5 Ciri Red Flag dari Bos di Kantor Baru, Harus Diwaspadai!

Bos merupakan sosok yang memiliki peran paling krusial dalam sebuah perusahaan, sehingga segala arahan, nasihat, dan keputusan yang diambilnya pasti akan sangat dihormati oleh para pegawai di bawahnya. Namun, hal ini akan sangat membingungkan apabila kamu memiliki bos dengan tipikal yang plin-plan atau tidak konsisten.

Tipe bos yang seperti ini biasanya sulit untuk dipegang ucapannya, sebab mudah sekali berubah-tubah dan tidak konsisten sama sekali. Hal-hal seperti ini sebetulnya akan sangat menyulitkan para pegawai apabila memperoleh arahan yang terkesan tak konsisten, sehingga sulit dalam melakukannya dengan baik dan justru rentan terkena masalah.

Bos sebagai posisi tertinggi dalam perusahaan memang memiliki peran yang sangat penting dalam berbagai aspek, termasuk mengenai kesejahteraan dari pegawai-pegawai yang ada di bawahnya. Sayangnya tak semua bos memiliki karakter positif untuk mau memikirkan pegawai-pegawai lainnya.

Ada pula bos yang seolah hanya memikirkan kepentingan dirinya saja, sehingga justru mengabaikan orang-orang yang ada di belakangnya. Tipe bos egois seperti ini memang akan sangat menyebalkan karena bisa membuat pegawai lain menjadi tak nyaman untuk bekerja ke depannya.

Tak ada bos yang sempurna dan tak ada pula pegawai yang sempurna, sebab keberadaan satu sama lain memang bertujuan untuk bisa saling melengkapi dengan baik. Justru diharapkan ada kolaborasi yang positif antara bos dan pegawai, sehingga segala urusan pekerjaan dapat terselesaikan.

Sayangnya ada saja tipikal bos yang tak suka dibantah dan anti dengan kritik yang disampaikan, sehingga harus sesuai dengan keinginannya saja. Ciri bos yang seperti ini tentunya toksik karena akan membuat perusahaan jadi stuck, sebab minimnya kolaborasi antara atasan dan pegawai.

Di antara banyaknya pegawai sering kali ada saja atasan yang selalu menyimpan sikap pilih kasih dalam bersikap setiap harinya. Sebetulnya sikap pilih kasih tersebut akan sangat terlihat dari bagaimana atasan memperlakukan pegawainya secara berbeda antara satu dengan yang lainnya.

Sikap pilih kasih seperti ini sebetulnya dapat menimbulkan kecemburuan sosial diantara pegawai-pegawai lainnya, sehingga semestinya tak dilakukan oleh bos mana pun. Jangan sampai justru timbul konflik diantara pegawai karena adanya kecemburuan sosial, sehingga bisa menurunkan performa dalam bekerja ke depannya.

Keberhasilan yang diperoleh perusahaan sebetulnya merupakan pencapaian bersama, sehingga tak bisa hanya diklaim oleh salah satu pihak saja. Bagaimana pun juga semua pegawai turut andil dalam memberikan kontribusinya tersebut, hingga semuanya bisa berjalan sebagaimana mestinya.

Sudah seharusnya bos sebagai posisi tertinggi di perusahaan dapat memberikan apresiasi bagi rekan-rekan pegawai lainnya, sebab apresiasi ini dapat membantu meningkatkan performa kerja. Justru akan menjadi tanda red flag tersendiri apabila bosmu tak memberikan apresiasi apa pun terhadap pegawai, sehingga jelas akan menimbulkan kekecewaan tersendiri.

Ciri red flag bos di atas memang sebaiknya dapat diantisipasi dengan serius. Hal tersebut karena tipe bos seperti itu justru bisa menimbulkan masalah, sekaligus penurunan performa kerja ke depannya. Jangan sampai memiliki bos yang seperti itu, ya!