6 Mindset Toksik Pengembangan Diri yang Harus Dihilangkan

Kamu berhak maju dan meningkatkan kualitas diri

Cara pandang kita akan suatu masalah turut mempengaruhi kehidupan yang dijalani. Hal ini juga berlaku pada mindset tentang pengembangan diri. Tidak jarang kita dikuasai pemikiran toksik. Akibatnya, tidak mampu berkembang menjadi individu yang lebih baik.

Mindset toksik tentang pengembangan diri merupakan hambatan utama bagi kamu yang ingin maju dan berkembang. Jika tidak segera diatasi, bisa kehilangan motivasi serta arah tujuan hidup. Merasa memiliki enam mindset ini, harus mulai waspada. Apa saja di antaranya?

1. Menganggap kesempurnaan mutlak harus diraih

6 Mindset Toksik Pengembangan Diri yang Harus Dihilangkanilustrasi sosok perfeksionis (unsplash.com/Anthony Tran)

Sah-sah saja kamu mendambakan pencapaian sempurna. Standar yang tinggi bisa menjadi motivasi agar kamu menunjukkan kinerja terbaik. Tapi bukan berarti menganggap kesempurnaan mutlak harus diraih. Karena manusia tidak lepas dari sisi keterbatasan.

Sudah selayaknya waspada ketika kamu memiliki mindset tentang kesempurnaan yang berlebihan. Cara pandang seperti ini justru menghambat kemajuan diri. Saat kesempurnaan tidak tercapai, kamu merasa kecewa secara berlebihan. Gejolak emosi negatif demikian yang akan menghambat langkah.

2. Memandang kemampuan diri tidak dapat berubah

6 Mindset Toksik Pengembangan Diri yang Harus Dihilangkanilustrasi sosok pesimis (unsplash.com/Eye for Ebony)

Mungkin kamu memandang seseorang bisa melakukan yang terbaik karena sudah bakatnya. Contohnya memang memiliki bakat menulis, melukis, atau kemampuan diri yang lain. Sekarang sudah saatnya memperbaiki mindset seperti ini.

Mindset kemampuan diri tidak dapat berubah merupakan pola pikir yang menghambat kemajuan diri. Untuk memiliki suatu kemampuan, dibutuhkan ketekunan berusaha. Karena bakat itu diasah dari waktu ke waktu. Selama konsisten berlatih, kemampuan yang mumpuni akan mengikuti.

Baca Juga: 5 Sifat Toksik dari Dalam Diri yang Perlu Disadari

3. Menjadikan pencapaian orang lain sebagai tolok ukur

6 Mindset Toksik Pengembangan Diri yang Harus Dihilangkanilustrasi bekerja (unsplash.com/Mapbox)

Hidup di lingkungan masyarakat memang penuh keberagaman. Kamu akan dihadapkan dengan banyak versi kesuksesan. Setiap orang memiliki pencapaian masing-masing yang dianggap keren. Tidak terkecuali dirimu, harus memiliki pedoman pencapaian tersendiri.

dm-player

Bagi kamu yang menjadikan pencapaian orang lain sebagai tolak ukur utama, segera koreksi diri. Karena ini bagian dari mindset yang menjadikanmu tidak mau maju dan berkembang. Menjadikan pencapaian orang lain sebagai tolok ukur perbandingan hanya membuat kamu pesimis dengan kemampuan sendiri.

4. Menginginkan hasil dan perubahan yang cepat

6 Mindset Toksik Pengembangan Diri yang Harus Dihilangkanilustrasi melamun (unsplash.com/Remi Turcotte)

Tiap orang pasti menginginkan hasil dan perubahan yang maksimal. Kalau bisa semuanya berlangsung cepat. Tidak terkecuali kita yang menginginkan pencapaian instan. Ketika usaha tidak kunjung membuahkan hasil, langsung menyerah karena tidak betah berjuang.

Padahal, ini bagian dari mindset toksik pengembangan diri yang harus dihilangkan. Untuk mencapai titik keberhasilan, tidak ada yang namanya perubahan instan. Semua harus dilakukan secara bertahap dan melewati beberapa proses. Kamu harus memiliki kesabaran dan konsistensi dalam berusaha.

5. Takut berlebihan dengan kegagalan

6 Mindset Toksik Pengembangan Diri yang Harus Dihilangkanilustrasi takut gagal (unsplash.com/Fransisco Gonzalez)

Tidak seorang pun yang mau mengalami kegagalan. Namun, hidup juga punya cara tersendiri untuk menempa mental menjadi manusia tangguh. Beberapa hal berjalan tidak sesuai kehendak sehingga kamu harus berjuang lebih tekun lagi.

Terkadang, kita takut berlebihan dengan kegagalan. Jenis mindset seperti ini bisa menghambat perkembangan diri. Ketika rasa takut akan kegagalan bertambah kuat, kamu hanya berjalan di tempat yang sama. Tidak ada langkah yang pasti untuk maju dan berkembang.

6. Terlalu bergantung pada persetujuan orang lain

6 Mindset Toksik Pengembangan Diri yang Harus Dihilangkanilustrasi mengobrol (unsplash.com/Kate Bezzubets)

Pendapat dari orang-orang sekitar bisa menjadi bahan pertimbangan. Kamu bisa mengambil keputusan dengan lebih bijaksana. Tapi bukan berarti bergantung penuh pada persetujuan orang lain. Karena kehidupanmu ya kamu yang berhak mengendalikan.

Bagaimana jadinya jika kita terlalu bergantung pada persetujuan orang lain? Tanpa sadar sudah terjerat mindset toksik pengembangan diri. Akibat terlalu bergantung persetujuan orang lain, kamu kehilangan sikap mandiri. Bahkan untuk hal kecil saja tidak berani menentukan keputusan.

Terjerat mindset toksik pengembangan diri, kamu tidak akan pernah maju. Sebaliknya, kehidupan mengalami kemunduran secara berkelanjutan. Merasa memiliki deretan mindset tersebut, harus segera mengambil tindakan. Sayang sekali jika pemikiran toksik membuat kamu tidak bisa memaksimalkan potensi diri.

Baca Juga: 5 Perbedaan Growth Mindset vs Fixed Mindset, Kamu yang Mana?

Mutia Zahra Photo Verified Writer Mutia Zahra

Let's share positive energy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Indiana Malia

Berita Terkini Lainnya