Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Kesalahan Umum dalam Karier, Sepele tapi Merugikan!

ilustrasi bekerja (pexels.com/mikhailnilov)
Intinya sih...
  • Karier sukses membutuhkan keputusan matang
  • Media sosial penting untuk citra profesional
  • Keterampilan tambahan dan keseimbangan kerja-hidup diperlukan

Karier yang sukses sering kali dipenuhi dengan keputusan-keputusan besar yang kita buat dengan pertimbangan matang. Namun, ada kalanya kita terjebak dalam kebiasaan atau pola pikir yang tampaknya tidak berbahaya, padahal dapat berdampak buruk dalam jangka panjang.

Kesalahan-kesalahan ini sering kali dilakukan tanpa disadari dan meskipun terlihat sepele, dampaknya bisa sangat merugikan. Mengenali dan menghindarinya sangat penting agar karier dapat terus berkembang dengan baik. Melalui artikel berikut ini, ketahui kesalahan dalam karier yang tanpa disadari bisa merugikan kamu.  

1. Melupakan pentingnya kehadiran di media sosial

ilustrasi wanita berada depan laptop (pexels.com/artempodrez)

Saat ini, media sosial bukan hanya untuk berinteraksi, tetapi juga platform penting dalam dunia profesional. Banyak perekrut dan profesional mencari informasi tentang calon karyawan melalui LinkedIn, Twitter, dan platform lainnya. Tanpa pembaruan profil atau bahkan tanpa kehadiran online, seseorang bisa kehilangan peluang berharga.

“Berdasarkan data terbaru, sebagian besar perekrut sekarang mencari informasi lebih tentang kandidat melalui sumber online. Informasi positif tentang kamu di internet akan meningkatkan peluang kerja, karena itulah yang dicari perekrut untuk menentukan siapa yang mereka undang untuk wawancara,” kata Cheryl Palmer, pelatih karier bersertifikat dan pemilik Call to Career, dilansir The Muse.

Kehadiran aktif dan positif di media sosial membantu membangun jaringan profesional, menunjukkan keahlian, dan menonjolkan keterlibatan dalam industri. Oleh karena itu, penting untuk memanfaatkan media sosial dalam membangun citra profesional yang baik.

2. Terlalu dekat dengan beberapa teman kerja

ilustrasi diskusi (pexels.com/alexandersuhorucov)

Meskipun membangun hubungan yang baik dengan rekan sejawat penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang nyaman, menjalin kedekatan yang terlalu intens dengan segelintir orang dapat menimbulkan masalah. Hal ini bisa menciptakan kesan favoritisme, yang pada gilirannya dapat merusak dinamika tim dan menimbulkan ketegangan di antara kolega lainnya.

Selain itu, jika terjadi perubahan dalam tim atau organisasi, kedekatan tersebut dapat membuat kamumerasa terisolasi atau kesulitan untuk mendapat dukungan dari pihak lain. Untuk menjaga keharmonisan dan perkembangan karier, penting untuk menjaga hubungan yang baik dengan semua rekan kerja, tanpa terjebak dalam kedekatan yang hanya menguntungkan sebagian orang.

"Semakin tinggi posisimu dalam organisasi, semakin penting untuk menjadi lebih observan dan berhati-hati. Selain memiliki sekutu, kamu juga perlu memiliki orang-orang yang bisa menantang pendapat atau keputusanmu," ujar Marian Their, pendiri dan CEO dari firma pelatihan dan konsultasi Expanding Thought, dilansir The Muse

3. Menganggap remeh pekerjaan sampingan

ilustrasi berada depan laptop (pexels.com/tatianasyrikova)

Sebaiknya hindari untuk menganggap pekerjaan sampingan sebagai hal yang tidak penting. Meskipun pekerjaan sampingan mungkin tidak selalu langsung terkait dengan jalur karier utama, pengalaman yang diperoleh dapat memberikan keterampilan tambahan yang berharga. Pekerjaan sampingan bisa menunjukkan kemampuan manajerial, kreativitas, atau daya juang yang dihargai oleh perekrut dan atasan.

Selain itu, pekerjaan sampingan juga dapat membantu memperluas jaringan profesional dan membuka peluang baru. Oleh karena itu, penting untuk tidak meremehkan pekerjaan sampingan dan melihatnya sebagai kesempatan untuk berkembang, bukan hanya sebagai sumber penghasilan tambahan.

4. Tidak berani berkata "tidak"

ilustrasi bekerja (pexels.com/cottonbro)

Banyak profesional merasa tertekan untuk menerima semua permintaan, baik itu tugas tambahan, proyek baru, atau komitmen lainnya, demi menjaga citra sebagai pekerja yang berdedikasi. Namun, terlalu banyak mengatakan "ya" bisa menyebabkan kelelahan, stres, dan mengurangi kualitas pekerjaan.

Terus-menerus menerima semua tanggung jawab tanpa mempertimbangkan kapasitas dapat mengalihkan fokus dari prioritas utama dalam karier. Maka dari itu, kemampuan untuk mengatakan "tidak" dengan bijak sangat penting untuk menjaga keseimbangan kerja-hidup, mengelola beban kerja, dan memastikan tugas dapat diselesaikan dengan baik.

5. Selalu bersedia untuk mengambil tugas pekerjaan

ilustrasi bekerja (pexels.com/kindelmedia)

Selalu bersedia untuk mengambil tugas pekerjaan juga dapat menyulitkanmu. Pasalnya, sering kali terlalu banyak mengambil tanggung jawab di luar tugas utama bisa membuat seseorang kewalahan dan mengurangi kualitas pekerjaan yang dihasilkan.

Selain itu, tanpa mempertimbangkan prioritas dan kapasitas diri juga bisa membuat seseorang terlihat kurang efektif. Inilah pentingnya untuk menetapkan batasan agar beban pekerjaan tetap terkelola dengan baik, sehingga fokus tetap pada tujuan karier yang lebih besar.

6. Mengabaikan pengembangan diri

ilustrasi bekerja (pexels.com/shkrabaanthony)

Banyak orang fokus pada pekerjaan sehari-hari tanpa memperhatikan pentingnya meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka. Padahal, dunia profesional terus berkembang dan tanpa upaya untuk belajar hal baru atau memperdalam keahlian, seseorang bisa tertinggal dalam kompetisi karier.

Pengembangan diri tidak hanya mencakup pelatihan formal atau pendidikan lanjutan, tetapi juga keterampilan interpersonal, kepemimpinan, dan pemecahan masalah. Dengan berinvestasi pada diri sendiri, seseorang dapat meningkatkan kemampuan, memperluas peluang karier, dan tetap relevan dalam industri yang terus berubah.

Untuk meraih kesuksesan jangka panjang, penting untuk menjaga keseimbangan, menetapkan batasan, dan terus mengembangkan diri. Dengan cara ini, setiap langkah dalam karier akan lebih terarah dan membawa kamu lebih dekat ke tujuan profesional yang lebih besar.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Shasya Khairana
EditorShasya Khairana
Follow Us