5 Contoh Jawaban Interview untuk Posisi yang Gak Sesuai Jurusan

- "Saya melihat peluang yang lebih luas di bidang ini"Jawaban ini cocok digunakan saat ingin menunjukkan alasan kuat memilih bidang di luar jurusan. Misalnya, lulusan Biologi melamar posisi di bidang pemasaran digital.
- "Saya punya skill transferable dari jurusan yang saya pelajari"Skill transferable artinya keahlian yang bisa digunakan lintas bidang, seperti kemampuan analisis, berpikir kritis, atau manajemen waktu. Misalnya, lulusan Sastra Inggris melamar posisi Data Analyst.
- "Saya sudah mempersiapkan diri lewat proyek dan kursus tambahan"Banyak kandidat yang gak sesuai jurusan tapi punya portofolio yang justru lebih kaya dibanding lulusan bidang tersebut
Melamar pekerjaan yang gak sesuai dengan jurusan kuliah sering kali terasa menantang, apalagi ketika sesi interview dimulai. Perekrut bisa saja mempertanyakan motivasi dan kesiapan menghadapi pekerjaan yang kelihatannya jauh dari latar belakang akademik. Tapi tenang dulu, banyak orang berhasil membangun karier cemerlang di bidang yang awalnya gak pernah mereka pelajari secara formal. Kuncinya ada di cara menjelaskan alasan dan kesiapan secara jujur tapi tetap meyakinkan.
Dalam interview, penyampaian yang percaya diri dan logis jauh lebih penting daripada sekadar mencocokkan jurusan kuliah dengan lowongan kerja. Justru saat kandidat bisa menunjukkan kemauan belajar, fleksibilitas, dan pengalaman yang relevan, itu jadi nilai lebih yang menonjol. Artikel ini berisi lima contoh jawaban interview yang bisa dijadikan referensi jika posisi kerja yang diincar gak sesuai jurusan kuliah. Gak perlu menghafal mentah-mentah, cukup pahami pola jawabannya supaya bisa disesuaikan dengan pengalaman masing-masing.
1. "Saya melihat peluang yang lebih luas di bidang ini"

Jawaban ini cocok digunakan saat ingin menunjukkan alasan kuat memilih bidang di luar jurusan. Misalnya, lulusan Biologi melamar posisi di bidang pemasaran digital. Kalimat seperti "Selama kuliah, saya mulai tertarik dengan strategi komunikasi dan melihat bagaimana data bisa digunakan untuk mempengaruhi perilaku konsumen" bisa menunjukkan arah perubahan minat yang jelas. Tambahkan juga bahwa minat tersebut diwujudkan lewat kegiatan seperti ikut pelatihan atau freelance project.
Penting juga menjelaskan bahwa pilihan ini bukan karena keterpaksaan, tapi karena melihat peluang yang lebih menjanjikan dan sesuai dengan karakter pribadi. Tunjukkan bahwa keputusan itu dibuat setelah melalui refleksi dan eksplorasi. Perekrut akan lebih yakin kalau perubahan jalur ini didasarkan pada logika dan pengalaman nyata, bukan sekadar coba-coba. Gak masalah keluar jalur, asal tahu kenapa melangkah ke arah yang baru.
2. "Saya punya skill transferable dari jurusan yang saya pelajari"

Skill transferable artinya keahlian yang bisa digunakan lintas bidang, seperti kemampuan analisis, berpikir kritis, atau manajemen waktu. Misalnya, lulusan Sastra Inggris melamar posisi Data Analyst. Penjelasan seperti "Di jurusan saya, setiap hari berhadapan dengan teks kompleks dan harus membuat analisis logis, ini melatih ketelitian dan interpretasi data secara mendalam" bisa memberi gambaran relevansi yang gak kelihatan di awal.
Kalau ditambah dengan kursus atau proyek pribadi di bidang yang dilamar, itu jadi kombinasi yang kuat. Skill utama dari jurusan asal tetap berfungsi sebagai dasar, tapi diperluas dengan alat atau pengetahuan teknis yang baru. Ini menunjukkan kesiapan untuk beradaptasi tanpa menghapus identitas akademik sebelumnya. Skill yang dibawa dari jurusan asal tetap berguna, tinggal bagaimana menjelaskan koneksinya secara cerdas.
3. "Saya sudah mempersiapkan diri lewat proyek dan kursus tambahan"

Banyak kandidat yang gak sesuai jurusan tapi punya portofolio yang justru lebih kaya dibanding lulusan bidang tersebut. Misalnya, lulusan Teknik Sipil melamar jadi UI/UX designer. Jawaban seperti "Saya belajar Figma dan ikut bootcamp selama enam bulan, bahkan sempat mengerjakan tiga proyek aplikasi untuk UMKM secara sukarela" sangat efektif untuk menunjukkan keseriusan dalam bidang baru.
Kalimat itu menunjukkan bahwa langkahnya gak asal nekat, tapi direncanakan dan dijalani dengan niat kuat. Perekrut biasanya lebih menghargai calon karyawan yang aktif membangun kemampuan di luar kuliah. Apalagi kalau sudah bisa menunjukkan hasil kerja yang konkret. Portofolio dan pengalaman langsung bisa menutup celah antara jurusan dan bidang kerja secara signifikan.
4. "Jurusan saya justru memberi perspektif unik untuk posisi ini"

Kadang perbedaan justru jadi kelebihan. Misalnya, lulusan Sosiologi melamar posisi Human Resource. Jawaban seperti "Saya memahami dinamika sosial dan perilaku manusia lewat teori-teori di kampus, itu sangat membantu memahami karakter kandidat saat screening CV atau wawancara kerja" bisa membuka sudut pandang baru bagi perekrut.
Tunjukkan bahwa jurusan memberi keunggulan yang jarang dimiliki kandidat lain dari jurusan lebih ‘seragam’. Perspektif yang berbeda bisa membantu tim menjadi lebih beragam dan kreatif dalam memecahkan masalah. Jangan ragu menyampaikan bahwa pendekatan dari latar belakang yang gak umum bisa menjadi nilai tambah. Penting untuk tetap realistis dan terukur.
5. "Saya ingin keluar dari zona nyaman dan tumbuh di bidang ini"

Kadang, keputusan untuk berpindah haluan bukan karena gak suka jurusan, tapi karena ingin tantangan baru. Misalnya, lulusan Akuntansi melamar posisi sebagai Project Manager di bidang teknologi. Jawaban seperti "Saya merasa butuh ruang yang lebih dinamis, dan peran ini menantang saya untuk belajar sekaligus berkembang di lingkungan yang cepat berubah" bisa mencerminkan keinginan bertumbuh yang tulus.
Penting untuk menegaskan bahwa langkah ini adalah bagian dari visi karier jangka panjang, bukan pelarian sesaat. Tekankan pula bahwa zona nyaman bukan tempat terbaik untuk belajar hal baru. Dengan begitu, perekrut bisa melihat motivasi kuat di balik pilihan karier yang gak umum. Semangat belajar dan keberanian mencoba hal baru adalah dua kualitas penting yang bisa menutupi kekurangan di aspek teknis.
Menjawab interview saat posisi yang dilamar gak sesuai jurusan memang butuh strategi. Tapi dengan pendekatan yang tepat, justru itu bisa menjadi peluang menunjukkan kualitas diri yang gak biasa. Perekrut mencari orang yang punya karakter kuat, bukan cuma nilai akademik yang seragam. Jadi, tetap tenang dan persiapkan alasan logis yang menggambarkan diri secara utuh.