5 Tips Merawat Ulekan Batu Biar Awet dan Gak Cepat Retak

- Merawat ulekan batu sebelum pemakaian pertama dengan merendam dan membersihkannya
- Jangan mencuci ulekan batu dengan sabun, cukup gunakan air hangat dan sikat kasar
- Hindari perubahan suhu ekstrem, simpan di tempat kering, hindari benturan keras, dan jatuh untuk menjaga keawetan ulekan batu
Ulekan batu adalah alat dapur tradisional yang masih jadi andalan banyak orang untuk mengolah bumbu. Rasanya, sambal yang diulek manual pakai ulekan batu punya cita rasa khas yang gak tergantikan blender atau food processor. Namun, sayangnya, alat ini sering kali cepat rusak atau retak jika gak dirawat dengan benar. Padahal, dengan perawatan yang tepat, ulekan batu bisa bertahan bertahun-tahun, bahkan bisa diwariskan ke generasi berikutnya!
Banyak orang gak sadar bahwa ulekan batu punya karakter unik yang berbeda dari peralatan dapur lainnya. Ia terbuat dari batu alam yang keras, tapi tetap bisa menyerap air dan rapuh jika sering kena benturan. Nah, supaya ulekan batu kesayangan kamu gak cepat rusak, yuk simak lima tips merawatnya berikut ini. Cara-cara ini sering dilupakan, tapi sebenarnya sangat sederhana dan efektif!
1. Rendam dan bersihkan sebelum pemakaian pertama

Banyak orang langsung pakai ulekan baru tanpa membersihkannya terlebih dahulu. Padahal, ulekan batu biasanya masih menyimpan sisa-sisa serpihan batu halus dari proses pembuatannya. Jika langsung digunakan, serpihan ini bisa ikut tercampur ke dalam sambal atau bumbu dan membahayakan kesehatan. Oleh karena itu, penting banget untuk merendam ulekan batu selama beberapa jam sebelum pertama kali digunakan.
Setelah direndam, gosok permukaannya menggunakan beras atau garam kasar sambil dibilas berulang kali. Tujuannya adalah untuk mengikis serpihan batu yang longgar dan membuka pori-pori permukaan ulekan agar gak terlalu kasar saat digunakan. Proses ini juga membuat permukaan ulekan lebih rata dan aman untuk makanan. Jangan buru-buru, karena langkah awal ini bisa menentukan umur pemakaian ulekan kamu!
2. Jangan cuci pakai sabun, cukup air hangat dan sikat

Kesalahan umum saat membersihkan ulekan batu adalah mencucinya dengan sabun. Banyak orang berpikir semua alat dapur harus bersih dari minyak dengan sabun, padahal untuk ulekan batu justru sebaliknya. Sabun bisa meresap ke pori-pori batu dan meninggalkan aroma atau rasa yang bisa terbawa ke bumbu saat diulek. Akibatnya, sambal kamu bisa terasa aneh atau bahkan pahit.
Cukup gunakan air hangat dan sikat kasar untuk membersihkan permukaan ulekan setelah digunakan. Kalau ada sisa bumbu yang menempel, kamu bisa merendam ulekan sebentar lalu sikat kembali hingga bersih. Pastikan kamu menjemurnya sampai benar-benar kering sebelum disimpan. Dengan begitu, ulekan gak berbau, gak lembap, dan gak mudah ditumbuhi jamur.
3. Hindari perubahan suhu ekstrem

Meskipun terbuat dari batu yang terlihat kuat, ulekan sangat sensitif terhadap perubahan suhu yang drastis. Misalnya, kamu baru selesai menggunakan ulekan dengan bahan panas, lalu langsung mencucinya dengan air dingin. Hal ini bisa menyebabkan retakan halus pada permukaannya karena batu mengalami 'kejutan suhu' (thermal shock). Jika dibiarkan terus-menerus, retakan kecil ini bisa menjadi besar dan membuat ulekan pecah.
Untuk mencegahnya, biarkan ulekan dingin secara alami terlebih dahulu sebelum dicuci. Setelah itu, gunakan air bersuhu ruang atau hangat, bukan air dingin dari kulkas atau dispenser. Cara ini membantu menjaga struktur batu tetap stabil dan gak rapuh. Ingat, perlakuan lembut akan membuat ulekan lebih tahan lama!
4. Simpan di tempat kering dan gak lembap

Banyak orang menyimpan ulekan batu di dekat wastafel atau bahkan di luar rumah supaya gampang dijangkau. Padahal, tempat yang lembap bisa membuat permukaan batu jadi mudah ditumbuhi lumut atau jamur. Ulekan yang terlalu sering terkena kelembapan juga bisa menjadi rapuh dan akhirnya retak. Untuk menjaga daya tahannya, pastikan kamu menyimpan ulekan di tempat yang kering dan berventilasi baik.
Setelah dicuci, jangan langsung ditaruh di laci atau rak dapur yang tertutup. Jemur terlebih dahulu di bawah sinar matahari atau angin-anginkan hingga benar-benar kering. Jika kamu menyimpannya dalam kondisi masih basah, risiko tumbuhnya jamur dan bau apek sangat tinggi. Jadi, perlakukan ulekan batu seperti barang berharga, bukan sekadar alat dapur biasa.
5. Hindari benturan keras dan jatuh

Karena bentuknya berat dan kokoh, banyak orang mengira ulekan batu gak akan rusak meski terjatuh. Namun, kenyataannya, benturan keras bisa menyebabkan retakan, bahkan patah pada bagian bawah atau pinggir ulekan. Oleh karena itu, hindari menyimpan ulekan di tempat tinggi atau di pinggir meja yang mudah tersenggol. Jatuh satu kali saja bisa cukup untuk membuatnya gak bisa digunakan lagi.
Saat mencuci atau memindahkan ulekan, pegang dengan kedua tangan dan hati-hati agar gak terbentur permukaan keras. Jangan pula gunakan ulekan untuk menumbuk bahan yang terlalu keras seperti es batu, karena ini bisa membuat permukaannya retak. Rawatlah dengan perlakuan lembut agar alat tradisional ini tetap kuat dan fungsional dalam waktu lama. Sekali rusak, sulit untuk memperbaikinya seperti semula.
Ulekan batu bukan hanya sekadar alat dapur, tapi juga bagian dari warisan kuliner Nusantara. Banyak resep tradisional yang gak bisa tergantikan rasanya tanpa alat ini. Maka dari itu, penting banget untuk merawatnya dengan penuh perhatian agar bisa terus digunakan bahkan hingga anak-cucu. Jangan anggap sepele perawatan sederhana ini, karena hasilnya sangat terasa dalam jangka panjang.
Dengan mengikuti lima tips di atas, kamu gak cuma menjaga fungsionalitas ulekan batu, tapi juga menjaga rasa masakan tetap autentik. Yuk, biasakan merawat alat dapur dengan benar mulai sekarang. Bukan cuma ulekan yang awet, kamu juga akan lebih hemat karena gak perlu sering-sering beli baru. Siapa tahu, nanti ulekanmu jadi cerita nostalgia yang dikenang anak-anakmu kelak.