5 Dampak Negatif Bekerja secara Multitasking

Beberapa pegawai mungkin sudah tidak asing lagi dengan istilah multitasking. Multitasking sebetulnya merupakan prinsip bekerja dengan cara mengerjakan beberapa pekerjaan dalam satu waktu. Beberapa pegawai mungkin menganggap bahwa multitasking menjadi cara terbaik dalam menyelesaikan pekerjaan yang ada.
Kenyataannya, cara bekerja dengan multitasking masih menjadi pro dan kontra tersendiri. Bahkan tak sedikit orang yang menolak bekerja secara multitasking sebab dapat menurunkan hasil kualitas pekerjaan. Hal tersebut ternyata diperkuat dengan beberapa dampak negatif apabila bekerja dengan cara multitasking seperti berikut ini.
1. Kemungkinan ceroboh dalam bekerja

Dampak negatif yang pertama berkaitan dengan hasil pekerjaan yang diperoleh. Tak dapat dimungkiri bahwa melakukan pekerjaan dengan sistem multitasking membuat seseorang harus mengerahkan seluruh fokusnya pada dua hal berbeda.
Prinsip seperti ini sebetulnya tidak relevan dengan kemampuan manusia yang cenderung terbatas. Justru memaksakan diri untuk bekerja secara multitasking dapat membuka peluang kecerobohan yang mungkin akan dihasilkan. Tentunya hal ini dapat memberikan hasil pekerjaan yang justru mengecewakan.
2. Meningkatkan kegelisahan

Ada banyak hal yang akan menentukan hasil pekerjaan, salah satunya adalah ketenangan diri dalam bekerja. Sistem bekerja dengan multitasking ternyata tidak dapat memberikan ketenangan diri, sehingga justru dapat merusak fokus yang ada.
Bahkan bukan tak mungkin bahwa multitasking tersebut akan meningkatkan risiko kegelisahan dan rasa takut akan hasil yang diperoleh. Jika sudah seperti ini maka proses bekerja hanya akan menjadi beban tersendiri, sehingga sulit untuk dinikmati.
3. Menghambat kreativitas

Seorang pegawai yang baik tentunya diharapkan mampu memiliki kreativitas yang tinggi dalam bekerja. Sayangnya terkadang, kreativitas tersebut tidak dapat diekspresikan dengan jelas karena berbagai alasan berbeda.
Salah satunya apabila seorang pegawai memaksakan diri untuk bekerja dengan cara multitasking. Bukan tidak mungkin jika sistem bekerja tersebut dapat membuat pegawai menjadi kesulitan untuk berfikir secara kreatif. Alasannya karena segala fokus yang dimiliki dikerahkan untuk menyelesaikan berbagai pekerjaan berbeda dalam satu waktu.
4. Efek lelah berlebihan pada tubuh

Banyak pegawai yang percaya bahwa sistem bekerja dengan multitasking cenderung efektif untuk menyelesaikan berbagai pekerjaan. Kenyataannya hal ini justru membuat masalah baru, khususnya terhadap kesehatan fisik dan mental.
Manusia memiliki batas tersendiri sehingga berisiko mengalami kelelahan apabila terlalu diforsir berlebihan. Inilah yang juga akan terjadi apabila para pegawai memaksakan diri untuk bekerja dengan multitasking. Jangan sampai justru mengorbankan tubuh demi menyelesaikan pekerjaan yang tak ada hentinya.
5. Multitasking ternyata membuang waktu

Ada kesalahan persepsi yang selama ini mungkin dipercaya oleh banyak orang. Bahan persepsi tersebut adalah anggapan bahwa bekerja secara multitasking dapat membantu menyelesaikan pekerjaan dengan lebih efektif.
Realitanya ternyata bekerja dengan prinsip multitasking justru membuang banyak waktu secara percuma. Alasannya karena otak manusia memiliki batasan dan kebanyakan pegawai akan cenderung mengecek ulang pekerjaannya setelaj selesai. Jika dibandingkan dengan sistem bekerja secara single tasking maka akan jauh lebih cepat, sebab kamu dapat menentukan prioritas pekerjaan terlebih dahulu.
Bekerja secara multitasking ternyata menyimpan risikonya tersendiri. Kamu dapat menentukan pilihan untuk bekerja secara multitasking ataupun single tasking. Mana cara bekerjamu?