Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Desain Tangga yang Harus Dihindari, Estetik Belum Tentu Aman

ilustrasi tangga (pexels.com/Max Vakhtbovycn)

Fungsi utama tangga memang sebagai penghubung lantai bawah dengan atas. Namun, pembuatannya gak boleh sekadar untuk memenuhi fungsi tersebut. Desainnya harus benar-benar diperhatikan sebab tangga juga sering menjadi titik celaka di rumah. Orang yang terpeleset di tangga bukan hanya anak-anak atau lansia.

Kamu yang masih muda pun bisa terjatuh apabila tangga rumah gak didesain dengan memperhatikan sisi keamanannya. Hindari cuma mengejar tampilan tangga yang estetik dan lain dari biasanya. Keamanannya harus lebih diutamakan. Baik tangganya panjang maupun pendek, desainnya mesti tepat.

Sebab tangga yang asal-asal dibuat malah menyulitkan langkahmu ketika menaiki dan menuruninya. Tangga dengan tingkat keamanan rendah juga bikin orang yang takut ketinggian menjadi makin ciut nyali. Hindari enam desain tangga berikut ini dan serahkan pengerjaannya hanya pada tukang yang ahli. Jangan asal berhemat dengan mengesampingkan safety.

1. Tanpa susuran tangga

ilustrasi tangga (pexels.com/Pixabay)

Susuran tangga bukan sekadar pemanis. Ini adalah bagian dari pengaman tangga yang tidak boleh ditiadakan. Meski salah satu sisi tangga sudah menempel pada dinding, sisi lainnya tetap harus diberi susuran untuk berpegangan. Baik di rumah ada lansia atau tidak, pegangan ini penting.

Tubuh tetap kurang seimbang saat kamu menaiki atau menuruni anak tangga satu per satu. Apalagi jika dirimu sambil membawa beban di salah satu tangan atau punggung. Dengan adanya susuran tangga, kamu dapat berpegangan. Begitu pula ketika lampu utama di rumah telah dimatikan, berpegangan pada susuran membuatmu lebih aman.

Susuran tangga juga menjadi pembatas yang mencegah orang langsung terjatuh ke lantai bawah apabila terpeleset. Kamu dapat merapatkan penyangga susuran sehingga anak-anak pun gak bisa melewati celahnya. Berapa pun jumlah anak tangganya, susurannya mesti ada dan kuat.

2. Terlalu curam

ilustrasi tangga (pexels.com/cottonbro studio)

Tangga yang terlalu curam seperti dalam ilustrasi wajib dihindari. Meski desain tangga yang nyaris tegak ini dapat menghemat penggunaan ruang, tingkat keamanannya sangat rendah. Kamu bakal merasa lebih mudah capek saat menaikinya. Sementara tiba waktunya turun, dirimu akan merasakan gaya gravitasi yang kuat.

Kemungkinan buat jatuh terjerembap amat besar karena keseimbanganmu bertambah buruk. Kalaupun ketika kamu menaikinya masih merasa baik-baik saja, saat menuruninya pasti lebih ngeri. Seandainya terjadi hal yang tak diinginkan seperti dirimu terpeleset, kamu lebih sulit berhenti dan langsung meluncur ke bawah.

Risiko cederanya menjadi lebih fatal. Buatlah tangga yang lebih landai biar siapa pun yang menggunakannya tidak merasa sedang uji nyali. Minta tukang menunjukkan dulu desain dan rincian tingkat kemiringannya sebelum tangga dibuat. Gak apa-apa mengorbankan ruangan lebih luas buat menempatkan tangga ketimbang keselamatan dipertaruhkan.

3. Memakai papan atau kaca tipis

ilustrasi tangga (pexels.com/Zhengdong Hu)

Kekuatan tangga harus sangat diperhatikan sebab bakal menopang bobot tubuh di ketinggian. Bahkan tangga bisa dilalui lebih dari satu orang di waktu bersamaan. Sama seperti jembatan, jika kekuatannya tidak sebanding dengan beban maka akan ambruk.

Dalam kaitannya dengan tangga, papan atau kaca tipis pada anak tangga bisa patah, retak, bahkan pecah. Kalaupun kerusakan hanya tampak pada beberapa anak tangga, jangan menunda untuk segera melakukan perbaikan. Ganti semua material tangga yang kurang kuat demi mencegah bahaya yang lebih besar di kemudian hari.

Ingat, bawah orang tidak hanya berjalan pelan-pelan saat menaiki atau menuruni tangga. Ada pula yang setengah berlari karena terburu-buru, berjalan tetapi mengentak-entak, atau sambil membawa beban berat. Kekuatan tangga tidak boleh setengah-setengah. Mending biaya pembuatannya sedikit lebih mahal asalkan keamanan gak dikorbankan.

4. Anak tangganya licin

ilustrasi tangga (pexels.com/Gustavo Galeano Maz)

Lantai datar yang licin saja berbahaya. Apalagi tangga yang posisinya miring dan tinggi. Sebaiknya pakai bahan yang permukaannya agak kasar untuk mengurangi tingkat kelicinannya ketika diinjak. Terutama saat ada air di anak tangga atau seseorang memakai sepatu dengan bagian bawah yang sudah aus.

Menggunakan keramik seperti di lantai datar gak apa-apa, tapi setidaknya di bagian tepi setiap anak tangga dibuat gelombang-gelombang kecil. Fungsinya sebagai penahan kaki agar tak langsung tergelincir ke bawah ketika sebagian anak tangga licin. Namun, keramik bermotif timbul lebih cocok buat anak tangga daripada keramik polos biasa. 

Setelah tangga didesain dengan tepat, jangan lupa untuk selalu melakukan perawatan. Sebab permukaannya yang semula agak kasar pun lama-kelamaan dapat menjadi licin apabila tumbuh lumut. Utamanya untuk tangga yang terkena hujan seperti tangga yang terletak di luar rumah. Rutin sikat tangga sampai lapisan lumutnya hilang.

5. Zig-zag

ilustrasi tangga (pexels.com/Max Vakhtbovycn)

Tangga dengan desain zig-zag atau berliku-liku memang tampak estetik dan lain dari biasanya. Namun, potensi bahayanya juga cukup besar. Ada dua tipe tangga yang termasuk zig-zag. Pertama adalah seperti dalam ilustrasi, tangga meliuk ke kanan dan kiri menyerupai huruf S. Lain dengan tangga spiral yang konsisten memutar naik ke kanan atau ke kiri saja.

Tipe kedua ialah anak tangganya terbagi menjadi untuk pijakan kaki kanan dan kiri. Masing-masing terpisah dengan tinggi yang berbeda. Tujuannya sebenarnya agar orang langsung menginjak anak tangga yang sesuai dengan kaki kanan atau kiri. Dengan begitu, kamu akan lebih cepat sampai ke atas.

Akan tetapi, model tangga zig-zag begini benar-benar buruk untuk orang yang keseimbangannya kurang. Mereka pasti pusing dan menjadi takut untuk menaikinya. Mereka seperti mengalami kebingungan dalam melangkah menyesuaikan dengan bentuk tangga. Lebih-lebih ketika mereka menuruni tangga zig-zag tipe kedua, bisa lama sekali baru sampai bawah. Itu pun mereka sudah berkeringat dingin.

6. Anak tangga lebih pendek daripada rata-rata telapak kaki

ilustrasi tangga (pexels.com/Max Vakhtbovycn)

Idealnya, anak tangga sedikit melebihi panjang telapak kaki rata-rata orang. Dengan begini, orang yang menggunakannya dapat sepenuhnya menapakkan kakinya di anak tangga. Apabila anak tangga hanya dua per tiga panjang telapak kaki, setiap kali kamu menuruninya bakal terasa seperti akan terjatuh. 

Sedikit saja kakimu menapak lebih maju lagi, dirimu bakal sungguh-sungguh terjatuh. Setengah telapak kaki kanan atau kiri yang menapak di anak tangga jelas gak kuat menopang keseluruhan bobot tubuhmu ketika kamu hendak melangkahkan sebelah kaki lagi. Sementara jari-jari kaki yang seharusnya bisa mencengkeram lantai buat menahan berat tubuh malah sudah keluar dari batas anak tangga.

Saat dirimu refleks berusaha menahan dengan jari-jari kaki, maka yang akan terjadi kamu otomatis terjatuh. Minta tukang buat memastikan ukuran anak tangganya nanti gak kekecilan sebagai pijakan. Selain itu, jarak antaranak tangga juga jangan terlalu tinggi biar gak bikin lutut sakit.

Pengabaian akan desain tangga yang aman bakal bikin celaka penghuni rumah. Apalagi kalau tangga menghubungkan area kamar tidur di lantai atas dengan kamar mandi di lantai bawah. Kaki yang agak basah serta kemungkinan orang berjalan dalam kondisi mengantuk menambah potensi bahaya. Awasi pengerjaannya dan coba dulu dengan melaluinya biar tukang bisa segera melakukan perbaikan jika tangga masih terasa kurang aman. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us