4 Modus Penipuan LinkedIn Paling Umum dan Cara Menghindarinya

- Tawaran kerja palsu: Penipu memanfaatkan FOMO untuk menekan calon korban. Pastikan keaslian perusahaan sebelum membayar biaya administrasi atau memberikan data sensitif.
- Dukungan teknis palsu: Penipu mengaku sebagai staf IT perusahaan. Verifikasi langsung melalui email atau nomor internal perusahaan sebelum memberikan informasi sensitif.
- Phishing melalui tautan mencurigakan: Jangan klik tautan dari orang yang tidak dikenal. Ketik langsung alamat situs di browser dan waspadai pesan yang terburu-buru.
LinkedIn memang jadi tempat yang bagus untuk membangun koneksi profesional, mencari peluang kerja, sampai memperkuat personal branding. Tapi di balik itu semua, platform ini juga sering dimanfaatkan oleh penipu untuk menjebak orang-orang yang dianggap rentan. Apalagi kalau kamu sedang terbuka untuk mencari pekerjaan, kemungkinan besar scammer akan mengincar dengan tawaran yang terdengar manis.
Masalahnya, modus penipuan di LinkedIn sering terlihat meyakinkan. Mereka menggunakan profil palsu, bahasa yang formal, bahkan detail pekerjaan yang kelihatan nyata.
Kalau gak hati-hati, kamu bisa saja kehilangan data pribadi atau bahkan uang. Menurut pakar keamanan siber, penipu di LinkedIn kerap memanfaatkan rasa percaya pengguna terhadap platform ini. Itu sebabnya, penting banget untuk mengenali modus yang paling sering digunakan agar kamu bisa lebih waspada.
Berikut ini empat modus penipuan LinkedIn paling umum yang perlu kamu perhatikan, lengkap dengan cara menghindarinya.
1. Tawaran kerja palsu

Salah satu trik paling sering muncul adalah tawaran kerja palsu. Biasanya, mereka menghubungimu dengan iming-iming gaji besar, pekerjaan ringan, atau kesempatan karier yang tampak sempurna. Masalahnya, setelah kamu menunjukkan minat, mereka mulai meminta “biaya administrasi” atau data pribadi yang seharusnya tidak diminta di tahap awal perekrutan.
Menurut Monica Eaton, seorang pakar keamanan online, penipu sering memanfaatkan rasa takut ketinggalan kesempatan (FOMO) untuk menekan calon korban agar segera memberikan respon. Kalau kamu merasa terburu-buru diminta mengambil keputusan, itu tanda bahaya, lho.
Cara menghindarinya: Jangan pernah membayar biaya untuk melamar pekerjaan atau menyerahkan data sensitif sebelum benar-benar yakin dengan keaslian perusahaan. Cek website resmi, hubungi kontak HRD melalui email perusahaan, dan pastikan lowongan tersebut benar-benar ada.
2. Dukungan teknis palsu

Modus lain yang cukup berbahaya adalah penipu yang mengaku sebagai staf IT dari perusahaan tempatmu bekerja. Mereka biasanya menghubungi melalui LinkedIn, menawarkan bantuan teknis, lalu berusaha mendapatkan akses ke akun atau sistem perusahaan.
Menurut Vandan Pathak, pakar keamanan siber, scammer sering memanfaatkan informasi publik dari profil LinkedIn perusahaan untuk terlihat meyakinkan. Kalau kamu lengah, bisa saja kamu memberikan detail login atau bahkan password ke orang yang salah.
Cara menghindarinya: ingat bahwa staf IT perusahaan gak akan menghubungi lewat LinkedIn. Kalau ada yang mengaku sebagai tim teknis, verifikasi langsung melalui email atau nomor internal perusahaan. Jangan sembarangan membagikan informasi sensitif, apalagi lewat chat di media sosial.
3. Phishing melalui tautan mencurigakan

Phishing tetap jadi modus klasik yang sering digunakan, termasuk di LinkedIn. Kamu bisa saja menerima pesan dari seseorang dengan tautan yang terlihat resmi, padahal begitu diklik, bisa jadi itu adalah situs palsu yang dipasang malware atau meminta kamu login dengan akun LinkedIn.
Menurut Eaton, serangan phishing masih jadi teknik favorit para penipu karena mengandalkan rasa percaya pengguna. Hanya dengan sekali klik, akunmu bisa diretas atau data pribadi dicuri.
Cara menghindarinya: jangan klik tautan dari orang yang gak kamu kenal. Kalau perlu, ketik langsung alamat situs di browser daripada membuka link dari pesan pribadi. Waspadai juga email atau pesan yang penuh dengan kesalahan ejaan atau terlihat terburu-buru.
4. Romance scam

Mungkin kamu pikir penipuan cinta hanya ada di aplikasi dating, tapi ternyata LinkedIn juga sering jadi tempatnya, lho. Biasanya, scammer mendekati korban dengan ramah, menawarkan dukungan emosional, lalu perlahan membangun keintiman. Setelah merasa dekat, mereka mulai meminta bantuan finansial dengan berbagai alasan.
Monica Eaton menekankan bahwa salah satu tanda romance scam adalah “love bombing”, yaitu pujian berlebihan atau perhatian intens dalam waktu singkat. Tujuannya untuk membuatmu merasa spesial sehingga lebih mudah dimanipulasi.
Cara menghindarinya: tetap tenang dan jangan mudah terbawa perasaan. Cek konsistensi profil mereka, perhatikan jumlah koneksi, dan coba cari keberadaan akun mereka di platform lain. Kalau ada tanda-tanda mencurigakan, lebih baik hentikan komunikasi.
LinkedIn memang masih jadi platform yang aman kalau kamu tahu cara menggunakannya dengan hati-hati. Modus penipuan seperti tawaran kerja palsu, dukungan teknis palsu, phishing, hingga romance scam sebenarnya punya pola yang bisa dikenali. Kuncinya ada pada kewaspadaan dan verifikasi informasi sebelum mengambil langkah lebih jauh.
Kalau ada tawaran atau pesan yang terasa terlalu bagus untuk jadi kenyataan, berhenti sebentar dan pikirkan kembali. Jangan terburu-buru memberikan data pribadi atau uang hanya karena takut kehilangan kesempatan, ya. Dengan sikap waspada, kamu tetap bisa memaksimalkan LinkedIn untuk karier tanpa harus jatuh ke dalam jebakan penipu.