Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

9 Tanda Gagal Beradaptasi sebagai Mahasiswa Baru, Psikosomatik!

ilustrasi melempar kertas (pexels.com/Yaroslav Shuraev)
ilustrasi melempar kertas (pexels.com/Yaroslav Shuraev)

Apa yang terjadi jika kamu gagal beradaptasi di suatu lingkungan atau kegiatan? Tentu dirimu merasa sangat tidak nyaman, tertolak sekaligus menolak hal-hal di sekitarmu, lalu akhirnya gak bisa menunjukkan performa terbaikmu. Ini terjadi di berbagai hal, tak terkecuali saat kamu berstatus mahasiswa baru.

Memang masa adaptasimu sebagai mahasiswa akan berlangsung terus-menerus. Namun, proses adaptasi terbesar mestinya hanya berlangsung di awal masa kuliah. Kalau seiring waktu yang berjalan dirimu gak kunjung merasa nyaman dengan kehidupan di kampus maupun kos-kosan, jangan-jangan kamu termasuk gagal beradaptasi. Cek selengkapnya dari sembilan tanda ini.

1. Masa pengenalan kampus telah usai, merasa belum punya teman

ilustrasi mahasiswa (pexels.com/Pixabay)
ilustrasi mahasiswa (pexels.com/Pixabay)

Di hampir semua kampus biasanya ada masa pengenalan untuk mahasiswa baru. Nama kegiatannya mungkin berbeda-beda, tetapi intinya menyambut mahasiswa baru serta memberikan gambaran tentang pendidikan yang akan kamu lalui. Juga mengakrabkan mahasiswa baru dengan beberapa dosen serta kakak tingkat.

Lamanya masa orientasi juga berlainan antarkampus. Namun kegiatannya berlangsung intensif dari pagi sampai sore bahkan malam selama beberapa hari. Maka seharusnya dengan mudah dirimu membentuk pertemanan dengan mahasiswa satu angkatan.

Bahkan dengan kakak tingkat yang mendampingi mahasiswa baru. Apabila sampai masa orientasi habis kemudian perkuliahan dimulai kamu merasa gak memiliki kawan berarti proses adaptasimu tak berjalan dengan baik. Dirimu merasa kesepian di tengah begitu banyak orang.

2. Masih sering menangis di kos-kosan

ilustrasi mahasiswa (pexels.com/Karolina Grabowska)
ilustrasi mahasiswa (pexels.com/Karolina Grabowska)

Kesulitanmu tampaknya tidak hanya terjadi di lingkungan kampus. Di kos-kosan pun dirimu hampir setiap hari menangis. Kalaupun dirimu lagi gak nangis, bukan berarti suasana hatimu positif. Kamu merasa sedih dan galau terus.

Ada banyak hal yang dipikirkan sampai amat memengaruhi perasaan. Mungkin kamu kangen berat pada keluarga di kampung halaman, takut dengan hari esok serta seterusnya, merasa dunia kampus gak cocok untukmu, dan sebagainya. Pertama kali dirimu menjadi anak kos memang tidak mudah.

Tapi mestinya kamu cuma menangis di bulan pertama tinggal jauh dari orangtua. Seiring dengan kamu mengenal teman sesama mahasiswa yang indekos di situ, seharusnya perasaanmu membaik. Ada banyak kawan yang senasib dan kudu memperjuangkan masa depan di perantauan.

3. Kewalahan dengan tugas kuliah meski berkelompok

ilustrasi mahasiswa (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi mahasiswa (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Di dalam tugas kelompok, setiap anggota memang masih mendapatkan bagian masing-masing. Kamu juga harus bertanggung jawab dengan porsi tugasmu. Akan tetapi, pengerjaannya yang secara berkelompok sebetulnya amat meringankan tingkat stres dan kesulitan yang dialami. Kalian dapat membagi tugas sesuai dengan kesanggupan masing-masing.

Apabila dirimu mengalami kendala dalam menggarap jatah tugasmu, kamu pun bisa berdiskusi dengan anggota kelompok. Tapi semua ini gak terjadi kalau adaptasimu sebagai mahasiswa baru tak berjalan mulus. Tugas kelompok saja membuatmu kewalahan apalagi tugas-tugas individual. Semuanya berantakan dan tidak dapat diselesaikan dengan baik ketika kawan-kawan sekelas tak mengalami masalah berarti.

4. Gak bisa menyerap materi kuliah

ilustrasi mahasiswa (pexels.com/Karolina Grabowska)
ilustrasi mahasiswa (pexels.com/Karolina Grabowska)

Kamu juga kesulitan memahami materi baik yang ada dalam buku maupun disampaikan oleh dosen di kelas. Padahal, dirimu tidak memiliki masalah serupa ketika bersekolah. Kesulitan ini pun gak cuma terjadi pada mata kuliah tertentu, melainkan hampir semuanya. Sekalipun mata kuliah di semester satu masih sangat ringan dan bisa dibaca sendiri.

Otomatis persoalan ini juga memengaruhi kemampuanmu dalam mengerjakan tugas-tugas serta ujian nanti. Dalam pergaulan, kepercayaan dirimu menurun karena gak mampu mengimbangi kecepatan mereka memahami materi. Kamu merasa tidak enak terus minta bantuan teman agar menjelaskan materi yang bagi mereka gampang.

5. Tak memiliki ketertarikan sedikit pun pada pengajar

ilustrasi suasana kelas (pexels.com/Andy Barbour)
ilustrasi suasana kelas (pexels.com/Andy Barbour)

Ketertarikan di sini bukan artinya kamu jatuh cinta pada dosen. Tapi paling gak seharusnya dirimu tertarik pada gaya mengajar, penampilan, kepandaian, atau motivasi yang diberikan beberapa pengajar. Bukan malah merasa malas pada mereka semua dan menjadi tidak punya semangat sedikit pun untuk masuk kelas.

Saat teman-temanmu tertawa oleh candaan dosen yang humoris, dirimu justru sebal. Ketika mereka larut dalam pengalaman yang diceritakan pengajar di sela-sela memberikan kuliah, kamu malah mencibir dan menggapnya tak penting. Pokoknya, semua pengajar dan apa pun yang mereka lakukan gagal menarik minatmu terhadap perkuliahan yang sedang berlangsung.

6. Semester 1 dipenuhi nilai C bahkan lebih buruk dari itu

ilustrasi melihat nilai (pexels.com/Polina Tankilevitch)
ilustrasi melihat nilai (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Nilai C pada mata kuliah memang gak membuatmu wajib mengulangnya. Akan tetapi, banyaknya nilai C dibandingkan B apalagi A merupakan tanda kamu mengalami kesulitan yang serius dalam mengikuti perkuliahan. Apabila proses adaptasimu baik, mestinya rata-rata nilaimu setidaknya B.

Padahal, ini baru semester 1 dengan mata kuliah yang relatif mudah. Masuk semester 2 dan seterusnya, mata kuliah bakal kian menantang. Kamu tidak bisa membiarkan permasalahan ini kalau tak mau ke depan nilai-nilaimu makin jatuh. Terlalu banyak mengulang mata kuliah itu gak keren dan malah buang-buang waktu serta biaya. Sebaiknya dirimu berkonsultasi dengan pembimbing akademik.

7. Psikosomatik terus-menerus

ilustrasi mahasiswa (pexels.com/Mikhail Nilov)
ilustrasi mahasiswa (pexels.com/Mikhail Nilov)

Psikosomatik cukup lumrah terjadi di situasi-situasi tertentu yang menegangkan. Misalnya, ketika kamu akan mengikuti ujian rasanya perut gampang mulas walaupun sudah menjaga asupan makanan dan minuman. Nanti setelah ujian selesai, keluhan pun ikut menghilang.

Tapi psikosomatikmu bertahan lebih lama. Bahkan kamu sampai lupa kapan bebas dari berbagai gejala sakit yang tidak juga terobati dengan minum obat. Atau, dokter malah telah mengatakan bahwa kemungkinan besar semua keluhan kesehatanmu cuma dipengaruhi oleh pikiran. Psikosomatik yang berkepanjangan mengganggu hari-harimu.

8. Merasa salah jurusan

ilustrasi mahasiswa (pexels.com/Thirdman)
ilustrasi mahasiswa (pexels.com/Thirdman)

Perasaanmu bisa saja tepat dan pindah jurusan adalah yang terbaik untukmu. Ini terjadi apabila dulu kamu asal-asalan dalam memilih jurusan kuliah. Mungkin saat itu fokusmu cuma yang terpenting diterima di sebuah kampus sehingga dirimu gak perlu menunggu kesempatan tahun depan.

Akibatnya, jurusan yang dipilih sangat berbeda dari minatmu. Kamu mencoba beradaptasi pun tetap gagal. Bila benar begini, pikirkan baik-baik jurusan yang paling cocok dengan kemampuan serta keinginanmu lalu berjuanglah. Jangan mengulang kesalahan dengan sembarangan pindah jurusan kemudian gagal beradaptasi lagi.

9. Situasi tidak membaik di semester 2

ilustrasi mahasiswa (pexels.com/Pixabay)
ilustrasi mahasiswa (pexels.com/Pixabay)

Kamu tidak dapat pindah jurusan di semester 1. Seleksi penerimaan mahasiswa baru mengikuti tahun ajaran baru. Maka bertahanlah dulu dengan kuliahmu yang sekarang dan lihat situasimu di semester 2. Apakah ada perbaikan dalam 8 poin di atas atau semuanya tetap sama bahkan memburuk?

Bila kamu tetap kesulitan dalam berteman serta mengikuti perkuliahan sampai pertengahan semester 2, segera bicarakan dengan kedua orangtua. Jika sebelum-sebelumnya dirimu cuma menceritakan berbagai kendala yang dialami, sekarang mesti lebih fokus pada solusinya. Kamu gak bisa melewati satu atau dua semester lagi yang akan terasa makin buruk.

Dari delapan tanda di atas, berapa yang kamu alami? Kalau kegagalanmu beradaptasi sebagai mahasiswa baru gak hanya terkait kehidupan di kampus melainkan juga kos-kosan, pertimbangkan opsi balik ke kampung halaman. Boleh jadi sumber masalahmu adalah gak siap menjadi anak rantau. Tidak usah merasa malu dan carilah jurusan serta kampus yang cocok untukmu di kota asal.

Bisa jadi kamu bakal lebih tenang dan termotivasi dengan berkuliah di dekat keluarga. Walaupun merantau banyak manfaatnya, andai dirimu ingin berkuliah serta bekerja di kota kelahiran juga tak buruk. Pikirkan dan bicarakan semua masalah yang dialami pada orangtua agar terpecahkan dengan baik. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us