Kesetaraan Gender di Dunia Kerja Berpotensi Tingkatkan Ekonomi Negara

#IDNTimesLife Jangan sampai SDM yang ada jadi sia-sia

Magdalene.co bekerja sama dengan Indonesia Business Coalition for Women Empowerment (IBCWE) menggelar Women Lead Forum 2021, sebuah ajang untuk mendukung perempuan pekerja dan mendorong terciptanya kesetaraan gender di tempat kerja pada (7-8/4/2021).

Acara yang didukung oleh Investing in Women, sebuah inisiatif dari Pemerintah Australia ini, merupakan puncak acara dari rangkaian program Magdalene dalam mendukung kepemimpinan dan karier perempuan.

Women Lead Forum 2021 menyoroti berbagai permasalahan yang dihadapi perempuan di tempat kerja serta tantangan dalam mencapai posisi kepemimpinan. Salah satunya adalah "Antara Tanggung Jawab Rumah Tangga dan Kesempatan Kerja" yang menjadi pokok bahasan dalam sesi awal, yang berlangsung pada Rabu (7/4/2021).

Dalam sesi diskusi tersebut, disampaikan bila pekerja perempuan pada dasarnya dapat berpotensi meningkatkan pertumbuhan negara. Untuk informasi lebih jelasnya, mari simak ulasan di bawah ini.

1. Banyak pekerja perempuan berstatus kontrak sehingga memiliki kerentanan dalam bekerja

Kesetaraan Gender di Dunia Kerja Berpotensi Tingkatkan Ekonomi NegaraDiahhadi Setyonaluri, Gender and Social Inclusion Economist (STA) PROSPERA dalam acara Women Lead Forum 2021 yang diselenggarakan oleh Magdalene.co. 7 April 2021. IDN Times/M. Tarmizi Murdianto

Kesenjangan gender sebenarnya dapat terjadi dalam berbagai aspek, mulai dari akses pendidikan hingga pekerjaan yang layak. Perbedaan ini pun jelas terlihat karena partisipasi perempuan dalam peningkatan ekonomi masih rendah. 

Bahkan, pekerja perempuan dikatakan masih tertinggal jauh dibanding pekerja laki-laki. Selain itu, sektor pekerjaan yang digeluti oleh perempuan pun dapat memberikan dampak kerentanan bagi perempuan.

"Perempuan rentan karena pekerja perempuan terfokus di sektor yang mengalami penurunan saat pandemik, seperti sektor jasa, hospitality, restoran, makanan, dan sebagainya. Kami melihat cukup banyak perempuan yang bekerja dengan kontrak yang tidak tetap sehingga sangat rentan dalam bekerja," kata Diahhadi Setyonaluri, Gender and Social Inclusion Economist (STA) PROSPERA.

2. Selain itu, penerapan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) juga turut menambah beban pengasuhan bagi perempuan, terutama ibu

Kesetaraan Gender di Dunia Kerja Berpotensi Tingkatkan Ekonomi NegaraWulan Tilaar, Vice Chairwoman Martha Tilaar Group dalam acara Women Lead Forum 2021 yang diselenggarakan oleh Magdalene.co. 7 April 2021. IDN Times/M. Tarmizi Murdianto

Diah juga mengatakan bila penerapan sistem Pembelajaran Jarak Jauh dalam sekolah, menambah beban pengasuhan bagi perempuan yang bekerja sekaligus berperan sebagai ibu rumah tangga. Terlebih, hal ini menjadi beban yang cukup besar jika ia harus bekerja dari rumah atau WFH.

"Sekolah PJJ ini menambah beban pengasuhan, terlebih bagi mereka yang bekerja dari rumah WFH. Tekanan ekonomi dan beban pengasuhan yang meningkat akan menyebabkan perbedaan dan kesenjangan gender menjadi lebih besar. Jika tidak ada upaya untuk menemukan solusi atas permasalahan ini, justru akan makin memperbesar kesenjangan tersebut," terangnya.

3. Padahal, kesetaraan gender dapat berpotensi membantu peningkatan pertumbuhan ekonomi negara

Kesetaraan Gender di Dunia Kerja Berpotensi Tingkatkan Ekonomi NegaraMuhammad Ihsan selaku Asisten Deputi Perumusan Kebijakan Kementerian PPA dalam acara Women Lead Forum 2021 yang diselenggarakan oleh Magdalene.co. 7 April 2021. IDN Times/M. Tarmizi Murdianto
dm-player

Dalam diskusi tersebut, disampaikan pula bila sebenarnya kesetaraan gender dapat berpotensi meningkatkan ekonomi yang cukup menjanjikan. Hal ini bisa terlihat dengan semakin banyaknya perempuan yang mencapai perguruan tinggi, bahkan memilih jurusan STEM.

"Kalau kita mencapai kesetaraan gender, ada potensi peningkatan ekonomi yang cukup menjanjikan. Kita punya sumber daya. Semakin banyak perempuan yang mencapai perguruan tinggi dan banyak sudah yang memilih jurusan STEM. Tetapi, kita masih punya isu ketidaksetaraan di ranah kerja. Jadi, talenta ini justru potensinya sia-sia dan tidak akan terjadi pertumbuhan ekonomi," jelasnya.

Baca Juga: Kisah Yolanda Eka Safitri dalam Memperjuangkan Kesetaraan Gender

4. Maka dari itu, perusahaan juga perlu mendukung kesetaraan gender dengan memenuhi hak-hak perempuan serta melakukan pengembangan skill

Kesetaraan Gender di Dunia Kerja Berpotensi Tingkatkan Ekonomi NegaraWulan Tilaar, Vice Chairwoman Martha Tilaar Group dalam acara Women Lead Forum 2021 yang diselenggarakan oleh Magdalene.co. 7 April 2021. IDN Times/M. Tarmizi Murdianto

Terkait permasalahan ini, Wulan Tilaar, Vice Chairwoman Martha Tilaar Group, mengatakan bila perusahaan juga harus melakukan pemenuhan hak-hak perempuan. Salah satunya dengan menerapkan sistem kerja shifting agar mereka tetap bisa melakukan peran lainnya sebagai ibu.

Selain itu, perusahaan juga perlu memberikan training demi pengembangan kemampuan, baik hard skill maupun soft skill. "Selain melakukan pemenuhan akan hak-haknya, diterapkan pula shifting kerja agar para perempuan masih bisa melakukan peran domestiknya di dalam keluarga mereka. Perlu pula training hard skill dan soft skill, baik komunikasi, problem solving, dan stres manajemen," ungkapnya.

"Di situ pembekalan life skill bagi mereka agar bisa meningkatkan karier. Mulai dari hal kecil sampai hal-hal yang bisa melengkapi perempuan dalam bekerja dan mengekspresikan diri mereka di dunia kerja," tambahnya.

5. Di sisi lain, pemerintah dengan tegas mengeluarkan dua kebijakan guna mendukung kesetaraan gender di dunia kerja

Kesetaraan Gender di Dunia Kerja Berpotensi Tingkatkan Ekonomi NegaraMuhammad Ihsan selaku Asisten Deputi Perumusan Kebijakan Kementerian PPA dalam acara Women Lead Forum 2021 yang diselenggarakan oleh Magdalene.co. 7 April 2021. IDN Times/M. Tarmizi Murdianto

Muhammad Ihsan, Asisten Deputi Perumusan Kebijakan Kementerian PPA, memaparkan jika pemerintah melalui Kementerian PPA, telah mengeluarkan dua kebijakan, yakni penyediaan sarana kerja yang responsif gender dan peduli anak di tempat kerja. Kebijakan tersebut dibentuk sebagai respons dari banyaknya pekerja perempuan yang aktif di ruang publik.

Sementara itu, banyak dari mereka yang mengalami kendala dengan tantangan dan hambatan yang dihadapi. "Semisal ada tindak kekerasan, setidaknya ada wadah untuk mereka, sehingga muncul kebijakan adanya rumah aman sebagai fasilitas perlindungan bagi pekerja perempuan," ujarnya.

Ia juga menambahkan bila pemerintah pun memberikan kebebasan bagi semua orang dalam mengakses pekerjaan. "Di satu sisi, pemerintah memberikan kebebasan bagi semua orang dalam mengakses pekerjaan tanpa membedakan gender," lanjutnya.

Selain isu tentang pelecehan seksual, kesetaraan gender dalam lingkup dunia kerja pun termasuk sebagai hal penting yang perlu diselesaikan. Namun, untuk melakukannya, dibutuhkan kerja sama dari semua lapisan masyarakat, termasuk kita sebagai individu.

Baca Juga: Cerita Dini Widiastuti Perjuangkan Kesetaraan Gender Anak dan Pemuda

Topik:

  • Muhammad Tarmizi Murdianto
  • Febriyanti Revitasari

Berita Terkini Lainnya