Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bekerja (pexels.com/mikhailnilov)
ilustrasi bekerja (pexels.com/mikhailnilov)

Sikap sok tahu sering kali tidak disadari dapat memengaruhi hubungan kerja dan suasana di lingkungan profesional. Kebiasaan ini, meskipun sepele, dapat membuat orang lain merasa terganggu.

Untuk menciptakan hubungan kerja yang lebih harmonis, penting untuk memahami cara mengelola perilaku ini dengan baik. Apa saja langkah yang bisa dilakukan? Yuk, simak caranya di artikel ini!

1. Sadari batas pengetahuan diri

ilustrasi bekerja (pexels.com/kindelmedia)

Salah satu cara efektif untuk menghindari sikap sok tahu di tempat kerja adalah dengan menyadari batas pengetahuan diri. Setiap individu memiliki kekuatan dan kelemahan dalam bidang tertentu, dan penting untuk mengakui bahwa tidak ada yang tahu segalanya.

Menyadari bahwa pengetahuan terbatas, seseorang akan lebih terbuka untuk menerima masukan dari rekan kerja dan belajar dari pengalaman mereka. Hal ini tidak hanya membantu meningkatkan kualitas kerja, tetapi juga menciptakan suasana yang lebih kolaboratif dan saling menghargai di lingkungan profesional.

2. Terima kritik dan masukan

ilustrasi bekerja (pexels.com/cottonbro)

Untuk menghindari sikap sok tahu, penting juga untuk menerima kritik dan masukan dengan terbuka. Ketika rekan kerja memberikan saran atau menunjukkan kesalahan, anggap itu sebagai kesempatan untuk belajar dan berkembang.

Daripada merasa tersinggung, cobalah untuk mendengarkan dengan objektif dan memahami perspektif mereka. Cara ini tidak hanya membantu meningkatkan keterampilan dan pengetahuan, tetapi juga mempererat hubungan kerja, karena menunjukkan sikap rendah hati dan kemauan untuk memperbaiki diri.

3. Hindari kebiasaan mengoreksi orang lain

ilustrasi bekerja (pexels.com/mikhailnilov)

Meskipun kamu mungkin memiliki pengetahuan yang lebih banyak tentang suatu hal, mengoreksi rekan kerja di depan umum dapat membuat mereka merasa tidak nyaman dan merusak hubungan kerja. Sebagai gantinya, jika kamu merasa ada yang salah atau kurang tepat, ajukan pertanyaan yang membimbing untuk membuka diskusi.

"Kamu bisa mengubah perilaku sok tahu dengan memanfaatkan rasa ingin tahu dan sikap belajar. Cobalah untuk lebih penasaran, ajukan pertanyaan, dan dengarkan dengan baik," kata Annie Nogg, pelatih karier Muse dan pendiri Annie Nogg Coaching LLC, dilansir The Muse.

Misalnya, alih-alih langsung mengoreksi, kamu bisa bertanya, "Apakah ini prosedur baru?" atau "Mengapa kamu memilih cara ini?" Dengan pendekatan ini, kamu tetap dapat berbagi pengetahuan tanpa terkesan mendominasi atau merendahkan orang lain.

4. Tingkatkan rasa empati

ilustrasi rapat (pexels.com/timamiroshnichenko)

Meningkatkan rasa empati dengan mencoba memahami perasaan dan perspektif rekan kerja juga bisa jadi cara efektif menghindari sikap sok tahu ini. Dibanding langsung mengoreksi atau menyampaikan pendapat seolah-olah kamu selalu benar, cobalah untuk lebih mendengarkan dan menghargai pandangan mereka.

Melalui fokus pada hubungan yang lebih positif dan saling menghargai, kamu dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih kolaboratif dan mendukung. Empati membantu mengurangi sikap defensif dan membuka ruang untuk diskusi yang lebih konstruktif.

5. Ganti bahasa yang terlalu percaya diri

ilustrasi business women (pexels.com/alexandersuhorucov)

Cobalah mengganti bahasa yang terkesan terlalu percaya diri dengan pilihan kata yang lebih rendah hati. Misalnya, hindari menggunakan kata-kata seperti "sebenarnya" atau "saya tahu" yang bisa terkesan menggurui.

Gunakan ungkapan seperti "saya pikir," "menurut saya," atau "mungkin kita bisa coba..." untuk menunjukkan keterbukaan terhadap masukan dan perspektif orang lain. Dengan bahasa yang lebih inklusif dan rendah hati, ini akan menciptakan suasana kerja yang lebih kolaboratif dan mengurangi kesan sombong yang bisa merusak hubungan profesional.

"Jika kamu benar-benar memiliki pengetahuan lebih tentang suatu topik, kamu perlu mengungkapkannya dengan cara yang tenang, sopan, dan percaya diri. Kamu harus menjelaskan mengapa kamu lebih tahu tentang topik tersebut dengan menunjukkan kredensial atau kualifikasi, tanpa terkesan memaksa," jelas Helene Brenner, PhD., seorang psikolog klinis, dilansir Well and Good.

6. Fokus pada mendengarkan

ilustrasi diskusi (pexels.com/alexandersuhorucov)

Daripada terburu-buru untuk memberikan jawaban atau mengoreksi rekan kerja, luangkan waktu untuk benar-benar mendengarkan apa yang mereka katakan. Dengan mendengarkan secara aktif, kamu menunjukkan penghargaan terhadap pandangan dan pendapat orang lain, serta menciptakan suasana kerja yang lebih terbuka dan kolaboratif.

Pendekatan ini tidak hanya membantu kamu memahami situasi dengan lebih baik, tetapi juga memberi kesempatan untuk belajar dari pengalaman dan pengetahuan rekan kerja kamu. Selain itu, ini memungkinkan kamu untuk memberikan respons yang lebih bijaksana dan konstruktif, daripada sekadar mengoreksi atau menunjukkan pengetahuanmu.

7. Berpikir sebelum berbicara

ilustrasi presenteasi (pexels.com/rethaferguson)

Penting untuk selalu berpikir terlebih dahulu sebelum berbicara. Ketika kamu merasa ingin mengoreksi atau memberikan pendapat, pertimbangkan terlebih dahulu apakah apa yang akan kamu katakan benar-benar diperlukan dan apakah itu bisa disampaikan dengan cara yang lebih membangun.

Mengambil waktu sejenak untuk merenung dapat membantu menghindari komentar yang terkesan terlalu yakin atau merendahkan orang lain. Dengan lebih berhati-hati dalam berbicara, kamu tidak hanya menjaga hubungan baik dengan rekan kerja, tetapi juga menciptakan suasana kerja yang lebih positif dan produktif.

8. Berikan ruang untuk kesalahan orang lain

ilustrasi kelompok diskusi di kantor (pexels.com/fauxels)

Semua orang bisa saja salah, dan ini merupakan bagian dari proses belajar. Alih-alih cepat mengoreksi atau menunjukkan kesalahan orang lain, cobalah untuk lebih sabar dan menerima bahwa kesalahan adalah hal yang wajar. Ini akan menciptakan lingkungan yang lebih mendukung dan mengurangi tekanan bagi rekan kerja untuk selalu tampak sempurna.

Dengan memberi kesempatan bagi orang lain untuk belajar dari kesalahan mereka, kamu juga memperkuat kerjasama tim dan menciptakan suasana kerja yang lebih terbuka dan penuh pengertian. Selain itu, ini juga dapat meningkatkan rasa saling percaya, yang merupakan dasar penting dalam hubungan profesional yang sehat.

Menghindari sikap sok tahu di tempat kerja tidak hanya berkaitan dengan cara berbicara atau berinteraksi dengan rekan kerja. Hal ini juga penting untuk membangun hubungan yang lebih sehat, saling mendukung, dan kolaboratif di lingkungan kerja.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team