Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pertama Kali, Mahasiswi Kita Menang di Kompetisi Kedirgantaraan Global

Dok. Airbus

Falah Fakhriyah yang dari kecil bercita-cita menjadi guru TK, tak pernah membayangkan dirinya akan mampu membawa tim kecilnya yang bernama AirFish (Airbus Integrated Fisheries Information Services) lolos ke babak final dan akhirnya keluar sebagai runner up di kompetisi kerdigantaraan tingkat global “Fly Your Ideas 2019” yang diselenggarakan oleh Airbus, produsen pesawat terbang kenamaan asal Prancis. 

Hal ini pun menjadi bagian dari sejarah karena untuk pertama kalinya, tiga mahasiswa Indonesia dari University of Cambridge tersebut berhasil keluar sebagai juara kedua kompetisi inovasi kedirgantaraan bergengsi tahun ini. 
 

1. Berawal dari keresahan akan illegal fishing

Dok. Airbus

Tim mereka terdiri dari Falah Fakhriyah, Martin Siagian, Nathan Harjanto, serta seorang mahasiswa Jepang, Keiko Miyazaki. Tim ini menjadi satu dari tujuh tim yang lolos ke final mewakili negara-negara, seperti Argentina, Jerman, Yunani, India, Italia, Jepang, Moldavia, Belanda, Norwegia, dan Inggris.

Ketujuh tim finalis tersebut menghabiskan sepekan di Toulouse, Prancis untuk membangun purwarupa dari ide mereka di fasilitas Inovasi dan R&D mutakhir milik Airbus, dengan dukungan dari para mentor dan ahli terkait di Airbus. Sehingga pada 27 Juni 2019, seluruh tim mempresentasikan proyek mereka di hadapan para panelis yang terdiri dari ahli kedirgantaraan Airbus maupun akademisi. 

Dewan juri yang berasal dari Airbus dan International Space University (Strasbourg) terkesan dengan semangat inovatif dan pemahaman ekonomi yang ditunjukkan oleh para mahasiswa di Tim AirFish yang mengusung sebuah sistem pemantauan laut menggunakan teknologi pengambilan gambar dan video melalui satelit. Dikenal sebagai remote sensing atau penginderaan jarak jauh, penerapan teknologi ini dapat membantu pemerintah melawan penangkapan ikan ilegal, mengurangi penangkapan spesies langka secara tidak sengaja, serta mengurangi kerusakan habitat laut. 

"Ide ini berasal dari keinginan kami untuk memberikan solusi terhadap isu yang terjadi di negara kami masing-masing (Indonesia dan Jepang), yaitu illegal fishing dan overfishing. Kami melihat resources yang dimiliki Airbus, termasuk teknologi dan kapabilitas untuk membuat sistem monitoring illegal fishing. Dari situ, munculah ide untuk menggabungkan beberapa teknologi Airbus dan mewujudkannya menjadi suatu fungsi baru, yakni fisheries monitoring yang tidak hanya dapat menjadi sumber pendapatan baru, tapi juga memberikan manfaat untuk pemerintah di negara-negara dengan sumber daya perairan yang besar," ungkap Falah kepada IDN Times.

Tim ini berhasil mengalahkan 269 ide lainnya dan membawa pulang hadiah uang tunai sebesar 10.000 euro atau sekitar Rp160juta. 

 

2. Tak pernah bermimpi menempuh studi di bidang yang konon kabarnya didominasi laki-laki

Dok. Falah Fakhriyah

Falah menamatkan gelar S1-nya di bidang Teknik Kimia, Universitas Indonesia. Meskipun bidang studi dan karier di bidang Science, Technology, Engineering and Mathematics (STEM) tersebut masih didominasi laki-laki, tidak membuat minatnya surut untuk mendalami dan menuntaskan pendidikannya. 

Falah pun mengakui, dari kecil dia tidak pernah bermimpi untuk membangun karier di bidang STEM.

“Cita-citaku waktu kecil sebenarnya jadi guru TK. Sebelumnya aku gak kepikiran untuk mempelajari bidang studi ini,” jelas Falah. “Setelah lulus, aku mulai bekerja di perusahaan konsultan bisnis. Dari pengalaman kerja sebagai konsultan bisnis, aku sadar bahwa saat ini bisnis yang terkait dengan teknologi, seperti perusahaan e-commerce dan ride-hailing, sedang berkembang pesat di Indonesia. Hal ini membuat aku tertarik untuk berkecimpung di bidang itu.” 

Setelah tujuh tahun bekerja, Falah melanjutkan studi S2 di bidang administrasi bisnis, University of Cambridge. Selama bersekolah di Cambridge, seluruh mahasiswanya didorong untuk berpartisipasi aktif dalam berbagai kompetisi global. 

“Saya dan kawan-kawan memilih untuk berpartisipasi dalam kompetisi Airbus karena kompetisi ini sangat menarik. Belum banyak kompetisi yang menantang mahasiswa untuk mengembangkan bisnis teknologi ruang angkasa dan antariksa,” jelas Falah.  

3. Kompetisi Airbus mendorong anak muda tertarik pada aeronautika

Dok. Airbus

Airbus Fly Your Ideas adalah kompetisi global yang menantang mahasiswa dari berbagai penjuru dunia untuk berinovasi di bidang kedirgantaraan, khususnya terkait enam area kunci: Pelistrikan, Layanan Data, Keamanan Siber, Internet of Things, Kecerdasan Buatan, dan Reliatas Campuran (Mixed Reality). 
 
Sejak diluncurkan pada tahun 2008 dan ditandatanganinya perjanjian kerja sama dengan UNESCO pada 2012, lebih dari 22.000 mahasiswa dari 700 universitas lebih di 100 negara telah berpartisipasi di Fly Your Ideas ini, lho. Selain itu, lebih dari 500 karyawan Airbus pun turut berkontribusi sebagai mentor maupun tenaga ahli demi mendukung kesuksesan kompetisi. 

Airbus juga merupakan salah satu perusahaan pertama yang menandatangani kampanye WISE (Women into Science and Engineering), sebuah kampanye yang mendorong keterlibatan perempuan di bidang STEM. Usaha Airbus dalam menghargai dan mendorong perempuan muda untuk mempelajari dan berhasil di bidang aeronautika, dilakukan melalui langkah-langkah, seperti mengundang siswi-siswi SMA untuk mengunjungi fasilitas Airbus dan bertemu dengan para pegawai perempuan Airbus untuk mendiskusikan pengalaman mereka di bidang aeronautika melalui program Elles du Futur yang telah dilaksanakan di Prancis sejak tahun 2011. Selain itu, Airbus juga berpartisipasi di berbagai bursa kerja dan beragam konferensi untuk mendukung keterlibatan perempuan di bidang aeronautika dan mendobrak stereotip jenis kelamin di bidang tersebut. 

4. Mendukung millennials meraih mimpi di bidang apa pun yang digeluti

Dok. Falah Fakhriyah

Falah pun mendukung perempuan millennials untuk terjun di bidang aeronautika khususnya atau STEM khususnya. Menurut Falah, pembelajaran di bidang STEM akan sangat menarik jika disertai contoh aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari yang dinilai Falah masih terasa kurang di universitas lokal.

"Banyak perguruan tinggi yang terlalu fokus terhadap teori akademis, sehingga materi pembelajaran menjadi kurang relevan terhadap kebutuhan industri," kata Falah.

Falah pun memberi pesan kepada generasi millennials yang ingin atau sedang menempuh studi di bidang STEM agar fokus lebih banyak ke creative thinking. Hal ini berperan untuk menentukan penerapan nyata dari ilmu yang sedang dipelajari saat ini, mencari tahu tantangan-tantangan yang dihadapi industri saat ini, dan ide apa yang bisa diberikan untuk industri-industri tersebut. Sumber-sumber informasi dari pun bisa diperleh tak melulu dari buku, tetapi juga website perusahaan, siaran pers, video YouTube, dan konferensi.

Selain itu, jangan ragu untuk meminta bimbingan dari dosen ataupun praktisi industri. Satu hal yang sangat umum terjadi di Cambridge, jelas Falah, adalah mahasiswa sangat proaktif untuk meminta bimbingan dari dosen dan dosen pun memiliki relevansi yang besar dengan industri.

5. Calon penerus Ibu Susi?

Sebagai lulusan S1 teknik yang pindah jalur ke bisnis, Falah memiliki mimpi lima tahun mendatang dia memiliki andil dalam membuat atau mengembangkan suatu produk atau jasa. Di perusahaan teknologi, peran ini disebut product management

"Inti dari peran ini bukan hanya membuat produk atau jasa yang bisa dipakai oleh konsumen, tetapi juga mengevaluasi apakah pasar untuk produk atau jasa ini cukup besar, apakah ada permintaan dari pasar, apakah situasi industri cukup menarik untuk calon investor, dan strategi pasar seperti apa yang sesuai untuk produk atau jasa tersebut. AirFish merupakan contoh produk atau jasa yang end-to-end dan representatif untuk pekerjaan yang ingin saya lakukan," ungkapnya.

Saat ditanya apakah inovasi timnya yang berhasil menyabet juara ke-2 di kompetisi Airbus baru-baru ini bakal diwujudkan, Falah menjawab keinginan itu tentu saja ada dan akan senang sekali jika ide tersebut dapat bermanfaat secara nyata bagi industri.  

Yuk, kita doakan inovasi Falah dan rekan-rekannya untuk memerangi illegal fishing dapat segera terwujud!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Elfida
EditorElfida
Follow Us