Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Sikap Gen Z di Kantor yang Bikin Geleng Kepala, Ada Aja Gebrakannya!

ilustrasi bekerja
ilustrasi bekerja (pexels.com/RDNE Stock project)
Intinya sih...
  • Berani ngomong terus terang ke atasan, keterbukaan adalah bentuk kejujuran dan profesionalisme.
  • Paling anti jam kerja kaku, mengutamakan work-life balance dan fleksibilitas waktu untuk meningkatkan produktivitas.
  • Suka coba cara kerja yang “out of the box”, berani mencoba hal baru dengan tanggung jawab dan bisa membuka peluang baru dalam tim.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Generasi Z atau Gen Z kini mulai memenuhi dunia kerja. Mereka dikenal kreatif, cepat beradaptasi dengan teknologi, dan punya banyak ide segar yang sering bikin suasana kantor jadi lebih dinamis. Namun, di balik semangat dan inovasi yang mereka bawa, ada juga beberapa kebiasaan unik yang kadang bikin rekan kerja lintas generasi geleng kepala.

Gaya kerja Gen Z memang berbeda dari generasi sebelumnya. Kadang menyenangkan, tapi gak jarang juga bikin atasan harus menarik napas panjang karena gaya mereka yang out of the box. Yuk, simak lima sikap Gen Z di kantor yang sering bikin heboh tapi juga bikin suasana kerja jadi gak monoton!

1. Berani ngomong terus terang ke atasan

mengobrol di kantor
ilustrasi mengobrol (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Kalau generasi sebelumnya cenderung sungkan menyampaikan pendapat, Gen Z justru lebih blak-blakan. Mereka gak ragu menyampaikan ide, kritik, bahkan ketidaksetujuan langsung ke atasan. Bagi mereka, keterbukaan adalah bentuk kejujuran dan profesionalisme.

Meski kadang bikin kaget rekan kerja senior, sikap ini sebenarnya positif selama disampaikan dengan sopan. Tantangannya cuma satu, yaitu belajar menyesuaikan cara penyampaian agar gak terkesan menantang. Kalau bisa dikomunikasikan dengan tepat, sikap jujur ini justru bisa mempererat kerja sama tim.

2. Paling anti jam kerja kaku

ilustrasi malas kerja (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi malas kerja (pexels.com/cottonbro studio)

Gen Z sangat menjunjung work-life balance. Mereka gak suka terikat dengan jam kerja yang terlalu kaku, apalagi kalau pekerjaannya bisa diselesaikan dari mana saja. Asal target tercapai, mereka lebih memilih fleksibilitas waktu dibanding harus duduk delapan jam di kantor.

Buat atasan yang terbiasa dengan sistem kerja konvensional, hal ini bisa bikin bingung. Namun di sisi lain, fleksibilitas ini justru bisa meningkatkan produktivitas kalau dikelola dengan baik. Kuncinya adalah saling percaya dan komunikasi yang jelas soal hasil kerja.

3. Suka coba cara kerja yang “out of the box”

ilustrasi bekerja (pexels.com/Antoni Shkraba Studio)
ilustrasi bekerja (pexels.com/Antoni Shkraba Studio)

Gen Z bukan tipe yang mau jalan di jalur lama. Mereka suka bereksperimen dengan cara baru. Entah pakai tools digital yang belum familiar, metode kerja unik, atau strategi kreatif yang belum pernah dicoba. Kadang hasilnya luar biasa, kadang malah bikin pusing karena belum teruji.

Namun di situlah daya tarik mereka. Sikap berani mencoba ini bisa membuka peluang baru dalam tim dan memunculkan ide-ide segar. Asalkan tetap diimbangi dengan tanggung jawab, gaya kerja ini bisa jadi kekuatan besar di tempat kerja modern.

4. Gampang bosan, tapi cepat belajar

ilustrasi bekerja (pexels.com/Fox)
ilustrasi bekerja (pexels.com/Fox)

Salah satu ciri khas Gen Z di kantor adalah cepat bosan dengan rutinitas. Kalau tugasnya monoton terus, semangat kerja mereka bisa langsung drop. Tapi di sisi lain, mereka cepat banget belajar hal baru dan adaptif terhadap perubahan.

Mereka lebih cocok di lingkungan kerja yang dinamis dan penuh tantangan. Saat diberi ruang untuk berkembang, Gen Z bisa menunjukkan potensi terbaiknya. Bosan bagi mereka bukan berarti malas, tapi sinyal untuk mencari cara kerja yang lebih menarik.

5. Berani tegas soal kesejahteraan dan mental health

ilustrasi bekerja dengan bahagia (pexels.com/Alena Darmel)
ilustrasi bekerja dengan bahagia (pexels.com/Alena Darmel)

Gen Z lebih sadar akan pentingnya kesejahteraan diri. Mereka gak segan menolak lembur berlebihan, meminta waktu istirahat, atau menolak tugas yang dianggap melampaui batas. Bagi sebagian atasan, sikap ini mungkin dianggap kurang loyal, padahal mereka hanya ingin bekerja dengan sehat dan seimbang.

Sikap ini menunjukkan bahwa Gen Z menghargai kualitas hidupnya, bukan sekadar gaji. Mereka percaya bahwa kesejahteraan mental dan fisik akan berdampak langsung pada performa kerja. Jadi, perusahaan pun sebaiknya mulai menyesuaikan budaya kerja agar lebih manusiawi.

Mereka menantang kebiasaan lama, mendorong perubahan, dan memaksa sistem kerja untuk lebih adaptif. Jadi, daripada bingung menghadapi gebrakan mereka, lebih baik berkolaborasi. Karena di balik sikap nyentriknya, Gen Z punya potensi besar untuk membawa dunia kerja ke level yang lebih maju.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ernia Karina
EditorErnia Karina
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Tanda Kamu Harus Berani Ambil Risiko Besar Demi Karier Cemerlang

24 Okt 2025, 14:15 WIBLife