Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Dasar Pembuatan Karya Tulis Ilmiah yang Wajib Kamu Tahu, Pahami

ilustrasi seorang penulis (freepik.com/freepik)

Pernah gak sih, kamu merasa karya tulis ilmiah itu sesuatu yang ribet banget? Mulai dari aturan penulisan, tata bahasa yang formal, sampai referensi yang harus rapi, rasanya seperti menghadapi monster berkepala banyak. 

Padahal, kalau kamu mengerti dasarnya, membuat karya tulis ilmiah gak semenyeramkan itu, kok. Yuk, kita bahas tujuh hal dasar tentang pembuatan karya tulis ilmiah yang harus kamu tahu. Semoga membantu kamu, terutama yang baru mulai, supaya gak bingung lagi.

1. Pahami tujuan karya tulis ilmiah

ilustrasi menulis karya ilmiah (pexels.com/Zen Chung)

Hal pertama yang harus kamu tahu adalah kenapa karya tulis ilmiah itu penting? Tujuannya bukan cuma buat memenuhi tugas akhir atau dapat nilai bagus. Karya tulis ilmiah itu sebenarnya adalah cara untuk menyampaikan ide atau hasil penelitian kamu dengan cara yang bisa dimengerti dan dipercaya oleh banyak orang.  

Contohnya, kalau kamu menemukan metode belajar baru yang efektif, kamu bisa menyebarkan manfaatnya lewat karya tulis ilmiah. Jadi, jangan cuma fokus pada teknisnya aja, pahami bahwa kamu sedang berkontribusi pada ilmu pengetahuan.

2. Kenali jenis-jenis karya tulis ilmiah

ilustrasi menulis dengan bangga (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Karya tulis ilmiah itu gak cuma skripsi, lho! Ada berbagai jenis yang bisa kamu buat, tergantung kebutuhan dan tujuannya. Berikut ini beberapa contohnya. Pertama, makalah. Biasanya untuk tugas kuliah, isinya membahas suatu topik berdasarkan literatur yang sudah ada. Selanjutnya ada artikel ilmiah. Biasanya pendek, langsung ke inti, dan sering dipublikasikan di jurnal.  

Selanjutnya juga ada Skripsi/Tesis/Disertasi. Ini adalah penelitian mendalam yang dilakukan untuk mendapatkan gelar akademik. Kemudian juga ada paper konferensin. Biasanya dipresentasikan di acara akademik, isinya singkat tapi padat. Intinya, pahami dulu jenis karya tulis yang diminta, supaya kamu gak bekerja dua kali karena salah format.

3. Mulai dari masalah atau pertanyaan penelitian

ilustrasi menulis karya ilmiah (pexels.com/Zen Chung)

Setiap karya tulis ilmiah berawal dari masalah atau pertanyaan. Gak ada masalah? Ya gak ada karya ilmiah. Jangan buru-buru menulis kalau kamu belum tahu apa yang mau kamu jawab.  

Misalnya, kamu ingin tahu ‘Apakah belajar sambil mendengarkan musik itu efektif?’ Nah, dari pertanyaan ini, kamu bisa mulai merancang penelitian. Jangan takut memulai dari masalah kecil, yang penting bisa dijawab secara ilmiah.

4. Literatur itu fondasi penting

ilustrasi menulis dan bekerja (pexels.com/Judit Peter)

Sebelum mulai menulis, kamu perlu melakukan review literatur. Ini semacam pemanasan di mana kamu membaca karya-karya sebelumnya yang relevan dengan topikmu. Kenapa penting? Karena literatur membantumu memahami apa yang sudah orang lain temukan, menentukan dimana posisi penelitianmu. Serta menghindari duplikasi penelitian.  

Tipsnya, jangan cuma membaca, catat juga poin-poin pentingnya. Nanti kamu butuh ini buat daftar pustaka dan landasan teori. Gunakan alat seperti Mendeley atau Zotero untuk mengorganisasi referensi. Biar gak ribet pas bikin daftar pustaka.

5. Struktur yang jelas adalah segalanya

ilustrasi mengetik di mesin ketik (pexels.com/Ron Lach)

Karya tulis ilmiah punya struktur yang khas dan ini gak bisa diabaikan. Struktur ini membantu pembaca untuk memahami apa yang kamu tulis dengan lebih mudah. Biasanya, strukturnya terdiri dari pendahuluan, landasan teori, metode, hasil dan pembahasan, serta kesimpulan.  

Ikuti struktur ini sebagai panduan, tapi jangan terlalu kaku. Beberapa jenis karya tulis mungkin punya format yang berbeda. Selalu cek panduan penulisan dari universitas atau jurnal tempat kamu ingin mempublikasikan karya tulismu.

6. Hati-hati dengan bahasa dan gaya penulisan

ilustrasi menulis dengan pulpen (pexels.com/picjumbo.com)

Berbeda dengan menulis blog atau cerita pendek, karya tulis ilmiah harus menggunakan bahasa yang formal dan baku. Tapi, bukan berarti harus kaku atau bikin pusing pembaca. Bahasa ilmiah yang baik itu jelas, padat, dan gak bertele-tele.  

Sebaiknya hindari penggunaan kata-kata emosional atau opini pribadi, misalnya ‘menurut saya’ atau ‘saya yakin sekali’. Gunakan kalimat aktif sebanyak mungkin, karena lebih jelas dan mudah dipahami. Kalau bingung soal tata bahasa, manfaatkan aplikasi seperti Grammarly atau PUEBI Online.  

7. Referensi adalah raja

ilustrasi menulis di laptop (pexels.com/Vlada Karpovich)

Ini nih, bagian yang sering bikin mahasiswa pusing referensi. Dalam karya tulis ilmiah, semua data, fakta, atau teori yang kamu ambil dari sumber lain harus dirujuk. Kalau gak, itu bisa dianggap plagiat.  

Selain itu, referensi juga menunjukkan bahwa karya tulismu didasarkan pada penelitian yang kredibel. Jadi, gunakan sumber yang terpercaya, seperti jurnal ilmiah, buku akademik, atau laporan resmi. Jangan asal ambil dari blog atau Wikipedia. Ikuti format penulisan referensi yang diminta, apakah itu APA, MLA, atau lainnya. Gunakan aplikasi untuk mempermudah.  

Membuat karya tulis ilmiah mungkin terdengar menakutkan, tapi sebenarnya, kunci utamanya adalah memahami dasarnya. Dengan tujuan yang jelas, struktur yang rapi, dan referensi yang kuat, kamu bisa menghasilkan karya tulis yang gak cuma bagus, tapi juga bermanfaat bagi banyak orang.  

Jadi, mulai sekarang, coba deh ubah cara pandangmu. Anggap aja menulis karya ilmiah itu seperti menyusun puzzle besar. Mungkin butuh waktu dan usaha, tapi hasil akhirnya pasti memuaskan. Selamat mencoba dan semoga sukses!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Desy Damayanti
EditorDesy Damayanti
Follow Us