Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips Hidup Di Lingkungan Minim Apresiasi, Harus Gimana?

ilustrasi capek (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi capek (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Pernah merasa capek karena semua hal yang kamu lakukan seolah gak pernah dihargai? Entah itu di tempat kerja, di rumah, atau dalam pertemanan, rasanya kayak usaha kamu cuma numpang lewat tanpa pernah dianggap. Nah, kabar baiknya, nilai dirimu gak ditentukan dari seberapa sering orang lain bilang 'terima kasih'. Nah, ini dia 5 cara praktis supaya tetap bisa merasa cukup, bahkan di tengah lingkungan yang minim apresiasi. Yuk simak!

1. Sadar kalau gak semua apresiasi diungkapkan oleh kata-kata

ilustrasi membangun empati (unsplash.com/Etienne Boulanger)
ilustrasi membangun empati (unsplash.com/Etienne Boulanger)

Gak semua orang mengekspresikan rasa terima kasih dengan pujian atau kata-kata manis. Kadang, bentuk apresiasi justru hadir lewat tindakan sederhana yang gak disadari. Ada orang yang gak jago ngomong tapi perhatian lewat tindakan. Misalnya, rekan kerja yang bantuin tanpa diminta, atau teman yang selalu nanyain kabar kamu duluan. Ini tanda bahwa kamu dihargai, cuma bentuknya beda. Makin peka kamu, makin mudah kamu lihat sebenarnya siapa aja yang peduli.

Coba perhatikan hal kecil kayak senyum tulus, sapaan hangat, atau orang yang luangin waktu buat bantu kamu. Itu semua adalah bentuk apresiasi, meskipun gak diucapkan secara langsung. Begitu kamu mulai paham sama hal-hal ini, rasa kesepian dan gak dihargai bakal mulai berkurang.

2. Ungkapkan perasaanmu dengan cara yang tenang dan jelas

ilustrasi komunikasi (unsplash.com/LinkedIn Sales Solutions)
ilustrasi komunikasi (unsplash.com/LinkedIn Sales Solutions)

Kalau kamu terus-terusan memendam rasa gak dihargai, ujung-ujungnya bisa bikin emosi numpuk dan meledak. Jadi, komunikasi terbuka dan sehat itu penting banget. Saat kamu ngobrol soal perasaan, coba pake kalimat yang mulai dengan “aku merasa...” supaya orang lain gak ngerasa diserang. Misalnya, “Aku ngerasa agak kecewa waktu kerja keras aku gak diakui.” Cara ini bikin lawan bicara lebih terbuka dan gak langsung defensif.

Ngomongin perasaan gak bisa sembarangan. Jangan bahas saat situasinya lagi panas atau ketika orang lain lagi sibuk. Pilih waktu yang tenang dan suasana yang nyaman. Kalau momennya tepat, peluang kamu buat didengar dan dipahami jauh lebih besar.

3. Pasang batasan supaya gak terus-menerus dimanfaatkan

ilustrasi jaga batasan (unsplash.com/sasint)
ilustrasi jaga batasan (unsplash.com/sasint)

Kalau kamu terus ngasih waktu dan tenaga tanpa pernah dapet feedback positif, ujung-ujungnya kamu yang capek sendiri. Makanya, penting banget buat tahu batasannya sampai mana. Pikirin bagian mana dari hidupmu yang bikin kamu merasa diabaikan. Mungkin kamu selalu jadi yang terakhir pulang dari kantor, atau di rumah kamu yang selalu urus semuanya. Dari situ, kamu bisa mulai sadar di mana kamu harus tegas.

Setelah tahu batasnya, sampaikan dengan jelas. Misalnya, “Aku bisa bantu, tapi aku gak bisa terus-terusan lembur tiap hari.” Dengan tegas tapi tetap sopan, kamu ngajarin orang lain buat lebih menghargai waktu dan tenagamu.

4. Belajar mengapresiasi diri sendiri

ilustrasi self-love (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi self-love (pexels.com/cottonbro studio)

Kalau kamu terus nunggu validasi dari orang lain, bisa-bisa kamu terus merasa kurang. Yang penting adalah gimana kamu menghargai dirimu sendiri. Luangin waktu buat ngeliat apa saja yang udah kamu kerjain. Bahkan yang kecil sekalipun. Selesaiin tugas yang susah, bantu orang lain, atau berhasil tahan emosi saat lagi kesal. Semua itu layak kamu apresiasi.

Jangan terlalu keras sama diri sendiri. Kamu butuh kasih sayang juga, dari diri kamu sendiri. Perlakukan dirimu seperti kamu memperlakukan sahabatmu yang lagi capek dan butuh pelukan. Kalau kamu bisa menghargai diri sendiri, omongan atau pengakuan dari luar jadi bonus aja.

5. Lakukan hal-hal yang bikin kamu bahagia

ilustrasi bermusik (unsplash.com/Gabriel Gurrola)
ilustrasi bermusik (unsplash.com/Gabriel Gurrola)

Kadang, yang bikin kita tetap waras itu bukan pujian orang lain, tapi aktivitas yang bikin kita senyum tanpa alasan. Coba lakuin hal-hal yang kamu suka: baca buku, olahraga, main musik, atau mungkin belajar resep baru. Lakuin itu bukan buat dipuji orang lain, tapi buat kamu sendiri. Rasa puas itu muncul dari dalam, bukan dari komentar orang.

Cari lingkungan baru yang lebih suportif. Gabung komunitas yang sesuai minatmu bisa bantu kamu ngerasa dihargai dan dimengerti. Siapa tahu, kamu ketemu orang-orang yang bisa kasih kamu semangat baru dan bikin kamu ngerasa lebih dihargai.

Gak dapet apresiasi itu memang bikin hati lelah, tapi itu bukan akhir dari segalanya. Kamu tetap bisa bertahan, berkembang, dan bahagia. Semua ini bukan cuma buat bertahan, tapi buat buktiin bahwa kamu layak dihargai, baik oleh orang lain, maupun oleh dirimu sendiri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kirana Mulya
EditorKirana Mulya
Follow Us