihat hasil akhir proyek, tetapi juga ingin tahu bagaimana kamu bekerja dan berpikir dalam menyelesaikan masalah. Studi kasus adalah cara yang efektif untuk menunjukkan kemampuan problem-solving dan pendekatan kerja yang kamu miliki.

Saat menyesuaikan portofolio untuk klien tertentu, pilih studi kasus yang paling relevan dengan kebutuhan mereka. Jelaskan masalah yang dihadapi klien sebelumnya, solusi yang kamu berikan, dan hasil yang dicapai. Ini akan membuat calon klien lebih yakin untuk bekerja denganmu.

5. Pastikan desain dan format portofolio sesuai dengan karakter klien

ilustrasi bekerja dengan laptop (pexels.com/fauxels)
ilustrasi bekerja dengan laptop (pexels.com/fauxels)

Desain portofolio juga bisa mencerminkan jenis klien yang ingin kamu tarik. Jika menargetkan klien dari industri kreatif, buat portofolio yang lebih visual dan menarik. Jika ingin bekerja dengan perusahaan profesional, gunakan desain yang bersih, elegan, dan mudah dinavigasi.

Selain itu, pertimbangkan format portofolio yang paling sesuai. Untuk klien yang lebih suka browsing online, buat portofolio dalam bentuk website. Untuk klien korporat yang lebih suka membaca dokumen, sediakan portofolio dalam format PDF yang mudah diunduh dan dibaca.

Menyesuaikan portofolio dengan jenis klien yang ingin kamu targetkan bisa meningkatkan peluangmu untuk mendapatkan proyek yang lebih cocok dengan skill dan minatmu. Jadi, jangan hanya membuat satu portofolio untuk semua jenis klien, tapi sesuaikan untuk tingkatkan peluang suksesmu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rasya Alfarizi
EditorRasya Alfarizi
Follow Us

Latest in Life

See More

3 Kemampuan Penting yang HARUS Dikuasai Food Reviewer

21 Sep 2025, 23:00 WIBLife