Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Suka Duka Bekerja sebagai Social Media Specialist, Dikira Santai!

ilustrasi wanita sedang bekerja (freepik.com/jcomp)
ilustrasi wanita sedang bekerja (freepik.com/jcomp)
Intinya sih...
  • Bisa menyalurkan kreativitas setiap hari
  • Ruang besar untuk berkreasi dengan ide-ide segar, belajar, dan eksperimen.
  • Harus selalu siap 24 jam
  • Standby di luar jam kerja, monitoring real-time, dan kesiapan mental ekstra.
  • Selalu update dengan tren dan pop culture
  • Melek terhadap tren, pop culture, dan perkembangan digital untuk kehidupan sehari-hari.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di era digital seperti sekarang, profesi Social Media Specialist makin banyak dibutuhkan oleh berbagai perusahaan, brand, hingga tokoh publik. Tugas utamanya memang terlihat sederhana yaitu mengelola konten dan akun media sosial. Tapi di balik layar, profesi ini menuntut kreativitas tinggi, kecepatan berpikir, dan kemampuan multitasking.

Bekerja di dunia media sosial memang tampak menyenangkan. Kamu bisa scrolling medsos sambil kerja, update tren terbaru, sampai membuat konten viral. Tapi jangan salah, tekanan dan tuntutan yang datang juga gak main-main. Berikut ini enam suka dan duka yang paling sering dirasakan oleh para Social Media Specialist. Simak bareng sampai selesai, yuk!

1. Bisa menyalurkan kreativitas setiap hari

ilustrasi pria kreatif (freepik.com/gpointstudio)
ilustrasi pria kreatif (freepik.com/gpointstudio)

Hal paling menyenangkan dari pekerjaan ini adalah ruang besar untuk berkreasi. Setiap hari, Social Media Specialist bisa mencurahkan ide-ide segar untuk membuat caption, desain visual, hingga strategi campaign yang out of the box. Buat yang punya passion di dunia digital dan konten, pekerjaan ini terasa sangat memuaskan.

Selain itu, pekerjaan ini juga menuntut kamu untuk terus belajar dan berkembang. Kamu akan diajak eksplorasi tren baru, mencoba berbagai format konten, dan berani eksperimen. Jadi, buat kamu yang suka tantangan kreatif, ini profesi yang cocok banget.

2. Harus selalu siap 24 jam

ilustrasi bekerja tak sesuai passion (freepik.com/freepik)
ilustrasi bekerja tak sesuai passion (freepik.com/freepik)

Dunia media sosial berjalan cepat dan tidak kenal waktu. Social Media Specialist seringkali harus standby bahkan di luar jam kerja, apalagi saat terjadi krisis digital atau komentar negatif yang butuh respon cepat. Belum lagi kalau ada campaign besar yang butuh monitoring real-time.

Kondisi ini bisa bikin burnout kalau tidak diatur dengan baik. Kadang, notifikasi dari akun brand masuk tengah malam atau saat akhir pekan, dan kamu harus siap merespon. Bekerja di bidang ini memang butuh fleksibilitas dan kesiapan mental ekstra.

3. Selalu update dengan tren dan pop culture

ilustrasi seorang cewek sedang bekerja (Pexels.com/wayhomestudio)
ilustrasi seorang cewek sedang bekerja (Pexels.com/wayhomestudio)

Bekerja di bidang media sosial otomatis membuatmu selalu melek terhadap tren, pop culture, dan perkembangan digital. Kamu jadi tahu meme terbaru, isu viral, bahkan perubahan algoritma platform sebelum orang lain menyadarinya. Ini membuat kamu jadi pribadi yang selalu relevan dan up to date.

Selain itu, kamu juga bisa membawa pengetahuan itu ke kehidupan sehari-hari. Baik untuk obrolan santai, memperluas koneksi, atau bahkan membuka peluang baru di bidang lain seperti content creation atau digital marketing.

4. Sering dianggap hanya main-main sosmed

ilustrasi seorang perempuan sedang memegang handphone (freepik.com/tirachardz)
ilustrasi seorang perempuan sedang memegang handphone (freepik.com/tirachardz)

Tantangan terbesar bagi Social Media Specialist adalah kurangnya pemahaman dari lingkungan sekitar tentang betapa kompleksnya pekerjaan ini. Banyak yang masih menganggap kamu "cuma pegang Instagram” atau kerjaannya scrolling doang.

Padahal di balik semua itu ada strategi, analisis data, copywriting, riset target audiens, hingga pengelolaan krisis. Stigma ini bisa membuat profesi Social Media Specialist kurang dihargai, padahal kontribusinya sangat penting dalam membentuk citra digital sebuah brand.

5. Punya dampak langsung ke publik

Ilustrasi traveling sambil bekerja (freepik.com/freepik)
Ilustrasi traveling sambil bekerja (freepik.com/freepik)

Hal yang bikin puas adalah ketika konten yang kamu buat viral atau mendapat respon positif dari audiens. Rasanya menyenangkan melihat jumlah like, share, atau komentar meningkat karena hasil dari kerja kerasmu sendiri.

Interaksi langsung dengan audiens juga memberi pengalaman yang sangat humanis. Kamu bisa melihat bagaimana kontenmu menghibur, menginspirasi, atau bahkan membantu orang lain menemukan solusi lewat informasi yang kamu sajikan.

6. Tekanan target dan engagement

ilustrasi wanita yang stres bekerja(freepik.com/jcomp)
ilustrasi wanita yang stres bekerja(freepik.com/jcomp)

Di balik semua kesenangan itu, ada tekanan besar dalam bentuk angka, yaitu target followers, reach, engagement rate, hingga konversi. Kadang, meskipun kamu sudah membuat konten yang bagus, hasilnya tetap bisa tidak sesuai harapan karena perubahan algoritma atau kurangnya budget iklan.

Tekanan ini bisa sangat melelahkan, apalagi jika harus terus-menerus membuktikan bahwa media sosial punya dampak nyata untuk brand. Tak jarang juga, kamu harus menjelaskan hasil kerja ke tim yang tidak terlalu paham metrik digital, dan itu bisa jadi tantangan tersendiri.

Orang-orang perlu tahu bahwa bekerja sebagai Social Media Specialist bukan hanya soal bikin konten dan posting di waktu tertentu. Dibutuhkan kreativitas, ketahanan mental, kemampuan analisis, hingga komunikasi yang baik dengan berbagai pihak. Di balik layar, profesi ini adalah perpaduan antara seni, strategi, dan stamina. Gimana, tertarik jadi Social Media Specialist?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Merry Wulan
EditorMerry Wulan
Follow Us

Latest in Life

See More

3 Tipe Teman yang Gak Cocok Diajak Liburan Bareng, Pasti Bikin Repot!

13 Sep 2025, 15:06 WIBLife