Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tanda Kamu Membutuhkan Waktu untuk Libur, Bukan Tidur Lebih Lama

ilustrasi lelah bekerja (pexels.com/
Ron Lach)
ilustrasi lelah bekerja (pexels.com/ Ron Lach)

Pernah merasa lelah terus-menerus meski sudah tidur cukup atau bahkan lebih lama dari biasanya? Boleh jadi tubuh kamu tidak hanya butuh tidur, tetapi juga istirahat yang lebih dalam. Tidur memang penting, tetapi tidak selalu bisa menggantikan dampak kelelahan mental.

Di tengah kesibukan, banyak orang kerap lupa membedakan antara kelelahan fisik dan mental. Padahal, burnout tidak bisa diselesaikan hanya dengan tidur akhir pekan yang lebih panjang. Berikut lima tanda yang menunjukkan bahwa kamu sebenarnya butuh rehat sejenak dari rutinitas, bukan hanya tidur lebih lama.

1. Tetap merasa lelah meskipun sudah tidur lebih lama

ilustrsi lelah bekerja (pexels.com/
Photo By: Kaboompics.com)
ilustrsi lelah bekerja (pexels.com/ Photo By: Kaboompics.com)

Kamu mungkin tidur delapan jam atau lebih, tetapi rasanya tetap tidak berenergi saat bangun pagi. Rasa lelah itu bukan karena kurang tidur, melainkan kelelahan emosional yang terus menumpuk. Tidur cukup tidak bisa menggantikan efek stres yang terus-menerus menekan setiap hari.

Hal itu sejatinya tanda bahwa kamu butuh istirahat dari tekanan, bukan hanya dari aktivitas fisik. Libur sejenak bisa membantumu mengatur ulang pikiran dan emosi yang terlalu penuh. Memberi jeda dari rutinitas akan lebih efektif dibanding memperpanjang waktu tidur.

2. Kamu tidak lagi menikmati hal-hal yang sebelumnya disukai

ilustrasi mudah merasa jenuh dan bosan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Hobi yang biasanya membuat senang, kini terasa membosankan atau melelahkan. Kamu seperti kehilangan semangat terhadap hal-hal kecil yang sebelumnya bisa membuat tersenyum. Hal itu sejatinya menjadi sinyal bahwa kamu membutuhkan ruang untuk bernapas.

Kehilangan minat terhadap hal-hal yang kamu cintai menunjukkan bahwa kamu telah melewati batas kemampuan. Alih-alih memaksakan diri terus produktif, cobalah ambil waktu libur untuk mengembalikan semangat. Kamu berhak merasa senang tanpa harus selalu berhasil.

3. Kamu merasa mudah marah dan sensitif tanpa sebab yang jelas

ilustrasi merasa sensitif dan mudah marah (pexels.com/
Photo By: Kaboompics.com)
ilustrasi merasa sensitif dan mudah marah (pexels.com/ Photo By: Kaboompics.com)

Tiba-tiba merasa kesal karena hal sepele, atau menangis tanpa alasan yang pasti? Hal itu bisa menjadi tanda bahwa emosimu sedang tidak stabil karena kelelahan mental. Ketika kamu tidak memberi ruang untuk istirahat, tekanan akan menumpuk dan meledak dalam bentuk emosi yang tak terkendali.

Tidur memang bisa menenangkan sesaat, tetapi tidak menyelesaikan akar persoalan. Sejatinya, hal yang kamu perlukan adalah waktu untuk menjauh sejenak dari tekanan. Liburan kecil bisa membantumu mengatur ulang emosi dan kembali merasa tenang.

4. Kamu sulit fokus sehingga pekerjaan menjadi berantakan

ilustrasi terjebak dalam siklus tekanan (pexels.com/Zen Chung)

Kamu mungkin duduk berjam-jam di depan laptop, tetapi nyatanya tak ada satu pun pekerjaan yang benar-benar selesai. Kamu sulit berkonsentrasi meski sudah mencoba berbagai cara. Hal itu menjadi sinyal otak kamu sedang kelelahan dan membutuhkan istirahat.

Liburan bisa mengembalikan fokus yang hilang karena terlalu lama berkutat dalam rutinitas. Kamu tidak harus pergi jauh, cukup dengan menjauh dari tugas dan memberi ruang untuk diri sendiri. Setelahnya, kamu akan kembali dengan fokus dan energi yang lebih baik.

5. Kamu terus merasa bersalah saat tidak produktif

ilustrasi tidak produktif (pexels.com/
Vitaly Gariev)
ilustrasi tidak produktif (pexels.com/ Vitaly Gariev)

Apabila kamu kerap merasa bersalah hanya karena mengambil jeda sejenak atau tidak mengerjakan sesuatu, itu pertanda kamu terjebak dalam pola pikir keliru. Kecenderungan tersebut membuatmu terus bekerja, bahkan ketika tubuh dan pikiran sudah tidak sanggup. Tidur lebih lama pun terasa tidak cukup karena kamu tetap merasa bersalah.

Padahal, kamu tidak harus selalu produktif untuk merasa berharga. Di momen tersebut, mengambil waktu libur bukanlah kemunduran, tapi bentuk perawatan diri yang sangat penting. Pasalnya setiap orang layak mendapat jeda tanpa rasa bersalah ketika telah melaksanakan tanggung jawabnya.

Meluangkan waktu libur bukan berarti kamu malas atau tidak produktif, justru hal itu bentuk perhatian terhadap kesehatan mental. Tubuh dan pikiran yang terus dipaksa bekerja tanpa jeda akan kehilangan energi secara perlahan. Memiliki waktu libur, walau singkat, bisa membuatmu kembali lebih fokus dan bahagia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izah Cahya
EditorIzah Cahya
Follow Us