Kenapa Kualitas Seseorang Berkembang Pesat setelah Putus Cinta?

- Putus cinta bisa meruntuhkan seseorang, tapi ada yang justru tampil lebih baik setelahnya
- Banyak yang membawa luka dan kebencian setelah putus cinta, namun ada yang memilih jalur positif untuk meningkatkan kualitas diri
- Menghadapi fakta bahwa cinta telah kandas tidak mudah, namun terus-menerus terjebak dalam situasi sulit tak ada manfaatnya
Tidak dapat dimungkiri bahwa putus cinta memang seolah dapat menghancurkan dunia. Seseorang yang mengalaminya akan menjalani hari-hari yang buruk dan penuh penderitaan karena masih harus hidup dalam bayang-bayang orang yang kini sudah tidak dapat dimiliki. Oleh sebab itu, tidak heran bila banyak orang benar-benar merasa terpuruk dan hilang asa saat berpisah dari kekasihnya.
Namun, ternyata ada juga orang yang justru tampil semakin baik setelah menghadapi kenyataan pahit berupa cinta yang kandas. Dia yang tadinya tampak biasa-biasa saja, kini justru berubah menjadi sosok yang punya kualitas diri tinggi, bahkan perkembangannya dapat dikatakan cukup pesat. Kenapa bisa begitu, ya? Coba cari tahu jawabannya dalam artikel berikut, yuk!
1.Ingin membuat mantan kekasih menyesal telah mengakhiri hubungan dengannya

Tidak semua kisah cinta dapat diakhiri secara baik-baik. Banyak yang akhirnya setuju berpisah dari pasangan, tetapi masih membawa luka hingga waktu yang lama. Rasa benci itu ada karena beragam hal, mulai dari merasa dibohongi hingga belum mampu menerima kenyataan dengan lapang dada.
Kebencian selalu berhasil melahirkan keinginan untuk membalas dendam. Namun, tidak semua orang ingin melakukan hal-hal anarkis untuk melampiaskan kekesalan yang dialaminya. Sebagian orang justru memilih untuk menempuh jalur positif, seperti meningkatkan kualitas diri saja dengan maksimal. Mereka percaya bahwa cara ini akan lebih ampuh untuk memancing rasa penyesalan yang dalam di hati mantan kekasih. Keren banget!
2.Sadar bahwa terus-menerus terpuruk tentu tidak ada gunanya

Menghadapi fakta bahwa jalinan cinta telah kandas memang tidak mudah. Ada masa-masa di mana seseorang akan meratapi nasib diri, bertanya-tanya mengenai apa yang sebenarnya terjadi, bahkan merasa seperti kehilangan asa. Semua itu sungguh berat untuk dijalani dan dapat membuat seseorang benar-benar terpuruk.
Namun, terus-menerus terjebak dalam situasi yang menyulitkan tersebut tentu tidak ada manfaatnya. Oleh sebab itu, saat seseorang merasa telah sadar bahwa waktu tidak dapat diputar kembali, maka dia akan memutuskan untuk melanjutkan hidup. Pasalnya, keterpurukan itu belum tentu mampu membuat mantan kekasih merasa bersalah atau meminta untuk kembali, tetapi sudah jelas merugikan diri sendiri. Jadi, lebih baik mulai hidup baru dengan harapan baru, setuju?
3.Tidak ingin mengulang kesalahan yang sama

Putusnya jalinan asmara memang kerap kali membuat seseorang merenung. Masalah yang dulu dikira disebabkan oleh mantan kekasih, ternyata bisa saja sebenarnya ditimbulkan oleh diri sendiri. Namun, apa daya, situasi yang buruk sudah tidak dapat diperbaiki hingga akhirnya menempuh jalan perpisahan yang menyakitkan.
Kendati begitu, munculnya kesadaran akan kekurangan diri tersebut tentu bersifat positif. Hal ini menumbuhkan keinginan untuk terus memperbaiki diri sehingga bantu mengurangi potensi untuk mengulangi kesalahan yang sama. Besar harapan, bila kualitas pribadi semakin meningkat, maka tidak akan ada lagi masalah putus cinta karena kekeliruan semacam itu di masa depan.
Perkembangan diri yang pesat dari seseorang setelah mengalami putus cinta bukanlah hal yang mengherankan. Sebaliknya, keadaan itu patut diapresiasi sebab mencerminkan betapa orang tersebut masih bersedia untuk berjuang keras agar mampu bangkit dan memulai lembar baru meski hatinya terluka. Semoga semakin banyak teman-teman di luar sana yang bisa mengambil langkah seperti ini bila cintanya terpaksa kandas, ya!