Saat bicara dapur, kamu akan dihadapkan pada banyak pilihan material utama. Bisa kayu, batu alam, keramik, atau mungkin stainless steel. Opsi terakhir cukup menarik karena banyak dipakai untuk keperluan dapur restoran.
Apa, sih, yang menarik dari stainless steel? Bagaimana pula cara mengaplikasikannya agar tampilannya tidak monoton dan tetap memikat untuk dapurmu? Ulasan tentang pro dan kontra serta inspirasi desain dapur stainless steel bisa kamu simak di bawah.
Stainless steel memiliki tampilan yang elegan dan minimalis. Tak heran kafe dan restoran memilihnya karena memang bisa memberikan kesan lapang di dapur yang biasanya penuh sesak.
Apalagi perawatannya mudah, tinggal dilap dengan kain secara teratur. Stainless steel tidak mudah berubah warna saat terkena berbagai cairan dan bahan makanan. Pas untuk penghuni rumah yang menghindari kerepotan.
Bosan dengan dapur memanjang yang menurutmu terlalu biasa? Coba sontek dapur memutar seperti karya desainer Sam Chermayeff di atas. Ia dibangun mengelilingi pilar rumah dengan bahan stainless steel yang elegan.
Warna peraknya tak canggung ketika dipadu dengan kayu dan lantai terracotta. Ini justru memperkuat kesan earthy dalam rumah. Dapur uniknya gak makan banyak tempat, sempurna buat penyuka aliran eklektik dan industrial.
Inspirasi dapur stainless steel dari Studio Gemma asal Australia ini bisa jadi pandanganmu saat akan membuat dapur. Ini benar-benar minimalis tanpa banyak ornamen dan kitchenware berserakan.
Untuk menyamarkan kesan industrialnya yang kelewat kaku, kamu bisa membuat laci dan kabinet-kabinet custom menggunakan knop bundar. Niscaya mereka akan memberikan kesan subtle di dapurmu.
Keunggulan dari stainless steel adalah ketahanannya pada air dan panas, jadi ideal buat dipasang. Sekalian jadi backsplash untuk melindungi dinding di area dapur. Contoh di atas bikin dapur terlihat lebih rapi dan terintegrasi.
Untuk memberikan variasi dan mempercantik tampilan, kamu bisa menambahkan material dominan lain di dapurmu. Misalnya kayu untuk area storage dan meja makan.
Meski identik dengan kemodernan, stainless steel tidak canggung ketika diaplikasikan di bangunan bernuansa klasik. Seperti bangunan vila bergaya Mediterania di atas. Dengan kubahnya yang khas dan beberapa perabot antiknya, kitchen counter dari stainless steel menjadi penyeimbang yang menarik.
Stainless steel macam ini menjadi pilihan jitu mengingat vila akan disewakan dan dipakai bergantian dengan orang lain. Tentunya durabilitas ini jadi pertimbangan para pengelola vila atau penginapan yang ingin material awet dengan perawatan mudah.
Stainless steel mudah sekali untuk dipadu dengan berbagai gaya karena kesannya yang netral. Kalau sebelumnya bergaya antik, kamu bisa coba aliran kekinian dengan mengombinasikannya bersama backsplash keramik metro.
Untuk memperkuat kesan kebaruan, Julia Anna Bimer, sang desainer interior, menambahkan horizontal tube pendant light sebagai penerangan. Kesan mewah praktis terwujud.
Kamu juga bisa memadukan dapur stainless steel dengan material kaca seperti rumah garapan studio Stacia KG untuk salah satu kliennya ini. Kitchen counter-nya berbahan stainless steel penuh, kemudian langsung bertemu dengan jendela kaca tanpa bingkai.
Rumah tampak amat lapang dengan gaya desain ini. Tentunya tidak semua rumah bisa mengadopsinya karena keterbatasan dan kondisi lahan yang bervariasi.
Meski dikenal awet dan mudah dibersihkan, tidak bisa dimungkiri kalau stainless steel ini mudah tergores dan bisa penyok bila diberi beban berlebih. Jika ini jadi masalah buatmu, kamu bisa membuat penampang meja dari batuan alam.
Sementara, stainless steel cukup dipakai sebagai kabinet dan wastafel. Sontek gaya dapur di atas. Batuan alam juga tersedia dalam lebih banyak varian warna. Berbeda dengan stainless steel yang hanya tersedia dalam satu warna.
Dapur stainless steel ideal untuk penyuka gaya minimalis modern, juga penghuni rumah yang sering ceroboh saat di dapur. Ini salah satu solusi bahan bangunan yang layak dipertimbangkan.