9 Peribahasa dengan Kata 'Mata', Tahu Arti Jadi Mata Telinga?

Mata merupakan organ yang penting bagi manusia untuk melihat. Tapi, tahukah kamu bahwa kata 'mata' sering digunakan sebagai analogi dalam peribahasa?
Sayangnya, peribahasa-peribahasa tersebut jarang diketahui, bahkan jarang digunakan. Berikut peribahasa dengan kata mata beserta maknanya. Simak baik-baik, ya!
1. Pertama, peribahasa "biar putih tulang, jangan putih mata" bermakna 'lebih baik mati daripada mendapat malu'

2. Kedua, peribahasa "buah hati cahaya mata" yang menggambarkan tentang anak yang sangat disayang

3. Ketiga, ada peribahasa "hilang di mata di hati jangan" yang berarti 'biarpun telah jauh pergi, jangan melupakan orang yang ditinggalkan'

4. Selanjutnya, peribahasa "jadi mata telinga" yang bermakna 'seseorang yang yang menjadi harapan atau kepercayaan, yang selalu memberi pertolongan'. Ternyata maknanya sama dengan "jadi kaki tangan"

5. Orang yang menurutkan hawa nafsunya akhirnya binasa merupakan makna dari peribahasa "karena mata buta, karena hati mati"

6. "Mata memandang apa hendak sakit, bahu memikul timpa perasaan. Peribahasa tersebut bermakna 'berapa susah orang melihat penderitaan yang ditanggung oleh orang lain, terlebih susah jua orang yang menanggungnya'

7. Peribahasa "mata tertidur, bantal terjaga" memiliki makna 'seorang istri yang berlaku serong ketika suaminya sangat percaya akan kelurusannya'

8. Peribahasa selanjutnya "silap mata pecah kepala" mengajarkan untuk hati-hati dalam bertindak. Peribahasa tersebut berarti 'kalau kurang waspada dalam pekerjaanya akhirnya akan binasa'

9. Sembilan, "sudah di depan mata" berarti 'sudah dekat (hampir datang)'. Tidak perlu menunggu lama, nih

10. Terakhir, ada peribahasa "tentang mata dengan mata (antara empat mata)" yang memiliki makna 'berhadap-hadapan dua orang saja'

Sepuluh peribahasa yang memanfaatkan kata 'mata' sebagai analoginya tadi punya makna dalam. Beberapa peribahasa mungkin terdengar familier. Akan tetapi, beberapa di antaranya bisa saja terdengar sangat asing. Kalau kamu, pernah mendengar peribahasa yang mana saja?
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.