5 Hal Tak Terduga yang Termasuk Job Desk Makeup Artist

- Penyesuaian cara kerja mengikuti suasana hati klien
- Perawatan alat makeup setiap selesai bekerja
- Mengatur percakapan agar proses rias tetap nyaman
Banyak orang mengenal profesi makeup artist (MUA) lewat hasil akhirnya saja, padahal pekerjaan ini punya banyak detail yang jarang terlihat. Job desk yang dianggap sederhana sering berubah menjadi rangkaian keputusan kecil yang memengaruhi kenyamanan dan kepercayaan klien.
Banyak orang baru menyadari hal ini ketika berada di ruang rias dan melihat langsung bagaimana prosesnya berjalan. Ada momen ketika keputusan kecil bisa memengaruhi hasil makeup seharian dan hal seperti itu jarang dibahas banyak orang. Job desk yang terlupakan inilah yang sebenarnya membentuk cara kerja profesi ini. Berikut beberapa hal tak terduga yang ikut mengisi keseharian seorang Makeup Artist.
1. Penyesuaian cara kerja, mengikuti suasana hati klien

Tidak semua klien datang dalam kondisi siap dirias, sehingga langkah awal biasanya dimulai dengan membaca situasi mereka. Ada hari ketika seseorang terlihat lelah sehingga MUA harus membuat suasana rias lebih tenang agar proses makeup terasa nyaman. Jika suasana klien sedang ceria, suasana merias wajah mereka bisa dibuat sedikit lebih menyenangkan supaya interaksi tetap mengalir. Kepekaan seperti ini membantu mengurangi ketegangan di awal proses makeup.
Kemampuan menyesuaikan cara kerja, membuat klien merasa lebih dihargai karena tidak diperlakukan dengan pola yang sama. Banyak orang sering merasa lebih percaya ketika suasana rias dibentuk sesuai kondisi mereka hari itu. Pendekatan semacam ini bukan hanya soal kenyamanan klien dan MUA, tetapi juga berpengaruh pada hasil riasan.
2. Perawatan alat makeup setiap selesai bekerja

Setiap selesai merias, ada tahap lain yang jarang dilihat , yaitu memastikan alat makeup kembali bersih sebelum dipakai lagi. Kuas perlu dicuci satu per satu supaya tidak ada sisa warna yang tertinggal. Spons harus direndam sampai benar-benar bebas dari produk yang menumpuk.
Kebiasaan merawat alat membuat hasil rias lebih aman untuk klien berikutnya, terutama bagi mereka yang punya kulit sensitif. Kualitas alat yang terjaga juga membantu warna muncul lebih pop up ketika dipakai. Banyak orang sering mengira hal ini mudah, padahal part membersihkan alat makeup jelas membutuhkan waktu yang tak sebentar. Namun, biar bagaimana pun ini merupakan salah satu standar kerja yang harus dilakukan oleh MUA.
3. Mengatur percakapan agar proses rias tetap nyaman

Selama proses rias berlangsung, suasana percakapan perlu dijaga supaya klien tidak merasa canggung atau bahkan takut. Ada klien yang suka bercerita sehingga interaksi harus dibuat santai tanpa mengganggu konsentrasi. Ada juga klien yang lebih memilih suasana tenang sehingga percakapan cukup singkat. Penyesuaian seperti ini membantu proses rias berjalan lebih mulus.
Kepercayaan klien sering terbentuk dari percakapan sederhana yang tidak memaksa. Penjelasan mengenai langkah rias biasanya disampaikan seperlunya agar tidak terasa menggurui. Banyak orang merasa lebih nyaman ketika proses rias berjalan dengan interaksi yang terukur. Hal kecil ini sering dianggap sepele padahal berpengaruh pada pengalaman klien.
4. Pemilihan produk berdasarkan event yang akan dihadiri klien

Setiap klien punya rutinitas yang berbeda dan hal tersebut memengaruhi produk yang sebaiknya dipakai. Event yang dilakukan di luar ruangan memerlukan formula yang lebih tahan lama, sedangkan klien yang akan menghadiri event di ruang ber-AC membutuhkan produk dengan kelembapan lebih tinggi. Informasi seperti ini biasanya digali di awal percakapan agar hasil rias tidak mudah berubah.
Pertimbangan tersebut membuat klien merasa riasannya mendukung aktivitas mereka sepanjang hari. Banyak orang menyukai pendekatan ini karena tidak perlu khawatir riasan cepat memudar. Pemilihan produk yang sesuai keperluan juga membuat hasil terlihat lebih natural.
5. Menangani permintaan mendadak tanpa mengganggu proses makeup

Di lapangan, perubahan konsep rias sering terjadi secara tiba-tiba. Klien bisa saja meminta tampilan yang berbeda setelah melihat contoh baru dari media sosial. Ada pula pemintaan ganti warna shade dsb misal saat merias calon pengantin atas request keluarga. Situasi seperti ini membuat penyesuaian perlu dilakukan secara cepat tanpa membuat suasana makeup jadi terburu-buru.
Tidak semua perubahan bisa dilakukan sepenuhnya, sehingga diperlukan penjelasan singkat mengenai bagian mana yang dapat diubah. Pendekatan yang jelas membuat klien tetap merasa terlibat tanpa membuat proses menjadi rumit. Kemampuan menghadapi situasi tak terduga sering menjadi penentu kenyamanan klien terhadap MUA.
Banyak hal kecil yang ikut membentuk job desk makeup artist meski tidak terlihat langsung oleh klien. Detail semacam ini membuat profesi mereka berjalan lebih teratur dan terasa lebih dekat dengan kebutuhan orang yang mereka rias. Dari seluruh hal tak terduga ini, mana yang pernah kamu alami?


















