TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Kiat Jaga Keharmonisan saat Suami Menjadi Bapak Rumah Tangga

Kalian pasti menerima banyak komentar miring

ilustrasi tukar peran (pexels.com/William Fortunato)

Ketika ibu rumah tangga telah lazim ditemui, fenomena bapak rumah tangga masih terbilang sedikit. Walau saat ini keputusan pria bertukar peran dengan istri mulai diambil beberapa pasangan, mayoritas masyarakat kita masih memandang suami sebagai pencari nafkah utama.

Karena fenomena bapak rumah tangga masih terbilang sedikit, keputusan istri untuk bekerja penuh waktu di luar rumah dan suami yang menjadi bapak rumah tangga kerap dihujani komentar negatif. Hal ini datang baik dari keluarga besar, tetangga, maupun teman-teman.

Minimnya dukungan dari orang-orang di sekitar plus komitmen di antara pasangan yang masih lemah bisa berujung ketidakharmonisan dalam rumah tangga. Apakah kamu dan pasangan juga sedang mempertimbangkan kemungkinan buat bertukar peran? Simak dulu enam tips penting agar keluarga kalian tak goyah setelahnya.

1. Keputusan suami jangan didasari oleh rasa malas bekerja

ilustrasi bapak rumah tangga (pexels.com/Helena Lopes)

Keputusan untuk bertukar peran harus merupakan kesepakatan bersama. Tidak boleh ada tekanan dari istri, tetapi suami juga dilarang semata-mata menerima peran bapak rumah tangga lantaran ogah bekerja. Sebab, perempuan sulit bersabar menghadapi pasangan yang sepenuhnya menggantungkan hidup padanya.

Dasar rasa malas bekerja bisa membuat istri sama sekali tidak respek pada suami. Pun sifat malas biasanya berlaku dalam segala hal. Suami yang malas bekerja pasti juga gak bisa diandalkan untuk membereskan pekerjaan rumah tangga yang seperti tak ada habisnya.

Nanti, ujung-ujungnya istri sudah lelah bekerja di luar rumah, masih pula harus mengerjakan sebagian besar tugas domestik. Dasarilah keputusan untuk bertukar peran dengan pertimbangan yang masuk akal. Misalnya, karier istri yang jauh lebih baik daripada suami, sementara kalian tidak ingin menggunakan jasa pengasuh atau ART. Daripada anak telantar, kalian sepakat bertukar peran.

2. Hindari rasa persaingan, suami harus bisa memberi support pada karier istrinya

ilustrasi bapak rumah tangga (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Bila kesepakatan buat bertukar peran telah diambil, suami harus ikhlas dengan peran barunya. Singkirkan rasa persaingan yang dapat memicu kecemburuan terhadap istri. Jangan sampai jabatan dan penghasilan istri yang tinggi justru membuat suami uring-uringan.

Inkonsistensi antara sikap suami dengan keputusan bersama pastinya bikin istri bingung dan kesal. Istri menjadi tidak paham dengan keinginan pasangannya. Istri bekerja dan memperoleh posisi yang bagus dianggapnya salah. Namun, kalau istri juga tidak bekerja, lantas dari mana kalian mendapatkan uang?

Baca Juga: 5 Kiat Jaga Kemampuan Bersosialisasi buat Kamu yang Pemalu

3. Sebaliknya, istri juga harus tetap menghargai suaminya

ilustrasi kasih sayang istri (pexels.com/William Fortunato)

Jangan mentang-mentang istri yang menjadi pencari nafkah utama, ia lantas bersikap semaunya terhadap suami. Terlepas dari siapa yang mencari nafkah, pondasi kasih sayang di antara kalian harus sangat kuat. Istri wajib menempatkan suami sebagai orang yang paling dicintainya selain anak dan orangtua.

Dengan begitu, setinggi apa pun jabatan serta penghasilan istri, dia tetap bersikap baik pada suami. Pendapat suami dihargai sebagaimana ia juga mampu menghormati pendapat rekan kerjanya. Saat suami punya pendapat berbeda, jangan sekali-kali istri berkata, "Kan, aku yang mencari uang. Jadi aku yang paling berhak memutuskan."

4. Seperti ibu rumah tangga, bapak rumah tangga juga bisa bekerja dari rumah

ilustrasi bapak rumah tangga (pexels.com/MART PRODUCTION)

Makin ke sini makin banyak ibu rumah tangga yang juga mencari nafkah dari rumah. Hal yang sama juga dapat dilakukan oleh suami yang memutuskan menjadi bapak rumah tangga. Walaupun kerap kurang maksimal karena harus sambil mengasuh anak, setidaknya masih ada yang bisa dilakukannya buat menghasilkan uang.

Bapak rumah tangga dapat bekerja lepas atau membuka usaha di rumah. Adanya pekerjaan di luar tugas-tugas domestik dan penghasilan meski tak sebesar gaji istri tentu membantu suami menjaga kepercayaan dirinya. Di samping itu, kebutuhan rumah tangga memang banyak sehingga adanya tambahan penghasilan dari suami akan lebih baik.

5. Suami istri wajib kompak menghadapi komentar orang-orang di sekitar

ilustrasi keluarga muda (pexels.com/Tran Nhu Tuan)

Keputusan kalian buat bertukar peran pasti bakal dikomentari banyak orang. Sebagian besarnya mungkin negatif saking tak lazimnya hal ini bagi mereka. Bahkan, keluarga besar kalian barangkali juga mencibir.

Kalau kalian tidak kompak dalam menjawab berbagai pertanyaan mereka, pulang-pulang kalian niscaya ribut. Istri salah bicara sedikit saja, suami dapat merasa dipermalukan alih-alih dibela. Sebab bertukar peran merupakan keputusan bersama, pastikan kalian betul-betul mampu saling menunjukkan dukungan di depan maupun di belakang orang-orang.

Baca Juga: 5 Kiat Jaga Produktivitas saat Kerja dari Rumah, Semua Harus Seimbang

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya