5 Poin Penting Transfer Teknologi dalam Hilirisasi, Siap Jadi Sasaran?

Hilirisasi akan meningkatkan harkat hidup Indonesia

Program hilirisasi dari pemerintah memberikan banyak harapan untuk Indonesia yang lebih baik. Dengan mengurangi ekspor bahan mentah serta mengubahnya menjadi barang jadi atau setengah jadi, Presiden berharap negara Indonesia tidak lagi menjadi rakyat malas yang enggan mengolah Sumber Daya Alam (SDA) milik negeri sendiri.

Untuk memandu proses hilirisasi, pada 30 Januari 2023 #KementerianInvestasi/BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) telah berhasil menyajikan roadmap hilirisasi investasi strategis yang mencakup 8 bagian dari 21 jenis komoditas. Proses pengolahan SDA ini diharapkan memberikan multiple effect bagi perekonomian serta mempercepat tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs) bagi Indonesia. 

Dampak positif hilirisasi sudah terlihat sejak pemerintah mulai mengurangi hingga kemudian melarang sepenuhnya ekspor nikel ore di tahun 2020. Dilansir dari Indonesia.go.id, nilai ekspor produk nikel dari hasil hilirisasi telah mencapai USD33,81 miliar atau 504,2 triliun rupiah pada tahun 2022. Angka ini menunjukkan kenaikan sebesar 745% dari nilai ekspor Indonesia di tahun 2017 loh.

Sebelum melambungkan impian yang tinggi terhadap dampak positif program #HilirisasiUntukNegri, ada baiknya kita memahami dulu salah satu kunci sukses program hilirisasi, yaitu transfer teknologi. Sesuai istilahnya, transfer teknologi secara sederhana adalah proses mengadaptasi teknologi baru dalam proses produksi yang bertujuan meningkatkan nilai tambah suatu produk. 

Mengapa transfer teknologi dianggap salah satu kunci bagi program #HilirisasiUntukNegri? Berikut ini beberapa poin penting terkait transfer teknologi yang wajib kamu tahu. Yuk simak!

Baca Juga: 6 Poin SDGs yang Dapat Terwujud dengan Hilirisasi SDA

1. Transfer teknologi jadi salah satu kunci program hilirisasi

5 Poin Penting Transfer Teknologi dalam Hilirisasi, Siap Jadi Sasaran?ilustrasi pabrik (Pixabay.com/Denny Franzkowiak)

Hilirisasi sejatinya adalah upaya transformasi ekonomi Indonesia. Negara kita yang awalnya dikenal sebagai pengekspor bahan mentah akan diubah oleh pemerintah, dengan dukungan warga, menjadi negara penghasil barang jadi atau setengah jadi. Proses produksi ini tentunya membutuhkan peran teknologi ya.

Untuk proses produksi berskala besar, teknologi yang sudah teruji dinilai lebih tepat untuk digunakan. Teknologi yang teruji artinya teknologi tersebut sudah terbukti memberikan hasil produksi yang baik serta memiliki tingkat keselamatan kerja yang baik pula. Dengan modal usaha pembangunan plant yang besar, para penanam modal tentunya tidak mau rugi dengan mencoba-coba teknologi yang belum teruji ya.

Jadi teknologinya sudah ada, Indonesia tinggal membeli dan memakainya, nih. Tapi pada kenyataannya tidak segampang itu ya.#KementerianInvestasi/BKPM

Teknologi yang akan digunakan dalam banyak industri baru ini tentunya membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni untuk melakukan instalasi serta menjalankan prosesnya. Agar proses produksi bisa berjalan lancar, harus ada transfer ilmu serta keahlian dari si pemilik teknologi kepada penggunanya. 

Transfer ilmu ini gak sederhana loh. Untuk bisa menggunakan dengan baik, SDM Indonesia harus paham betul seluk beluk teknologi baru yang akan dipakai. Karena Sebagian besar komoditas yang sesuai dengan roadmap hilirisasi dari #KementerianInvestasi/BKPM memerlukan proses produksi berskala besar, maka transfer teknologi memegang peran krusial dalam proses hilirisasi.

2. Transfer teknologi yang berhasil menandakan Indonesia sudah bisa mengolah SDA-nya sendiri

5 Poin Penting Transfer Teknologi dalam Hilirisasi, Siap Jadi Sasaran?ilustrasi bijih nikel (Pixabay.com/Pavlo)

Semakin paham rakyat Indonesia terhadap penggunaan teknologi, semakin sedikit kesalahan yang mungkin muncul dalam proses produksi. Selain itu, jika di masa lalu banyak ahli didatangkan dari luar negeri untuk memberikan solusi bagi permasalahan industri di Indonesia, hal tersebut tidak harus dilakukan jika kita paham seluk beluk teknologi yang digunakan. 

Walaupun mungkin teknologi yang dipilih bukan berasal dari Indonesia, tapi orang-orang yang menggunakan teknologi tersebut adalah rakyat Indonesia. Hal itu berarti bangsa Indonesia sudah berhasil mengolah SDA-nya sendiri loh.

dm-player

Baca Juga: Pahami 9 Peran Hilirisasi dalam Menciptakan Lapangan Kerja

3. Bukan merusak, transfer teknologi justru jadi sarana meminimalisir dampak lingkungan

5 Poin Penting Transfer Teknologi dalam Hilirisasi, Siap Jadi Sasaran?ilustrasi energi ramah lingkungan (pixabay.com/Tama66)

Ketika program #HilirisasiUntukNegri digaungkan, banyak pendapat kontra yang muncul akibat proses industrialisasi. Tak dapat dipungkiri, industrialisasi memang berjalan berdampingan dengan hilirisasi. 

Beberapa pihak beranggapan bahwa semakin banyak pabrik yang dibuka kemungkinan kerusakan lingkungan yang muncul akan lebih besar. Premis ini justru menjadikan keberhasilan transfer teknologi semakin penting dalam proses hilirisasi. 

Indonesia memiliki hak untuk memilih proses produksi yang akan digunakan secara bertanggungjawab untuk mengolah SDA-nya. Memilih proses produksi juga berarti mengetahui dampak lingkungan yang akan terjadi. 

Dengan memahami prosesnya, Indonesia bisa memilih proses produksi yang paling minim dampak kerusakan lingkungannya. Selain itu kita juga bisa memperkirakan skenario yang akan digunakan jika timbul maslah yang berhubungan dengan lingkungan selama produksi berlangsung. Inilah yang dimaksud dengan aspek keberlanjutan yang merupakan salah satu komponen program #HilirisasiUntukNegri.

4. Transfer teknologi merangsang inovasi

5 Poin Penting Transfer Teknologi dalam Hilirisasi, Siap Jadi Sasaran?ilustrasi pelaku riset untuk inovasi (Pixabay.com/Michal Jarmoluk)

Ketika manusia belajar, maka secara spontan akan muncul hal-hal baru yang belum pernah terpikirkan sebelumnya. Mempelajari teknologi baru akan memberikan wawasan yang luas bagi rakyat Indonesia. Selain bertujuan agar bisa menggunakan teknologi dengan baik, transfer teknologi diharapkan juga bisa merangsang munculnya berbagai inovasi.

Inovasi ini bisa berarti menerapkan konsep-konsep teknologi baru bagi jenis komoditas lain. Atau bisa juga berupa ide untuk memperbaiki kekurangan di proses produksi yang sudah ada. 

5. Kesiapan SDM jadi konsekuensi lancarnya proses transfer teknologi

5 Poin Penting Transfer Teknologi dalam Hilirisasi, Siap Jadi Sasaran?Ilustrasi seseorang sedang belajar. (Pixabay.com/StartupStockPhotos)

Wah, cukup banyak manfaat yang diperoleh Indonesia dengan melakukan transfer teknologi ya? Sebagai konsekuensi dari mengharapkan transfer teknologi berjalan lancar, Indonesia wajib mempersiapkan SDM-nya untuk menerima ilmunya, nih.

Dalam Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI dalam rangka HUT Ke-78 Proklamasi Kemerdekaan RI, di Jakarta pada Rabu (16/08/2023), Presiden RI Joko Widodo menyampaikan bahwa di tahun 2022 pemerintah telah berhasil menurunkan angka stunting secara signifikan. Pada tahun 2014 angka stunting Indonesia ada pada kisaran 37% namun pada tahun 2022 angka itu turun menjadi 21,6%. Penanggulangan masalah stunting ini menunjukkan komitmen serius pemerintah dalam meningkatkan kualitas SDM Indonesia.

Selain itu pemerintah juga memberikan berbagai bantuan pendidikan seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP), KIP Kuliah serta program reskilling dan upskilling tenaga kerja melalui Balai Latihan Kerja dan Program Kartu Prakerja. Berbagai upaya tersebut menunjukkan pemerintah sadar bahwa SDM yang baik adalah modal awal suksesnya berbagai program pemerintah termasuk transfer teknologi untuk hilirisasi. 

Dengan SDM yang cerdas dan terampil, proses transfer teknologi sebagai salah satu kunci program hilirisasi tentunya akan berjalan dengan lancar ya. Sudahkah kamu tertantang untuk ambil bagian dalam upaya #HilirisasiUntukNegri? Siapkan dirimu dengan baik ya.

Baca Juga: 4 Peran Mahasiswa dalam Proses Hilirisasi Indonesia, Kamu Siap?

Anita Hadi Saputri Photo Verified Writer Anita Hadi Saputri

Seorang ibu | Freelancer

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Diana Hasna

Berita Terkini Lainnya