Ini Tips Melepaskan Barang yang Tak Lagi Dibutuhkan Tanpa Penyesalan

- Minimalkan barang untuk memaksimalkan fungsinya. Memiliki barang dengan jumlah ganda berarti membutuhkan tempat khusus untuk penyimpanan, menyulitkan identifikasi barang, dan mendorong memiliki tempat penyimpanan ekstra.
- Pahami apa yang kamu butuhkan, bukan kamu inginkan. Hindari membeli banyak barang dengan bertanya pada diri sendiri apakah benar-benar dibutuhkan, catat yang dibutuhkan sebelum membeli, dan hindari tumpukan barang yang berlebih.
- Buang jauh-jauh pemikiran "suatu saat nanti". Tanyakan ulang untuk apa barang itu, sadari bahwa kemungkinan besar tidak akan pernah dibutuhkan di masa depan
Melepaskan barang yang dirasa memiliki ikatan emosional atau dianggap sulit hidup tanpa benda-benda itu, dapat menimbulkan kebiasaan untuk menimbun benda. Akibatnya, kita punya sangat banyak barang yang memenuhi ruangan dan mengganggu produktivitas.
Ruang gerak jadi lebih terbatas. Banyak barang artinya banyak distraksi. Kita juga harus berupaya menjaga lebih banyak benda. Padahal, dalam buku Goodbye, Things on Minimalist Living, Fumio Sasaki menyebutkan, "Ada kebahagiaan dengan memiliki lebih sedikit."
Fumio adalah seorang minimalis yang membagikan sejumlah trik untuk mengurangi barang di apartemennya di Jepang. Ia juga mengadaptasi sejumlah mindset ala orang Jepang untuk mengoptimalkan less item di rumah. Simak kiat-kiat dari Fumio untuk menerapkan hidup minimalis dengan tetap memaksimalkan produktivitas.
1. Minimalkan barang untuk memaksimalkan fungsinya

Langkah pertama, cobalah untuk meminimalisir barang-barang yang kamu miliki lebih dari satu. Apakah kamu memiliki pulpen yang belum terpakai? Atau, ada banyak sekali kaus kaki yang menumpuk di lemari pakaian?
Dalam buku Goodbye, Things on Minimalist Living disebutkan, memiliki barang dengan jumlah ganda berarti membutuhkan tempat khusus untuk penyimpanan. Artinya, akan ada lebih banyak barang. Biasanya, di situlah mulainya kekacauan di ruangan. Semakin banyak barang yang dimiliki, semakin sulit untuk tahu apa yang sebenarnya dimiliki. Itu artinya sulit mengidentifikasi barang yang kita punya jika jumlahnya terlalu banyak.
Selain itu, memiliki lebih dari satu barang akan mendorong kita untuk memiliki tempat penyimpanan ekstra. Misalnya, kamu jadi membutuhkan tempat pensil dengan ukuran besar ketika memiliki lebih dari 1 pulpen. Padahal, jika hanya memiliki 1 pulpen, kamu tak membutuhkan penyimpanan itu.
Jadi, Fumio menyarankan kalau kamu memiliki barang dengan jumlah lebih dari 1, pilihannya adalah membuang yang tidak disukai atau membuang yang paling jarang digunakan. Toh, kamu akan tetap bisa menulis dengan lebih sedikit pulpen. Kamu tak memerlukan semuanya sekaligus.
2. Pahami apa yang kamu butuhkan, bukan kamu inginkan

Kamu perlu belajar memahami apa yang kita butuhkan dan apa yang kita inginkan. Fumio menegaskan, kita hidup di tengah kelimpahan barang yang mudah dijangkau. Karena itu, kita perlu menghindari membeli banyak barang untuk menimbunnya.
Hindari tumpukan barang yang berlebih dengan bertanya pada diri sendiri, "Apakah ini benar-benar sesuatu yang dibutuhkan?" Ketika ragu jika barang itu dibutuhkan atau tidak, artinya kamu tak benar-benar membutuhkannya. Kamu hanya menginginkannya.
Jika benda itu hanya sesuatu yang diinginkan, akan muncul rasa tak nyaman. Ketidaknyamanan itulah tanda dari ketidakpuasan, keyakinan keliru bahwa masih ada sesuatu yang kurang dalam hidup padahal sebenarnya kamu telah memiliki segalanya.
Jadi, catat yang kamu butuhkan ketika ingin membeli sesuatu. Lalu sebelum membawanya pulang, pastikan tanpa memiliki barang itu, hidupmu akan terasa kesulitan dan produktivitasmu menurun. Jika kamu rasa hidupmu akan baik-baik saja tanpanya, artinya kamu hanya 'ingin', tak benar-benar 'butuh'.
3. Buang jauh-jauh pemikiran "suatu saat nanti"

Menumpuk barang artinya kamu memiliki pemikiran semacam, "Mungkin suatu hari nanti akan dibutuhkan". Tapi, cobalah pikirkan ulang, untuk apa barang-barang itu? Misalnya, kamu menyimpan botol minum rusak yang sudah tidak dipakai dengan harapan suatu saat nanti mungkin akan dibutuhkan. Tapi tanyakan lagi, sebenarnya untuk apa barang itu? Kamu bisa mendaur ulang daripada menimbunnya di kamar.
Penulis Fumio menyadarkan kita, pada dasarnya, itu semua tak benar-benar dibutuhkan, kan? Barang-barang semacam itu seperti kartu garansi. Kita selalu terdorong untuk menyimpannya karena khawatir suatu saat akan membutuhkannya. Padahal, kita sebenarnya sedang menumpuk benda itu.
Kita menahan diri untuk membuang buku pelajaran dari masa sekolah dengan harapan mungkin akan dimanfaatkan "suatu hari nanti". Namun, kita perlu menyadari bahwa kemungkinan besar itu tidak akan pernah datang.
Fumio memberi saran, lepaskan pikiran tentang "suatu hari nanti". Benda-benda yang tidak dibutuhkan sekarang, kemungkinan besar juga tidak dibutuhkan di masa depan. Kita cenderung memerlukan barang yang itu-itu saja.
Itulah tips melepaskan barang yang tak lagi dibutuhkan tanpa penyesalan. Apakah kamu berani menantang dirimu sendiri?


















