Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Penyebab Mahasiswa Semester Akhir Gagal Berhemat, Bikin Boncos!

ilustrasi uang (pexels.com/Kaboompics.com)

Sebagai mahasiswa, khususnya anak kos, tentunya kita belajar untuk hidup mandiri dan berhemat. Namun, memasuki semester akhir, seringkali mahasiswa merasa kesulitan untuk hidup hemat. Alhasil, uang bulanan pun menjadi semakin cepat habis.

Apakah kamu pernah atau sedang mengalami hal ini? Jika iya, poin di bawah ini mungkin menjadi penyebabnya. Yuk, perhatikan baik-baik!

1. Pengeluaran berlebih untuk print dan fotokopi skripsi

ilustrasi sedang memfotokopi (pexels.com/cottonbro studio)

Mahasiswa semester akhir seringkali mencetak draf skripsi untuk ditunjukkan kepada dosen pembimbing saat bimbingan. Tentunya bagi mahasiswa yang mencetak skripsi di tukang fotokopi, perlu mengeluarkan biaya. Semakin sering skripsi direvisi, semakin sering juga skripsi dicetak. Oleh karena itu, semakin besar pula uang yang harus dikeluarkan untuk mencetak draf skripsi tersebut.

Untuk meminimalisir pengeluaran biaya print skripsi, sebaiknya kamu usahakan untuk mengerjakan skripsi dengan sungguh-sungguh agar tidak sering revisi dan mencetak skripsi. Solusi lainnya yaitu kamu cukup tunjukkan soft file skripsimu yang telah kamu revisi ke dosen pembimbing pada saat bimbingan berlangsung, sehingga kamu tidak perlu mencetaknya. Namun, perlu kamu ketahui bahwa tidak semua dosen menerima soft file draf skripsi mahasiswanya. Ada juga yang tetap bersikukuh untuk ditunjukkan versi cetaknya. Oleh karena itu, kamu perlu mengenali karakteristik dosen pembimbingmu dan juga aturan dari kampus.

Selain mencetak draf skripsi, biasanya mahasiswa juga mencetak dan memfotokopi berkas untuk persyaratan sidang, yudisium maupun wisuda. Setelah skripsi di-acc pun mahasiswa perlu mengeluarkan biaya lagi untuk mencetak skripsi dalam bentuk hard cover maupun buku sesuai ketentuan dari kampus. Hal inilah yang membuat pengeluaran untuk mencetak dan memfotokopi semakin bertambah.

2. Terlalu sering nongkrong di kafe

ilustrasi nongkrong di kafe (pexels.com/Helena Lopes)

Kafe memang menjadi tempat nongkrong anak muda zaman sekarang, termasuk mahasiswa semester akhir yang sedang mengerjakan skripsi. Kafe dipilih karena tempatnya yang nyaman dan estetik dengan fasilitas memadai lainnya seperti tersedianya wifi gratis. Terlebih lagi, kafe rata-rata buka hingga larut malam dan menyajikan menu-menu yang sangat beragam dan lezat, khususnya berbagai macam kopi yang dapat menemani mahasiswa mengerjakan tugas akhirnya.

Sebenarnya tidak ada yang salah jika mahasiswa mengunjungi kafe untuk mengerjakan skripsi atau sekadar nongkrong. Namun, akan menjadi masalah jika mahasiswa tersebut memiliki bujet yang pas-pasan tetapi terlalu sering ke kafe. Ini nih, yang bikin keuangan menjadi semakin menipis.

3. Self reward berlebihan

ilustrasi berbelanja (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Self reward adalah hadiah, penghargaan, atau apresiasi untuk diri sendiri setelah melakukan pencapaian tertentu. Mahasiswa semester akhir pun seringkali melakukan self reward setelah menyelesaikan target skripsinya. Self reward bisa berupa membeli makanan yang disukai, berbelanja barang yang diinginkan, menonton film di bioskop, traveling, dan lain-lain. Self reward perlu mengeluarkan biaya. Apabila dilakukan secara berlebihan, tentu self reward ini akan merugikanmu dari segi keuangan.

Untuk mengatasi hal tersebut, kamu bisa melakukan self reward secukupnya dan sesuaikan dengan kondisi keuanganmu saja. Misalkan cukup membeli makanan yang tidak terlalu mahal, traveling ke tempat-tempat yang murah dan tidak terlalu jauh, berbelanja barang sesuai bujet, dan lain-lain. Kamu juga bisa pilih bentuk self reward lainnya yang murah meriah bahkan gratis seperti istirahat di rumah atau quality time bersama teman dan keluarga. Pokoknya sesuaikan saja dengan bujet yang kamu miliki, jangan berlebihan supaya kamu tidak kehabisan uang.

4. Keseringan pesan makanan online

ilustrasi memesan makanan online (pexels.com/Norma Mortenson)

Mahasiswa semester akhir, khususnya yang tinggal di kos, terkadang malas masak karena cenderung sibuk dan fokus pada pengerjaan skripsi. Supaya lebih praktis, mahasiswa memilih untuk membeli makanan secara online. Secara umum, meskipun praktis dan efektif, membeli makanan secara online memerlukan biaya yang sedikit lebih mahal dibandingkan dengan membelinya secara langsung. Jika kamu membeli makanan secara online, usahakan jangan terlalu sering karena hal ini dapat membuat pengeluaran biaya untuk makanmu menjadi lebih banyak.

Untuk mengatasinya, kamu bisa membeli makanan secara langsung di warung nasi atau tempat makan yang lokasinya tidak terlalu jauh dari kosmu. Lebih baik lagi jika tempat makan tersebut bisa ditempuh dengan berjalan kaki, sehingga dapat menghemat bensin dan ongkos juga. Selain itu, kamu cukup membeli sayur dan lauk di warung nasi yang murah, tetapi nasinya kamu masak sendiri. Cara lainnya jika kamu tetap ingin membeli makanan secara online, belilah makanan yang sedang promo atau membeli paket makanan dan minuman supaya harganya lebih murah.

5. Membeli perlengkapan sidang skripsi dan persiapan wisuda dengan bujet mahal

ilustrasi merayakan wisuda (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Setiap mahasiswa ingin membuat momen sidang skripsi dan wisuda menjadi momen yang spesial karena merupakan suatu pencapaian yang diraih setelah melewati masa-masa mengerjakan skripsi. Oleh karena itu, untuk perlengkapan sidang skripsi, selain mereka membeli pakaian hitam-putih untuk dipakai saat sidang, mereka juga membeli selempang dan atribut lainnya sebagai kenang-kenangan. Kemudian saat wisuda, para mahasiswa juga membeli pakaian untuk dikenakan saat wisuda seperti kebaya atau jas, menyewa fotografer, hingga menyewa MUA. Sebagian lagi mungkin ada juga yang menyewa jasa hair stylish. Itu semua tentunya memerlukan biaya yang tidak sedikit. Jika tidak diperhitungkan dengan baik, tentu membuat pengeluaran menjadi boncos. 

Sebenarnya tidak mengapa jika ingin melakukan hal itu semua, karena memang hal tersebut dapat menjadi kenang-kenangan. Terlebih lagi sidang skripsi dan wisuda merupakan momen yang istimewa dalam hidupmu. Namun, perlu perhatikan juga bujet yang kamu miliki. Jangan sampai hal-hal tersebut membuatmu menangis karena uangmu habis. Solusinya, tetap sesuaikan pengeluaran dengan bujetmu. Jika kamu mampu untuk membeli dan menyewa perlengkapan sidang skripsi dan wisuda dengan bujet yang mahal, maka lakukanlah. Jika kamu hanya punya bujet yang pas-pasan, kamu tidak perlu memaksakan diri untuk membeli dan menyewa hal tersebut dengan harga yang mahal, cukup dengan harga murah yang sesuai bujetmu saja.

Kelima hal di atas bisa menjadi penyebab gagalnya mahasiswa semester akhir dalam menghemat keuangan. Tidak masalah jika kamu ingin nongkrong di kafe, bersenang-senang, dan membeli perlengkapan untuk wisuda. Akan tetapi, tetap perhatikan dan kelola keuanganmu dengan baik agar tidak boncos. Selain itu, kamu juga bisa menambah penghasilan supaya tidak kekurangan uang dan kebutuhanmu tetap bisa terpenuhi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fida Nabila Noor Hasanah
EditorFida Nabila Noor Hasanah
Follow Us