Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Tips Menanam Brokoli di Dataran Rendah, Mudah Dicoba di Rumah

ilustrasi brokoli (unsplash.com/hansripa)
ilustrasi brokoli (unsplash.com/hansripa)

Brokoli merupakan sayuran yang satu golongan dengan kubis dan kembang kol. Brokoli biasa dibudidayakan di dataran tinggi di ketinggian sekitar 1.000 mdpl. Sayuran ini dapat tumbuh dengan baik di pegunungan atau daerah beriklim basah dan sejuk.

Meskipun begitu, brokoli juga bisa tumbuh dengan baik di dataran rendah. Asalkan tanaman dirawat dengan ekstra agar brokoli dapat berbunga di cuaca yang relatif panas. Berikut beberapa tips menanam brokoli di dataran rendah agar dapat berbunga dengan baik serta maksimal. 

1.Pilih varietas brokoli dataran rendah

ilustrasi bibit tanaman (unsplash.com/cvnhst)
ilustrasi bibit tanaman (unsplash.com/cvnhst)

Pemilihan varietas yang tepat jadi langkah awal yang harus kamu lakukan. Salah dalam memilih jenis benih akan mempersulit perawatan, bahkan tanaman brokoli tidak dapat tumbuh dan berbunga dengan baik.

Untuk itu, pilihlah benih brokoli yang khusus ditanam di dataran rendah. Contohnya brokoli varietas green super yang dapat tumbuh dengan baik di daerah panas. Brokoli green super juga punya durasi tanam relatif singkat yaitu dapat dipanen sekitar 60 hari setelah tanam.

2.Gunakan campuran media tanam yang poros dan subur

ilustrasi media tanam (pexels.com/wildlittlethingsphoto)
ilustrasi media tanam (pexels.com/wildlittlethingsphoto)

Media tanam berperan sebagai tempat tanaman tumbuh. Umumnya kamu bisa menggunakan media tanam apa saja untuk menanam brokoli, asalkan media tanam tersebut subur dan bersih dari kutu atau serangga.

Idealnya, campuran media tanam yang poros dan subur terdiri dari tanah, pupuk kompos, dan sekam padi. Untuk komposisi masing-masing kamu bisa memakai perbandingan 1:1:1.

Pupuk kompos sendiri mengandung berbagai mikroorganisme yang membantu menyuburkan tanah. Sedangkan sekam padi berfungsi agar media tanam menjadi lebih poros, sehingga memudahkan aliran air keluar dari drainase.

3.Beri jarak antar tanaman minimal 50 cm

ilustrasi brokoli (pexels.com/laarkstudio)
ilustrasi brokoli (pexels.com/laarkstudio)

Brokoli memiliki ukuran daun yang lumayan lebar. Untuk itu atur jarak antar tanaman sekitar 50 cm. Sehingga, daun-daun brokoli dapat tumbuh tanpa berdesak-desakan. Hal ini berlaku bila kamu menanam brokoli langsung pada tanah lapang atau pada raised bed.

Jika menanam dengan pot atau polybag tentu lebih mudah memindahkan tanaman dan mengatur jarak pot. Namun, yang perlu diperhatikan adalah ukuran pot untuk menampung media tanam. Karena brokoli tanaman yang berukuran sedang ke besar, kamu bisa menggunakan pot atau polybag ukuran 40 cm ke atas.

4.Letakkan di tempat teduh

ilustrasi brokoli (pixabay.com/erol)
ilustrasi brokoli (pixabay.com/erol)

Tanaman brokoli tidak terlalu membutuhkan banyak sinar matahari. Sinar matahari pagi yang hangat sangat disukai brokoli. Cukup letakkan brokoli di tempat yang menghadap matahari terbit atau tempat yang terpapar sinar matahari minimal 5 jam. Atau letakkan tanaman di tempat yang teduh dan dingin.

5.Beri pupuk dasar dan suplemen

ilustrasi berkebun (pexels.com/greta-hoffman)
ilustrasi berkebun (pexels.com/greta-hoffman)

Setelah tanaman brokoli tumbuh beberapa daun sejati atau sekitar 14–21 hari setelah semai, kamu bisa memulai untuk memberikan pupuk dasar pada tanaman brokoli. Pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk yang mengandung nitrogen untuk merangsang pertumbuhan daun dan memperkuat batang.

Setelah memasuki fase generatif atau masa tanaman berbunga dan berbuah, kamu bisa menambahkan pupuk dan suplemen yang mengandung fosfat, kalium, dan kalsium. Sayur brokoli sendiri berasal dari bunga brokoli. Pastikan di masa generatif brokoli mendapat nutrisi yang cukup untuk menghasilkan bunga yang maksimal.

Kamu bisa menentukan untuk memakai pupuk organik atau kimia. Masing-masing pupuk punya kelebihan dan kekurangan. Hal yang terpenting adalah memberikan dosis sesuai dengan anjuran dan tidak berlebihan.

6.Penanganan hama ulat

ilustrasi menyiram tanaman (pexels.com/q-l-1447393640)
ilustrasi menyiram tanaman (pexels.com/q-l-1447393640)

Brokoli merupakan tanaman yang rentan terhadap serangan ulat. Ulat biasanya akan memakan habis bagian daun hingga area bakal bunga brokoli. Bila terserang ulat, kemungkinan besar brokoli tidak dapat berbunga dan kamu bisa gagal panen.

Jika ulat memakan semua bagian tanaman brokoli tak bersisa, cara satu-satunya adalah melakukan semai ulang. Namun, jika ulat yang muncul berjumlah sedikit dan hanya memakan sebagian daun tanaman, kamu bisa menyemprotkan pestisida pada tanaman.

Untuk mencegah serangan ulat, hama, dan jamur, semprot tanaman dengan insektisida atau fungisida secara rutin sekali dalam 1-2 minggu. Gunakan jenis insektisida nabati untuk mengurangi residu kimia yang menempel pada sayuran brokoli.

7. Bungkus brokoli dengan daun

ilustrasi brokoli (pixabay.com/dimitrisvetsikas)
ilustrasi brokoli (pixabay.com/dimitrisvetsikas)

Jika sayuran brokoli sudah berbunga dan terlihat seperti bongkahan, kamu bisa membungkus bongkahan sayuran brokoli. Membungkus sayuran brokoli bertujuan untuk menghindari serangan hama tikus, serangga, dan penyakit menjelang panen.

Kamu bisa menggunakan daun brokoli untuk membungkus bagian bunga brokoli. Lalu ikat brokoli menggunakan tali untuk melindungi brokoli. Sebaiknya segera panen brokoli jika sudah memasuki masa panen.

Menanam brokoli di dataran rendah relatif mudah, bukan? Perawatan ekstra hanya perlu dilakukan ketika brokoli sudah masuk masa generatif atau berbunga. Selebihnya, dari proses semai, pindah tanam, hingga penyiraman, perlakuannya sama dengan tanaman sayuran pada umumnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ema Endrawati
EditorEma Endrawati
Follow Us