Hari Aksara Internasional diperingati setiap 8 September. Peringatan ini memiliki tujuan untuk meningkatkan pentingnya literasi masyarakat.
Peringatan ini terus diadakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar melek huruf, sehingga dapat memajukan agenda literasi untuk mewujudkan kualitas hidup yang lebih baik. Berikut ini sejarah Hari Aksara Internasional.
Peringatan Hari Aksara Internasional atau Hari Melek Huruf Internasional diadakan sejak adanya konferesi pemberantasan buta huruf di Teheran, Iran, pada 8-19 September 1965.
Konferensi tersebut diadakan untuk mengajak masyarakat peduli terhadap penuntasan buta aksara dan memajukan agenda keaksaraan tingkat nasional hingga global. Peringatan Hari Aksara Internasional pertama kali diadakan pada tahun 1966.
UNESCO, mencatat bahwa sebanyak 773 juta orang dewasa di seluruh dunia saat ini mengalami kekurangan keterampilan literasi dan keaksaraaan. Literasi ini terdiri dari baca tulis, numerasi, finansial, digital, dan masih banyak lainnya.
Masalah literasi juga masih banyak ditemukan di Indonesia, lho. Berdasarkan survei Sosial Ekonomi Nasional BPS 2018, jumlah penduduk buta aksara di Indonesia berada di angka 1,93 persen dari total populasi penduduk Tanah Air.
Literasi dan keaksaraan merupakan kemampuan menulis dan membaca yang digunakan dengan tujuan tertentu. Sumber literasi ini dapat berupa buku cetak, jurnal, e-book, dan masih banyak yang lainnya. Berikut ini tujuan literasi:
Ada banyak kegiatan yang bisa kamu ikuti saat Hari Aksara Internasional. Dalam peringatan ini, biasa diadakan proses pengajaran literasi, seminar, aneka lomba, dan debat.
Kegiatan ini diikuti oleh berbagai kalangan, tergantung dari penyelenggara acara tersebut. Hari Aksara Internasional juga dapat diperingati dengan membahas isu-isu yang sedang hangat diperbincangkan dalam sebuah diskusi.
Itu dia penjelasan lengkap mengenai sejarah 8 September sebagai Hari Aksara Internasional. Sebuah momen untuk mengingatkan publik akan pentingnya literasi dan juga menuntaskan buta aksara.