Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa Itu Soft Quitting? Simak Bedanya dengan Quiet Quitting!

Ilustrasi menyerah (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Saat kamu sudah lelah dan penat dengan pekerjaanmu, mungkin gak jarang kamu berpikiran untuk resign atau berhenti bekerja. Tetapi, biasanya gak semua atasan langsung menyetujui kamu resign. Pasti akan ada beberapa pertimbangan yang membuat mereka ingin mempertahankanmu.

Soft quitting, yang artinya berhenti secara halus merujuk pada arti berhenti dari pekerjaan secara halus, nyaris tanpa diketahui oleh orang lain di dalam perusahaan. Soft quitting juga digunakan untuk menggambarkan situasi di mana seseorang tidak benar-benar berhenti dari pekerjaannya, tetapi secara perlahan menarik diri dari tanggung jawab atau keterlibatan penuh di tempat kerja.

Untuk mengetahui lebih dalam tentang soft quitting ini, yuk, simak artikel satu ini!

1. Pengertian soft quitting

Ilustrasi menyerah (pexels.com/RDNE Stock project)

Mungkin kamu pernah mendengar kata quiet quitting. Ini merujuk pada karyawan yang berhenti secara diam-diam dan hanya melakukan apa yang diperlukan untuk memenuhi harapan perusahaan, tidak lebih. Namun, ada sesuatu yang lebih bahaya daripada quiet quitting, yakni soft quitting

Melansir dari laman Forbes, Dr. Diane Hamilton menjelaskan, "Tidak seperti berhenti diam-diam, di mana karyawan secara aktif berhenti berkontribusi di luar deskripsi pekerjaan mereka, orang yang melakukan soft quitting melakukan perubahan perilaku yang samar-samar dan tidak diketahui, bahkan oleh orang-orang di dalam perusahaan sekali pun."

2. Perbedaan soft quitting dan quiet quitting

Ilustrasi menyerah (pexels.com/RDNE Stock project)

Meskipun kedua hal ini merupakan hal yang serius, soft quitting lebih berbahaya. Perbedaan yang paling mencolok ialah, quiet quitting mudah dikenali, karena karyawan yang mengundurkan diri secara diam-diam tampak mengurangi usaha mereka dan menghindari untuk bekerja lebih keras. Di sisi lain, soft quitting terjadi secara diam-diam dan karyawan tidak serta-merta mengurangi hasil kerja mereka, tetapi antusiasme mereka memudar, rasa ingin tahu mereka berkurang, dan hubungan emosional mereka dengan pekerjaan mereka pun berkurang.

Soft quitting ini sering terjadi tanpa tanda yang jelas, sehingga menyulitkan para atasan di perusahaan untuk mengatasinya atau mencegahnya. Tidak seperti quiet quitting yang dapat diperbaiki dengan menetapkan batasan yang lebih jelas atau mengomunikasikan harapan antara karyawan dan perusahaan. 

3. Yang bisa kamu lakukan alih-alih melakukan berhenti secara diam-diam

Ilustrasi bekerja (pexels.com/Yan krukau)

Melansir dari laman Jobylon, kamu bisa melakukan beberapa hal di bawah ini alih-alih berhenti secara diam-diam:

  1. Lakukan self reflection dan ketahui batasanmu: Refleksi diri merupakan langkah awal yang penting untuk mencegah berhenti secara diam-diam. Luangkan waktu untuk mengevaluasi kebahagiaan dan kepuasanmu secara keseluruhan dalam kegiatan pribadi dan profesional. Tanyakan kepada diri sendiri apakah ada masalah mendasar yang menyebabkan ketidakpuasan tersebut.
  2. Komunikasi dan dialog terbuka: Komunikasi terbuka sangat penting dalam menangani masalah yang dapat menyebabkan pengunduran diri secara diam-diam. Jika kamu menghadapi tantangan di tempat kerja atau dalam kehidupan pribadi, cobalah ungkapkan kekhawatiranmu kepada atasan, kolega, atau orang-orang terkasih. 
  3. Carilah dukungan: Memiliki support system dapat berperan penting dalam mencegah berhenti secara diam-diam. Kamu bisa mencari dukungan lewat keluarga atau teman yang suportif yang dapat menawarkan bimbingan, motivasi, dan perspektif baru.
  4. Tetapkan tujuan yang mudah dicapai: Menetapkan tujuan yang realistis, baik jangka pendek maupun jangka panjang, dapat membantu mempertahankan motivasi dan mencegahmu menyerah begitu saja. Identifikasi tujuanmu dan buat rencana untuk mencapainya. Ingatlah untuk mengevaluasi kemajuanmu secara berkala dan melakukan penyesuaian seperlunya. 

Sekarang kamu sudah tahu, kan apa itu soft quitting, quiet quitting, dan apa perbedaannya. Semoga artikel ini bermanfaat, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pinka Wima Wima
EditorPinka Wima Wima
Follow Us