Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

9 Peribahasa dengan Kata 'Mata', Tahu Arti Jadi Mata Telinga?

ilustrasi melihat dengan mata (pexels.com/Jenna Hamra)
ilustrasi melihat dengan mata (pexels.com/Jenna Hamra)

Mata merupakan organ yang penting bagi manusia untuk melihat. Tapi, tahukah kamu bahwa kata 'mata' sering digunakan sebagai analogi dalam peribahasa?

Sayangnya, peribahasa-peribahasa tersebut jarang diketahui, bahkan jarang digunakan. Berikut peribahasa dengan kata mata beserta maknanya. Simak baik-baik, ya!

1. Pertama, peribahasa "biar putih tulang, jangan putih mata" bermakna 'lebih baik mati daripada mendapat malu'

ilustrasi menutupi wajah karena malu (pixabay.com/albertoadan)
ilustrasi menutupi wajah karena malu (pixabay.com/albertoadan)

2. Kedua, peribahasa "buah hati cahaya mata" yang menggambarkan tentang anak yang sangat disayang

ilustrasi orang tua menyayangi anak (unsplash.com/Joice Kelly)
ilustrasi orang tua menyayangi anak (unsplash.com/Joice Kelly)

3. Ketiga, ada peribahasa "hilang di mata di hati jangan" yang berarti 'biarpun telah jauh pergi, jangan melupakan orang yang ditinggalkan'

ilustrasi mengingat kenangan lewat album foto (pexels.com/Mikhail Nilov)
ilustrasi mengingat kenangan lewat album foto (pexels.com/Mikhail Nilov)

4. Selanjutnya, peribahasa "jadi mata telinga" yang bermakna 'seseorang yang yang menjadi harapan atau kepercayaan, yang selalu memberi pertolongan'. Ternyata maknanya sama dengan "jadi kaki tangan"

ilustrasi berjabat tangan sebagai tanda kepercayaan (unsplash.com/ Sebastian Herrmann)
ilustrasi berjabat tangan sebagai tanda kepercayaan (unsplash.com/ Sebastian Herrmann)

5. Orang yang menurutkan hawa nafsunya akhirnya binasa merupakan makna dari peribahasa "karena mata buta, karena hati mati"

ilustrasi mata buta (pexels.com/Pedro Dias)
ilustrasi mata buta (pexels.com/Pedro Dias)

6. "Mata memandang apa hendak sakit, bahu memikul timpa perasaan. Peribahasa tersebut bermakna 'berapa susah orang melihat penderitaan yang ditanggung oleh orang lain, terlebih susah jua orang yang menanggungnya'

ilustrasi menderita karena tertekan (pixabay.com/Fotorech)
ilustrasi menderita karena tertekan (pixabay.com/Fotorech)

7. Peribahasa "mata tertidur, bantal terjaga" memiliki makna 'seorang istri yang berlaku serong ketika suaminya sangat percaya akan kelurusannya'

ilustrasi suami dikecewakan istri (pixabay.com/hamedmehrnik)
ilustrasi suami dikecewakan istri (pixabay.com/hamedmehrnik)

8. Peribahasa selanjutnya "silap mata pecah kepala" mengajarkan untuk hati-hati dalam bertindak. Peribahasa tersebut berarti 'kalau kurang waspada dalam pekerjaanya akhirnya akan binasa'

ilustrasi berhati-hati saat bekerja (pexels.com/Ketut Subiyanto)
ilustrasi berhati-hati saat bekerja (pexels.com/Ketut Subiyanto)

9. Sembilan, "sudah di depan mata" berarti 'sudah dekat (hampir datang)'. Tidak perlu menunggu lama, nih

ilustrasi menunggu (unsplash.com/ Anthony Tran)
ilustrasi menunggu (unsplash.com/ Anthony Tran)

10. Terakhir, ada peribahasa "tentang mata dengan mata (antara empat mata)" yang memiliki makna 'berhadap-hadapan dua orang saja'

ilustrasi berbicara berhadap-hadapan (pexels.com/Edmond Dantès)
ilustrasi berbicara berhadap-hadapan (pexels.com/Edmond Dantès)

Sepuluh peribahasa yang memanfaatkan kata 'mata' sebagai analoginya tadi punya makna dalam. Beberapa peribahasa mungkin terdengar familier. Akan tetapi, beberapa di antaranya bisa saja terdengar sangat asing. Kalau kamu, pernah mendengar peribahasa yang mana saja?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Cahya T.
EditorCahya T.
Follow Us