7 Alasan Harus Hindari Multitasking dalam Bekerja, Bikin Gak Fokus!

Multitasking kerap dianggap sebagai keterampilan hebat yang memungkinkan seseorang menyelesaikan banyak pekerjaan sekaligus. Multitasking sendiri sempat sangat populer di dunia kerja, karena kemampuan ini terlihat seperti solusi praktis untuk mengejar berbagai tenggat waktu. Alih-alih menyelesaikan satu persatu dan membutuhkan waktu lebih lama, seorang pekerja yang multitasking dianggap berbakat dan terampil dalam berbagai urusan kerja.
Namun, kini multitasking banyak dipertanyakan. Apakah multitasking benar-benar efektif dalam pekerjaan? Penelitian dan pengalaman ternyata menunjukkan bahwa multitasking justru membawa lebih banyak dampak negatif daripada manfaatnya. Dalam artikel ini, kita akan membahas 7 alasan kenapa multitasking sebaiknya dihindari karena dampaknya pada produktivitas.
1. Menurunkan produktivitas

Multitasking sering dianggap dapat meningkatkan efisiensi, padalah kenyataannya justru sebaliknya. Penelitian menunjukkan bahwa berpindah-pindah antara tugas yang satu dengan yang lain dapat menurunkan produktivitas hingga 40 persen. Hal ini terjadi karena otak membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri setiap kali berganti fokus, atau istilah ini dikenal dengan switching cost. Semakin sering kita berpindah tugas, semakin banyak waktu yang terbuang hanya untuk memulihkan konsentrasi.
Selain itu, multitasking juga sering membuat pekerjaan selesai lebih lambat. Meskipun terlihat seperti cara untuk mempercepat penyelesaian beberapa pekerjaan sekaligus. Kenyataannya, kita malah menghabiskan waktu lebih banyak untuk kembali fokus pada apa yang sedang dikerjakan. Jadi, berfokus pada satu tugas di satu waktu lebih memungkinkan kita untuk bisa bekerja lebih cepat dan efisien, ketimbang melakukannya secara multitasking.
2. Mengurangi kualitas pekerjaan

Ketika perhatian kita terbagi antara beberapa tugas, kualitas pekerjaan jadi cenderung menurun. Multitasking membuat otak tidak bisa memproses detail-detail penting secara penuh. Sehingga, risiko kesalahan malah jadi meningkat. Jika hal ini dibiarkan terus, akhirnya malah bisa merugikan diri sendiri ketika sedang mengerjakan tugas yang membutuhkan ketelitian tinggi.
Jika hasil pekerjaan kita kurang optimal, tentu akan berdampak pada reputasi profesional. Orang lain mungkin melihat kita sebagai pribadi yang kurang teliti atau tidak kompeten, meskipun kenyataannya hal itu lebih disebabkan karena terlalu banyak membagi fokus. Dengan mengutamakan satu tugas, kita bisa memastikan hasil yang lebih baik dan lebih konsisten.
3. Meningkatkan stres

Multitasking dapat meningkatkan beban mental karena otak dipaksa untuk mengelola banyak informasi sekaligus. Akibatnya, kita merasa kewalahan, bahkan untuk tugas yang seharusnya sederhana dan mudah dipahami. Stres yang dihasilkan oleh multitasking tidak hanya berpengaruh pada performa kerja, tetapi juga mengganggu kesehatan mental.
Ketika stres meningkat, produktivitas dan kualitas hidup bisa menurun. Kita akan mudah merasa kelelahan, sulit tidur, atau kehilangan motivasi dalam bekerja. Pahami bahwa kondisi stres ini tidak bisa dibiarkan terus-menerus. Oleh karena itu, usahakan untuk menghindari multitasking dan fokuslah pada satu tugas yang dikerjakan dalam satu waktu agar dapat mengurangi tekanan yang mengganggu pikiran.
4. Merusak kemampuan konsentrasi

Kebiasaan multitasking dapat merusak kemampuan otak untuk fokus dalam jangka panjang. Ketika kita terbiasa berpindah-pindah antara tugas yang satu dengan yang lainnya, otak akan kesulitan untuk berkonsentrasi pada satu hal. Kebiasaan ini akan membuat kita lebih mudah teralihkan oleh gangguan kecil, seperti notifikasi ponsel atau bahkan percakapan singkat di sekeliling.
Konsentrasi yang buruk bisa mempengaruhi performa kerja dan bahkan kehidupan sehari-hari. Kita akan merasa sulit menyelesaikan pekerjaan yang memerlukan perhatian penuh atau merasa frustrasi karena terus-menerus kehilangan fokus. Cobalah mulai melatih diri untuk single-tasking. Coba bangun kembali kemampuan fokus dan konsentrasi yang kuat, agar bisa tetap produktif dalam bekerja.
5. Mengurangi kemampuan mengingat

Multitasking juga berdampak negatif pada kemampuan mengingat. Informasi yang diproses saat multitasking cenderung hanya tersimpan di memori jangka pendek. Atau bahkan informasi yang didapatkan seringkali sekelebat dan terabaikan juga dengan cepat. Akibat kebiasaan ini, detail penting jadi mudah terlupakan, dan pada akhirnya bisa menyebabkan pekerjaan harus diperbaiki bahkan dikerjakan ulang.
Kemampuan mengingat yang buruk juga mempengaruhi komunikasi dan hubungan kerja. Kita mungkin jadi sering lupa instruksi dari atasan atau detail penting dalam rapat. Hal ini sangat megganggu produktivitas, bahkan kita bisa saja kehilangan peluang karena gagal memahami informasi yang diberikan.
6. Membuat lebih lambat

Ironisnya, multitasking yang dianggap efisien justru malah memperlambat penyelesaian pekerjaan. Ketika otak terus-menerus berpindah tugas, kita membutuhkan waktu lebih banyak untuk memahami ulang konteks setiap tugas. Kita bahkan secara tidak sadar 'melewatkan' beberapa hal dan berusaha me-recall memori yang terlupakan tersebut.
Akibat dari multitasking ini, pekerjaan yang seharusnya bisa selesai dalam waktu singkat malah memakan waktu lebih lama. Disadari atau tidak, multitasking sering membuat kita merasa sibuk tanpa hasil yang jelas. Kita mungkin merasa telah bekerja keras sepanjang hari, tetapi hasil akhirnya tidak sebanding dengan usaha yang dilakukan.
7. Mengganggu kreativitas

Pekerjaan yang membutuhkan pemikiran yang dalam dan kreativitas akan sulit dilakukan jika perhatian kita terus terpecah. Multitasking membatasi ruang bagi otak untuk berpikir kreatif dan menemukan solusi baru. Ketika otak terlalu sibuk dengan banyak tugas, ide-ide segar sulit muncul. Kemampuan berpikir kreatif sangat penting dalam banyak bidang pekerjaan. Kita perlu membiasakan diri menciptakan waktu khusus untuk fokus tanpa gangguan, agar kita bisa membuka ruang bagi kreativitas untuk berkembang.
Daripada mencoba menyelesaikan semua pekerjaan sekaligus, lebih baik mengadopsi strategi single-tasking. Prioritaskan tugas berdasarkan urgensi dan pentingnya, lalu fokus pada satu pekerjaan hingga selesai sebelum beralih ke yang berikutnya. Dengan menghindari multitasking, kita tidak hanya meningkatkan produktivitas tetapi juga kualitas pekerjaan dan kesehatan mental. Mulailah melatih diri untuk fokus, dan rasakan perbedaan besar dalam hasil kerja kita. Ingat, sibuk dan produktif adalah dua hal yang berbeda. Jangan menjadi sibuk, tapi jadilah produktif.