Pamit. Sebuah kata yang dapat saya ucapkan ketika harus meninggalkan kalian.
Sulit. Perasaan yang begitu berat ketika harus mengucapkan kata pamit.
Lembaran kehidupan tidaklah berhenti di halaman 20 atau 30, tapi akan terus berlanjut hingga ratusan bahkan ribuan. Setiap langkah yang kita capai bukanlah akhir, tapi sesuatu yang baru. Tidak berarti kita akan meninggalkan orang-orang 'di belakang sana' selamanya. Mengapa? Karena di masa depan, kita akan berjumpa lagi.
Mana yang kamu percaya? Mana yang menurutmu paling masuk akal? Aku memilih untuk percaya bahwa masa depan belum diatur. Setiap keputusan yang kita buat akan memberikan efek pada masa depan. Setiap langkah yang kita ambil akan menjadi jawaban atas masa depan kita. Namun, aku yakin setiap langkah yang sudah aku ambil akan berujung pada pertemuan dengan kalian.
Percaya bahwa kita akan bertemu lagi. Bukan di tempat kita berpisah, tapi lokasi yang lebih baik. Bukan di saat kita bersedih, tapi bersuka cita. Percaya kalau saat ini, di masa depan, kita 'sedang bertemu lagi' membahas masa lalu. Jangan khawatir.
Aku pergi bukan karena ingin meninggalkanmu, tapi mengikuti jalur menuju masa depan bersamamu.