Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Tren di Dunia Kerja yang Viral Selama 2023, Sering Dialami Gen Z

Ilustrasi teamwork (pexels.com/Kampus Production)

Sepanjang tahun 2023 ini, tentu kamu sudah melihat berbagai tren yang muncul di dunia kerja. Hal itu turut dipopulerkan oleh para influencer yang menerapkan istilah tersebut melalui berbagai konten yang mereka unggah di media sosial seperti TikTok, Instagram, atau X.

Beberapa tren yang sempat populer di tahun 2023 ini yaitu Quiet Quitting, yang mulai berkembang pasca pandemi. Hal tersebut tampaknya muncul sebagai respon atas gaya bekerja hustle culture yang mengagungkan kerja berlebihan.

Tren-tren baru tersebut sekarang juga paling sering terlihat di kalangan pekerja muda atau Gen Z yang semakin memprioritaskan work-life balance dibandingkan mengejar ambisi meraih karier dan menuntut lebih banyak otonomi, kendali, dan fleksibilitas, selain gaji yang lebih besar dan tunjangan yang lebih baik. Inilah berbagai tren yang muncul di tempat kerja selama 2023.

1. Career Cushioning

Ilustrasi orang sedang fokus (pexels.com/Liza Summer)

Career Cushioning adalah suatu rencana cadangan atau jaring pengaman yang memberikan pilihan alternatif untuk pekerjaan saat ini tanpa secara aktif mencari pekerjaan lain. Hal tersebut bisa berupa apa pun yang dilakukan untuk mempersiapkan peran di pekerjaan selanjutnya.

Pada umumnya, orang-orang melakukan Career Cushioning karena berbagai alasan, seperti ingin lebih siap jika suatu saat perusahaan saat ini bangkrut atau mereka ingin memiliki pekerjaan lainnya.

Tidak mengherankan jika sekarang Career Cushioning jadi tren, karena beberapa waktu lalu ada PHK besar-besaran di perusahaan-perusahaan teknologi. Kondisi ekonomi seperti saat ini tentu dapat menjadi hal yang menakutkan bagi sebagian orang sehingga mereka khawatir akan mengalami kerugian besar-besaran pasca pandemi.

2. Boomerang Employee

Ilustrasi orang berdiskusi (pexels.com/Mikhail Nilov)

Boomerang Employee berarti bahwa pekerja atau karyawan kembali ke perusahaan sebelumnya usai resign dari perusahaan tersebut. Mempekerjakan kembali Boomerang Employee dianggap mampu memberikan manfaat bagi para rekruter karena mereka mendapatkan kembali orang yang ahli di pekerjaan sebelumnya. Sementara itu, Boomerang Employee juga bisa mendapatkan manfaat dari praktik tersebut dalam keadaan tertentu, selama mereka tidak kembali ke perusahaan, atasan, atau rekan kerja yang toksik.

3. Quiet Hiring

ilustrasi mengerjakan tugas (pexels.com/Vlada Karpovich)

Quiet Hiring dapat terjadi saat seorang karyawan harus mengambil peran dan tanggung jawab baru dalam perusahaan yang sama, baik itu secara sementara atau permanen karena kebutuhan. Bahkan, tidak jarang Quiet Hiring terjadi pada pekerja di mana peran baru mereka tidak selaras dengan keahlian mereka.

Ada yang menganggap Quiet Hiring sebagai peluang untuk mencoba peran baru dan meraih keterampilan baru. Namun, ada juga beberapa pekerja yang justru memandang Quiet Hiring sebagai sesuatu yang membuat mereka terjebak dan menurunkan semangat kerja mereka.

4. Rage Applying

ilustrasi menulis (pexels.com/MART PRODUCTION)

Rage Applying adalah istilah yang sempat populer di TikTok saat para pekerja ‘membalas’ perlakuan atasan yang tidak menyenangkan dengan mengirim resume ke beberapa perusahaan secara agresif. Hal itu dilakukan agar para pekerja memperoleh pekerjaan baru dan kenaikan gaji yang besar dan cepat.

Tren ini mulai populer karena para gen Z dan milenial merasa bahwa mereka tidak layak dimanfaatkan dan ditolak secara tidak adil dalam promosi dan kenaikan gaji. Oleh karena itu, daripada harus bertahan di perusahaan toksik tersebut, para karyawan mulai melamar puluhan sampai ratusan pekerjaan untuk lepas dari tempat kerja yang tidak menghargai kontribusinya tersebut.

5. Act Your Wage

Ilustrasi orang sedang berpikir (pexels.com/Ivan Samkov)

Act Your Wage adalah suatu istilah yang menjadi tren di tempat kerja di mana para pekerja bekerja berdasarkan gaji. Itu artinya, karyawan atau para pekerja tidak harus menerima panggilan atau menghadapi masalah perusahaan selama 24 jam dan 7 hari seperti halnya seorang CEO atau Executive Director. Act Your Wage menjadi tren saat orang-orang sudah muak dengan pekerjaan dan membagikan ketidakpuasan mereka di tempat kerja melalui media sosial seperti TikTok dan Reddit.

6. Quiet Quitting

ilustrasi orang-orang sedang berkumpul

Dalam dunia kerja, tentu ada dua pihak yang bekerja sama yaitu pemberi kerja dan pihak pekerja. Dari kedua pihak tersebut, ternyata pekerja atau karyawan tetap bisa memperoleh kesempatan untuk lebih mendapat keuntungan ketika menghadapi situasi kerja yang sulit dengan menerapkan Quiet Quitting.

Quiet Quitting dapat berwujud melakukan lebih sedikit pekerjaan daripada melakukan lebih dari yang diharapkan. Quiet Quitting diharapkan akan lebih memberdayakan pekerja untuk memprioritaskan work-life balance dan menghindari praktik kerja berlebihan yang tidak sehat. 

7. Loud Quitting

Ilustrasi orang besikap tenang (pexels.com/Cedric Fauntleroy)

Saat ini banyak pekerja yang lebih bersuara dan memanfaatkan suaranya tersebut untuk meninggalkan pekerjaan yang tidak mereka sukai. Loud Quitting artinya adalah seorang karyawan yang tidak resign secara diam-diam, melainkan melakukan kepergian yang berisik dan seringkali secara dramatis ketika memutuskan mengosongkan posisinya.

Strategi ini dilakukan oleh orang-orang yang sudah menyerah dengan melampiaskan kekecewaan, ketidaksepakatan, dan ketidakpuasan terhadap segala hal, mulai dari atasan, posisi, hingga perusahaan dan rekan kerja. Itu tadi berbagai tren di tempat kerja yang sempat viral di tahun 2023. Apakah kamu juga ikut melakukan tren di atas?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Azwari
EditorNaufal Azwari
Follow Us