Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cara Menghadapi Komentar Negatif setelah Lay Off, Jangan Emosi!

ilustrasi tiga orang sedang berbicara (pexels.com/cottonbro studio)

Kehilangan pekerjaan karena lay off atau PHK tentu saja bikin siapa pun kaget. Lay off bukan hanya soal finansial, terdapat beban mental dan emosional yang ikut mengiringi. Terlebih, gak jarang orang-orang di sekitar mulai melontarkan komentar yang gak menyenangkan. 

Faktanya, banyak orang gak memahami apa yang sebenarnya kita rasakan. Maka dari itu, penting banget untuk tahu bagaimana cara menghadapi komentar negatif setelah lay off, supaya kita gak makin terpuruk dan bisa bangkit dengan kepala tegak. Yuk, simak beberapa tips berikut ini yang bisa kamu praktikkan dengan tenang dan penuh percaya diri.

1. Ingat bahwa kamu bukan satu-satunya

ilustrasi laki-laki yang kehilangan pekerjaan karena PHK (freepik.com/Drazen Zigic)

Salah satu hal pertama yang perlu kamu sadari adalah kamu gak sendirian. Lay off bukan sesuatu yang memalukan. Di masa ekonomi yang naik turun seperti saat ini, banyak orang kehilangan pekerjaan bukan karena performa yang buruk, tapi karena efisiensi, restrukturisasi, atau hal-hal lain di luar kendali. Jadi, ingatlah bahwa terkena lay off sama sekali bukan salahmu.

Jadi, ketika ada yang berkomentar, “Kok bisa kena lay off sih?” atau “Kerjanya kurang bagus ya?”, ingatkan diri sendiri bahwa ini bukan soal gagal atau sukses. Ini soal situasi. Kamu masih tetap orang yang sama: punya skill, pengalaman, dan nilai diri yang gak bisa diukur dari status pekerjaan.

2. Jangan langsung menanggapi dengan emosi

ilustrasi dua orang sedang berbicara (pexels.com/fauxels)

Kaget karena lay off, ditambah komentar negatif dari orang-orang seringkali bikin hati panas. Namun, sebelum kamu membalas dengan kalimat pedas, coba tarik napas. Banyak dari mereka sebenarnya gak tahu apa yang kamu rasakan. Mereka hanya melihat dari permukaan dan kadang ngomong tanpa mikir dulu.

Jadi, cobalah tanggapi dengan tenang atau gak usah ditanggapi sama sekali. Misalnya, ketika ada yang bilang, “Wah, nganggur sekarang ya?” Kamu bisa jawab, “Lagi istirahat dulu sambil cari peluang baru.” Kalimat ini memberi kesan kamu tetap positif dan gak kalah oleh keadaan.

3. Bangun support system yang sehat

ilustrasi menghibur teman yang sedang sedih (pexels.com/THIS IS ZUN)

Kalau lingkunganmu terlalu toxic, gak ada salahnya untuk menyaring siapa yang kamu ajak ngobrol. Kamu butuh support system yang sehat, yang terdiri dari orang-orang yang bisa memberikan semangat sekaligus perspektif positif. Temui teman-teman yang punya pengalaman serupa, gabung ke komunitas pencari kerja, atau ngobrol dengan mentor. Dengan dikelilingi orang-orang yang suportif, kamu akan merasa lebih kuat, dan komentar negatif dari luar jadi terasa lebih kecil dampaknya.

4. Gunakan media sosial dengan bijak

ilustrasi media sosial (unsplash.com/Austin Distel)

Hati-hati dengan media sosial. Di satu sisi bisa jadi tempat curhat, tapi di sisi lain bisa jadi ladang komentar negatif. Kalau kamu merasa down, jangan ragu untuk rehat sejenak dari dunia maya. Fokus dulu ke dirimu sendiri.

Kalau ingin tetap aktif, isi dengan konten positif. Stop membuat postingan yang berisi keluh kesah. Sebaliknya, buat postingan tentang kegiatan selama rehat, progress belajar, atau refleksi diri. Ini akan bantu kamu tetap optimis dan memperlihatkan sisi terbaikmu pada dunia, terutama rekruter yang mungkin sedang mengintip profilmu.

5. Hati-hati dengan apa yang kamu katakan

ilustrasi tiga orang sedang berbicara (pexels.com/cottonbro studio)

Seringkali yang bikin sakit bukan komentarnya, tapi karena kita merasa kehilangan kendali atas narasi hidup kita. Jadi, ambil kendali itu kembali. Kalau kamu merasa nyaman, kamu boleh cerita tentang kenapa kamu terkena layoff, baik di media sosial, blog, atau ke teman dekat.

Akan tetapi, pastikan kamu berhati-hati seputar bagaimana kamu cerita. Misalnya, daripada mengeluh, cobalah bercerita dengan nada yang positif. Dengan kamu mengontrol cerita, kamu akan merasa lebih empowered. Dan siapa tahu, ceritamu bisa jadi inspirasi buat orang lain yang sedang mengalami hal serupa.

Menghadapi komentar negatif setelah lay off memang gak mudah. Akan tetapi, kamu punya kendali penuh atas bagaimana kamu menanggapi dan melanjutkan hidupmu. Jadikan masa sulit ini sebagai jeda, bukan akhir. Karena siapa tahu, ini adalah awal dari versi terbaik dirimu yang selama ini tertunda. Tetap semangat, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us