Belakangan ini, fenomena "quiet quitting" semakin populer di dunia kerja, terutama di kalangan Gen Z. Quiet quitting sendiri adalah kondisi di mana karyawan hanya melakukan pekerjaan sesuai deskripsi kerja tanpa inisiatif tambahan dan antusiasme lebih dari yang diharapkan. Fenomena ini muncul karena budaya kerja yang tidak sehat dan kurangnya apresiasi, sehingga karyawan membuat batasan tegas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, serta menolak terlibat lebih jauh atas tugas di luar jam kerja.
Quiet quitting memang memiliki dampak positif terhadap kualitas hidup. Namun, tidak dipungkiri bahwa fenomena ini juga membawa dampak negatif bagi perusahaan, serta kinerja dan karir individu karyawan.
Lantas, apa dampak negatif yang ditimbulkan dari quiet quitting bagi karyawan? Mari kita bahas bersama!