Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips jika Kamu Kentut saat Meeting, Jangan Panik!

ilustrasi kentut saat rapat (freepik.com/katemangostar)
ilustrasi kentut saat rapat (freepik.com/katemangostar)
Intinya sih...
  • Kentut di tengah rapat bisa jadi mimpi buruk yang ingin dihindari siapa pun.
  • Jangan panik dan tetap fokus dengan topik rapat yang kamu sampaikan.
  • Gunakan strategi cerdas untuk mengalihkan perhatian dan introspeksi setelah rapat selesai.

Kentut di tengah rapat atau meeting bisa jadi mimpi buruk yang pastinya ingin dihindari siapa pun. Tapi, hidup itu selalu penuh kejutan, momen memalukan ini bisa aka terjadi kapan aja. Entah karena perut bermasalah, makan makanan pedas, atau duduk terlalu lama, tiba-tiba terdengar suara yang gak diundang. 

Saat itu terjadi, semua mata pasti mulai curiga. Lalu apa yang harus kamu lakukan? Diam saja atau justru angkat tangan dan ngaku dengan jujur? Nah, berikut lima sikap elegan yang bisa menyelamatkan dirimu dari rasa malu ketika tak sengaja kentut saat meeting.

1. Tetap tenang dan jangan panik

ilustrasi tetap tenang (freepik.com/yanalya)
ilustrasi tetap tenang (freepik.com/yanalya)

Langkah pertama adalah, jangan panik! Meskipun kamu merasa malu, tapi ingat kepanikan justru bisa menarik perhatian. Jangan langsung palingkan wajah, nunduk, atau menoleh cepat. Sikap seperti itu hanya membuat orang lain semakin yakin kamu pelakunya.

Tetap fokus dengan topik rapat yang kamu sampaikan. Bila perlu, lanjutkan berbicara atau mencatat seperti biasa. Sikap ini bisa memberi kesan kalau kamu gak terganggu dan orang lain gak bakal mengira kalau kamu pelakunya.

2. Jangan menoleh atau menuduh orang lain

ilustrasi tidak menuduh (freepik.com/yanalya)
ilustrasi tidak menuduh (freepik.com/yanalya)

Godaan menoleh atau menuduh orang di sebelahmu itu pasti ada. Tapi, strategi ini justru bisa berbalik arah. Kamu bakal terlihat mencurigakan karena terlalu defensif. Dalam situasi sensitif seperti ini, membiarkan udara berlalu bisa jadi langkah bijak.

Kalau memang harus memberi reaksi, cukup dengan senyum ringan tanpa harus menatap siapa pun secara langsung. Bahasa tubuh yang netral bisa jadi penyelamat kamu dalam situasi yang memalukan ini.

3. Alihkan perhatian dengan profesional

ilustrasi mengalihkan perhatian (freepik.com/katemangostar)
ilustrasi mengalihkan perhatian (freepik.com/katemangostar)

Kalau suasana mulai canggung terutama saat ada yang menyeringai atau tertawa kecil, coba alihkan perhatian dengan cara cerdas. Kamu bisa ajukan pertanyaan serius, memberi opini tentang topik rapat, atau merangkum diskusi yang sedang berlangsung.

Cara ini gak hanya menyelamatkan kamu, tapi membantu semua orang kembali fokus. Mereka bakal menghargai sikap kamu yang profesionalis dan melupakan insiden yang baru terjadi.

4. Mengaku kalau suasananya santai

ilustrasi mengaku saat santai (freepik.com/katemangostar)
ilustrasi mengaku saat santai (freepik.com/katemangostar)

Kalau kamu bekerja di lingkungan yang santai, terbuka, dan penuh humor, gak ada salahnya mengaku. Katakan dengan gaya bercanda. Pengakuan jujur dengan nada humor justru membuat suasana mencair dan bikin kamu terlihat tulus. Tapi, gunakan strategi ini hanya saat kamu cukup yakin kalau suasana dan rekan kerjamu mendukung. Kalau kamu di lingkungan yang sangat formal, ini bisa jadi bumerang. 

5. Belajar dari pengalaman dan jadi lebih baik

Ilustrasi ke toilet sebelum meeting (pexels.com/RDNE Stock project)
Ilustrasi ke toilet sebelum meeting (pexels.com/RDNE Stock project)

Setelah rapat selesai dan semuanya kembali tenang, gunakan untuk introspeksi ringan. Mungkin kamu harus menghindari makanan yang bisa memicu gas sebelum meeting penting. Atau butuh jeda untuk ke toilet sebelum rapat panjang.

Kentut itu gak dosa, tapi cara kamu menyikapinya bisa jadi ukuran kedewasaan dan kecerdasan emosional. Ketika kamu kentut saat meeting, jadikan ini pelajaran ringan dan jangan terlalu menyalahkan diri sendiri. Percayalah kamu bisa melewati momen canggung dengan tetap tenang dan terlihat profesional. Kamu bisa tertawa bareng rekan kerja setelah kejadian itu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us