Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Plus Minus Bikin Target Penghasilan buat Freelancer

ilustrasi menghitung uang (pexels.com/Karolina Grabowska)

Sebagai freelencer, beranikah kamu bila mendapat tantangan untuk membuat dan mencapai target penghasilan? Bila selama ini kamu belum pernah menetapkan target pendapatan dari bekerja lepas, tak ada salahnya dicoba.

Akan tetapi, untukmu yang sudah terbiasa memakai target pemasukan per bulan, ada hal yang perlu diwaspadai, lho. Adanya target penghasilan dapat memberi akibat positif maupun negatif. Simak uraiannya, ya.

1. Bisa bikin kamu lebih semangat dan disiplin dalam bekerja

ilustrasi freelancer bekerja (pexels.com/George Milton)

Tanpa bikin target penghasilan, kamu bakal bekerja sedapatnya saja. Kadang malah terlalu santai sebab tak ada atasan yang akan memarahimu. Akibatnya, penghasilan yang diperoleh dari bekerja lepas selalu tidak seberapa.

Jika kamu pekerja lepas penuh waktu, ini tentu berbahaya. Kedisiplinanmu dalam bekerja bisa diawali dengan bikin target uang yang ingin diperoleh. Dari situ, kamu terdorong bekerja lebih giat bila target masih jauh dari kata tercapai.

2. Namun, membuatmu panik jika target sepertinya gak bakal terpenuhi

ilustrasi stres freelancer (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Bila kamu ingin membuat target penghasilan, sebaiknya sesuaikan dengan jumlah pekerjaan yang bisa diambil, potensi cuannya, dan waktu pengerjaan. Ingat bahwa bekerja lepas tidak sama dengan menjadi karyawan. Jika target pendapatan disamakan, kamu sendiri yang stres.

Misalnya, target penghasilan bulananmu Rp5 juta. Akan tetapi, sampai pertengahan bulan, kamu baru memperoleh sepertiganya. Bisa-bisa kamu gak kesulitan berkonsentrasi ketika bekerja lantaran memikirkan target pemasukan yang sepertinya tak dapat dikejar.

3. Target yang teraih berarti pemenuhan kebutuhan aman

ilustrasi menghitung pendapatan (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Target penghasilan tentu dibuat bukan tanpa alasan. Yaitu, supaya kamu punya aliran uang yang cukup stabil. Pendapatan per bulannya minimal dapat memenuhi semua kebutuhan.

Maka dari itu, target penghasilan setiap freelancer bisa bervariasi. Apabila target telah tercapai sebelum bulan habis, kamu lebih santai. Lega rasanya mampu memastikan kebutuhan keluarga terpenuhi.

4. Terlalu sedih saat target lepas, padahal bulan lalu penghasilan berlipat

ilustrasi kehilangan semangat (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Ciri utama dalam dunia freelancer memang besaran dan waktu pencairan bayarannya tidak menentu. Sayangnya, ketika kamu terlalu fokus pada target penghasilan bulanan, hal itu dapat terlupakan. Emosi pun menjadi runyam.

Misalnya, bulan Februari dan Maret penghasilanmu di bawah target. Akan tetapi, penghasilanmu di Januari sebetulnya sudah berlipat-lipat dari target pendapatan bulanan. Bukankah ini artinya kamu masih punya banyak uang?

5. Target penghasilan lebih cocok untuk full time freelancer

ilustrasi menghitung uang (pexels.com/Karolina Grabowska)

Untuk kamu yang hanya bekerja lepas buat mencari tambahan penghasilan, jauhi stres. Pekerjaan utama saja sudah menyedot energimu. Meski kamu memerlukan pemasukan ekstra, sebaiknya dibikin lebih santai dengan tidak menetapkan target.

Sedang untukmu yang memilih menjadi full time freelancer, target penghasilan memang perlu. Akan tetapi, jangan terlalu tinggi dan kaku. Walaupun ada bulan-bulan yang target pendapatannya tak tercapai, setidaknya per tahunnya masih aman.

Sama seperti cara kerja freelancer yang lebih fleksibel, pembuatan target penghasilan juga perlu mengikuti kondisi di lapangan. Lebih baik punya target pemasukan yang biasa saja, tetapi sering tercapai bahkan terpenuhi. Daripada kamu tertekan oleh target tinggi yang tak pernah teraih.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us