Wajar bila orangtua menaruh harapan khusus pada anak. Wajar juga bila kamu punya mimpimu sendiri. Akan menjadi gak mudah bila mimpimu sangat berbeda dengan harapan orangtua.
Kamu perlu usaha ekstra untuk meyakinkan mereka tentang mimpimu itu. Gak mungkin juga kan, kamu membiarkannya kandas begitu saja? Nah, enam cara berikut ini berguna banget untuk mengikis keraguan orangtuamu. Penasaran? Simak ya!
Sekalipun sudah memasuki usia dewasa, di mata orangtua sering kali kamu tetap dipandang sebagai anak-anak. Belum mengerti apa yang sebenarnya kamu inginkan dan apakah itu baik untukmu.
Sebaliknya, orangtua yang sudah begitu berpengalaman dalam hidup kadang menganggap dirinya tahu segalanya. Termasuk, yang terbaik untukmu. Lalu bagaimana solusinya? Kamu harus menunjukkan keseriusanmu atas mimpimu.
Jangan sampai kamu tampak sedang bermain-main saja. Kamu harus tahu apa-apa yang perlu dilakukan untuk mewujudkan mimpimu dan benar-benar menjalaninya. Jika ini terus dilakukan, perlahan tetapi pasti, mereka akan belajar menghargai bahkan mendukung pilihan hidupmu.
Banyaknya keluhanmu akan menunjukkan bahwa kamu sebenarnya gak siap dengan mimpimu. Kamu cuma melihat sisi-sisi enak dari mimpimu, belum tahu sisi gak enaknya atau kerasnya perjuangan yang dibutuhkan.
Kalau kamu terus mengeluh, orangtuamu pasti akan berkata, “Nah kan, apa kami bilang? Lebih baik kamu ...,” dan berusaha mengubah mimpimu. Jika kamu gak ingin ini terjadi, tahan deritamu. Memang segala hal ada konsekuensinya, kan?
Orangtua akan terus memantau pergerakanmu. Waktu berjalan, apakah kamu masih konsisten dengan mimpimu? Apakah kamu benar-benar berproses atau justru berkali-kali berhenti dan mencoba ganti mimpi?
Jika kamu terpantau gak bisa bertahan menekuni yang konon menjadi mimpimu, lumrah jika orangtuamu khawatir dan merasa perlu turun tangan untuk mengembalikanmu ke jalan yang benar. Sekalipun jalan yang benar itu berarti pilihan mereka untukmu.
Pikir orangtuamu, ketimbang hidupmu gak jelas terus arahnya. Sedang usiamu kian bertambah dan seharusnya kamu fokus di satu bidang biar lekas berhasil.
Bukan cuma konsistensimu yang akan terus dipantau oleh orangtua. Kemajuanmu juga akan menjadi pertimbangan penting untuk mereka akhirnya merestui mimpimu atau gak. Misal, kamu punya mimpi menjadi penulis.
Maka kamu harus bisa menunjukkan tulisan-tulisanmu dimuat media, menang lomba, atau diterbitkan dan dijual sebagai buku. Tentu ini semua gak segampang membalik telapak tangan. Butuh waktu dan kerja keras.
Namun pastikan memang ada hasil dari usaha-usahamu. Kalau tahun demi tahun berganti dan kamu masih saja di titik nol, kamu tentu akan dinilai gak cocok untuk mimpi itu. Jangankan orangtua, kamu sendiri juga sudah seharusnya merasa cemas.
Kalau kamu selalu bilang, ‘Kata teman ...,’ orangtua akan berpikir kamu cuma terpengaruh oleh teman-temanmu. Bukannya memercayaimu, mereka malah akan makin meragukanmu. Kamu dianggap belum punya pendirian.
Kamu harus belajar berpendapat berdasarkan informasi dari sumber tepercaya atau hasil pemahamanmu atas diri sendiri. Sebab di mata orangtua, teman-temanmu tampak sama belum berpengalamannya denganmu.
Ini juga gak kalah pentingnya. Kamu akan tampak dewasa hanya jika sudah bisa berpikir cukup realistis soal uang. Tentu saja orangtuamu juga paham, kamu gak bisa langsung mandiri secara finansial.
Dahulu mereka juga mengalami proses terseok-seok kok. Namun pastikan mereka tahu kamu tak henti-hentinya memikirkan cara agar bisa lekas mandiri secara finansial dengan mimpimu itu. Ini sama seperti orang buka usaha.
Kamu gak bisa keluar modal terus untuk menghidupi mimpimu. Kamu harus berusaha keras biar bisa lekas balik modal bahkan mencetak laba. Jangan malah berkeras dengan mimpimu, tetapi juga terus bergantung secara keuangan pada orangtua.
Kalau seperti itu, lama-kelamaan kamu malah akan terasa sebagai beban bagi mereka. Bagaimana, sudah paham kan, apa saja yang harus kamu lakukan sekarang? Bulatkan tekadmu ya!