Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Inilah Alasan Kerja ‘Work from Anywhere’ akan Tetap Ngetren di 2025

ilustrasi remote work (pexels.com/Mikhail Nilov)
ilustrasi remote work (pexels.com/Mikhail Nilov)

Tren kerja ‘work from anywhere’ (WFA) terus menjadi topik hangat di dunia kerja modern. Bahkan ketika banyak perusahaan mencoba mengembalikan karyawan ke kantor dengan kebijakan return-to-office (RTO), banyak pekerja yang menolak mentah-mentah.

Menurut survei terbaru, fleksibilitas kerja menjadi salah satu alasan utama pekerja merasa lebih puas. Kalau kamu salah satu yang menikmati model kerja ini, ada kabar baik: kerja WFA diprediksi tetap ngetren hingga 2025. Tapi, apa sih alasannya?

Berikut ini beberapa faktor yang membuat kerja dari mana saja tetap menjadi favorit di masa depan.

1. Fleksibilitas kerja jadi prioritas utama

ilustrasi pekerja kantoran (pexels.com/Ivan Samkov)
ilustrasi pekerja kantoran (pexels.com/Ivan Samkov)

Di era sekarang, banyak pekerja yang enggak hanya mengincar gaji besar, tapi juga fleksibilitas kerja. Menurut WTW’s Global Benefit Attitudes Survey, 53% pekerja remote mengatakan mereka rela mencari pekerjaan baru jika perusahaannya mewajibkan kebijakan RTO penuh. Bahkan, 48% dari mereka bersedia menerima potongan gaji rata-rata 8% demi mendapatkan fleksibilitas ini. Artinya, fleksibilitas bukan cuma tambahan, tapi kebutuhan utama.

Tren ini juga semakin relevan dengan masuknya Gen Z ke dunia kerja. Sebagai generasi digital pertama, mereka lebih menghargai fleksibilitas daripada generasi sebelumnya. Gak heran, WFA jadi opsi yang sulit ditinggalkan.

2. Teknologi semakin mendukung kerja remote

ilustrasi video conference (pexels.com/Anna Shvets)
ilustrasi video conference (pexels.com/Anna Shvets)

Dulu, kerja remote sering dianggap kurang produktif karena keterbatasan teknologi. Namun, sekarang situasinya berubah drastis. Menurut CEO Cloudbrink, Prakash Mana, kemajuan teknologi seperti konektivitas yang aman dan cepat membuat pengalaman kerja remote semakin mirip dengan kerja di kantor. Perusahaan kini memiliki alat yang mendukung kolaborasi virtual secara efisien, seperti aplikasi video conference, software manajemen proyek, hingga cloud computing.

Dengan infrastruktur seperti ini, bekerja dari mana saja jadi lebih mudah tanpa mengurangi produktivitas. Mana juga menambahkan bahwa perusahaan yang berpikiran maju akan terus memanfaatkan teknologi untuk menciptakan lingkungan kerja yang nyaman bagi karyawan.

3. Hybrid jadi solusi paling ideal

ilustrasi pekerja kantoran (pexels.com/Sora Shimazaki)
ilustrasi pekerja kantoran (pexels.com/Sora Shimazaki)

Kalau kamu berpikir WFA akan menggantikan sepenuhnya kerja di kantor, belum tentu. Menurut Giancarlo Hirsch, managing director di Glocomms, hybrid work akan menjadi model kerja yang paling populer di 2025. Kombinasi antara kerja di kantor dan remote dinilai lebih fleksibel sekaligus mempertahankan kolaborasi antar tim.

Faktanya, hanya 34% pekerja yang benar-benar bekerja full-time di kantor saat ini. Banyak perusahaan juga mulai melonggarkan aturan RTO dengan menawarkan jadwal kerja yang lebih fleksibel. Bahkan, 59% perusahaan sudah gak lagi secara aktif mempromosikan kebijakan kembali ke kantor, menurut survei WTW.

4. Keseimbangan kerja dan hidup lebih terjamin

ilustrasi traveling (pexels.com/Dee Onederer)
ilustrasi traveling (pexels.com/Dee Onederer)

Bekerja dari mana saja memungkinkan kamu untuk mengatur waktu dengan lebih baik. Kamu bisa bekerja sambil traveling, menghabiskan waktu dengan keluarga, atau sekadar menghindari stres akibat perjalanan panjang ke kantor. Hirsch juga menyebutkan bahwa keseimbangan kerja dan hidup (work-life balance) akan tetap menjadi prioritas utama pekerja di 2025.

Hal ini mendorong perusahaan untuk lebih fokus pada hasil kerja daripada jumlah jam yang dihabiskan di kantor. Dengan pendekatan ini, karyawan merasa lebih dihargai dan termotivasi untuk memberikan yang terbaik.

5. Mengurangi turnover karyawan

ilustrasi resign (pexels.com/Mikhail Nilov)
ilustrasi resign (pexels.com/Mikhail Nilov)

Salah satu masalah besar perusahaan adalah tingginya angka turnover. Menurut survei, kebijakan RTO yang kaku menyebabkan banyak pekerja keluar dari pekerjaan mereka. Dengan memberikan fleksibilitas WFA, perusahaan dapat menjaga tingkat kepuasan karyawan sekaligus mengurangi risiko kehilangan talenta berbakat.

Doug Dennerline, CEO Betterworks, menyebutkan bahwa fleksibilitas kerja menjadi salah satu kunci keberhasilan di masa depan. Tanpa fleksibilitas, perusahaan akan kesulitan mempertahankan karyawan yang berkualitas.

Dari paparan tadi bisa disimpulkan, bahwa kerja ‘work from anywhere’ bukan sekadar tren sementara, tapi solusi yang menjawab kebutuhan pekerja modern. Dari fleksibilitas yang lebih baik hingga dukungan teknologi, kerja WFA terbukti memberikan banyak manfaat.

Jadi, kalau kamu menikmati fleksibilitas kerja, kabar baiknya adalah tren ini kemungkinan besar akan tetap bertahan di 2025. Apakah kamu siap untuk menjadikannya bagian dari gaya hidup kerja masa depan?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
L A L A .
EditorL A L A .
Follow Us